Liputan6.com, Jakarta - Citibank NA Indonesia (Citibank Indonesia) mampu membukukan laba bersih Rp 1,4 triliun di semester I 2020. Dalam periode tersebut perusahaan juga telah meningkatkan cadangan kerugian kredit, yang mencerminkan penurunan outlook makro ekonomi sebagai dampak pandemi COVID-19.
Chief Executive Officer Citibank Indonesia Batara Sianturi mengatakan, di tengah ketidakpastian ekonomi, Citibank tetap memiliki tingkat kecukupan modal yang sangat baik dengan mencatatkan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebesar 26 persen. Di samping itu, selama semester I 2020, jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat sebesar 8,4 persen menjadi sebesar Rp 59 trilliun.
Citibank Indonesia tetap memiliki tingkat likuiditas yang sangat baik dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang relatif stabil di angka 78,5 persen serta Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) sebesar masing-masing 232 persen dan 132 persen.
Advertisement
Selain itu, Citibank juga terus menjaga kualitas kredit, dimana bank melaporkan NPL Gross dan Net masing- masing sebesar 2,5 persen dan 0,3 persen. “Di tengah situasi akibat pandemi ini, kami berkomitmen untuk terus menjaga tingkat likuiditas perusahaan," jelas dia dalam keterangan tertulis, Kamis (13/8/2020).
Batara melanjutkan, di lini Institutional Banking, Citibank Indonesia terus membantu nasabah dalam menavigasi volatilitas di pasar serta dipilih sebagai mitra yang stabil dalam lingkungan ekonomi seperti saat inii. Dalam Markets and Securities Services, perusahaan juga mendukung nasabah dengan memanfaatkan platform Citi Velocity dan kemampuan eksekusi secara elektronis.
"Dalam Treasury and Trade Solutions kami terus bekerja dengan klien kami untuk mempertahankan operasi mereka, mengelola rantai pasokan serta mengoptimalkan modal kerja dan likuiditas yang mereka miliki," kata dia.
Di Consumer Banking, Citibank dan Garuda Indonesia kembali memperkuat kerjasama dalam layanan Garuda Indonesia Citi Card (GICC), melalui penambahan manfaat serta fitur loyalty program dalam Garuda Indonesia Citi Card.
Di tengah keterbatasan mobilitas masyarakat saat ini, Citibank Indonesia juga turut mengkomunikasikan penggunaan kanal digital bagi para nasabah guna melakukan transaksi perbankan sehari-hari. Hal ini berkontribusi dalam pertumbuhan 76 persen dalam hal penggunaan Citi Mobile secara year- on-year hingga Juli 2020.
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Outlook
Citibank juga menggelar berbagai seminar Economic Outlook bagi para klien dan investor yang disampaikan oleh Citi Indonesia Chief Economist Helmi Arman. Dalam paparannya, Helmi menjelaskan bahwa normalisasi aktivitas ekonomi terus berlanjut di kuartal III.
Sementara itu resiko terjadinya penarikan arus modal portofolio seperti pada kuartal 1 sudah mengecil. Sektor perbankan pun diperkirakan tetap sehat dan siap untuk mendukung pemulihan ekonomi setelah gelombang restrukturisasi diselesaikan.
“Pemulihan ekonomi akan dimulai dengan normalisasi belanja ritel dan bersifat kebutuhan sehari-hari. Normalisasi belanja untuk barang-barang tahan lama yang bernilai besar akan menyusul belakangan, seiring dengan pemulihan tingkat keyakinan konsumen dan membaiknya ketersediaan kredit”, jelas Helmi.
Lebih lanjut, Helmi menuturkan bahwa permodalan perbankan akan terjaga dengan baik walaupun saat ini menghadapi gelombang restrukturisasi kredit. “Tentunya restrukturisasi kredit akan mempengaruhi kinerja dan profitabilitas perbankan dalam jangka pendek, namun permodalan tidak akan tergerus secara signifikan.
Rasio modal perbankan cukup tinggi ketika memasuki masa pandemi. Perbankan masih akan mampu mendukung perekonomian di masa pemulihan,” tutup Helmi.
Advertisement