Kemendag Ingin UMKM Indonesia Jadi Pemain Global

Kehadiran Sekolah Ekspor yang digagas Kementerian Koperasi dan UKM bisa membuat pelaku usaha UMKM menjadi eksportir baru.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Agu 2020, 18:40 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2020, 18:40 WIB
FOTO: Mengintip Proses Pembuatan Wajan di Bogor
Perajin menyelesaikan pembuatan wajan yang terbuat dari pelat besi di Desa Cibadak, Tanah Sareal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/8/2020). Pemerintah akan memberi bantuan Rp 2,4 juta dan kredit bunga rendah kepada UMKM untuk membantu pemulihan ekonomi nasional. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM baru saja meresmikan Sekolah Ekspor untuk meningkatkan produk ekspor dari pelaku UMKM. Konsep yang diusung Sekolah Ekspor tidak hanya memberikan pelatihan saja, tetapi mengenalkan berbagai ekosistem ekspor kepada para pelaku usaha.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan mengatakan, kehadiran Sekolah Ekspor bisa membuat pelaku usaha UMKM menjadi eksportir baru. Sebab, dalam sekolah daring ini terdapat berbagai pelatihan yang bisa meningkatkan kualitas produk UMKM agar bisa dijual ke luar negeri.

"UMKM kita bisa menjadi pemain ekspor dan membantu kondisi perekonomian saat ini," kata Kasan dalam Peresmian Online Sekolah Ekspor di Gedung Smesco Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu (19/8/2020).

Kasan menyadari pandemi Covid-19 membuat situasi menjadi semakin berat baik bagi para pembeli. Pergolakan ekonomi yang terjadi di negara tujuan ekspor saat ini membutuhkan ruang untuk beradaptasi dari badai ekonomi yang terjadi. Sebagaimana Indonesia jua menghadapi hal yang sama.

Namun, tetap saja para pelaku usaha harus terus berbenah dan mencari peluang dalam kondisi ketidakpastian ini. Pelaku UMKM harus bisa mencari calon pasarnya agar bisa tetap bisa berproduksi dalam kondisi ini.

"Kami ingin pelaku UKM ini tetap mencari celah yang menguntungkan dan menjadi bagian dari pemain ekspor global," kata Kasan mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Menteri Teten Gagas Sekolah Ekspor Agar Produk UMKM Bisa Mendunia

FOTO: Mengintip Proses Pembuatan Wajan di Bogor
Perajin membawa wajan yang terbuat dari pelat besi di Desa Cibadak, Tanah Sareal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/8/2020). Pemerintah akan membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam melewati masa pandemi COVID-19. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meresmikan Sekolah Ekspor. Langkah ini untuk meningkatkan produk ekspor UMKM di Indonesia kedepannya.

“Soal sekolah ekspor kebetulan waktu itu kita coba-coba ekspor kerupuk ke China. Tapi dari situ kita punya pengalaman ternyata tidak mudah, kemudian muncul ide buat sekolah ekspor,” kata Teten dalam peresmian E-Brochure di Smesco Indonesia, Jakarta (19/8/2020).

Dirinya menilai konsep yang diusung dalam Sekolah Ekspor ini bukan sekedar pelatihan-pelatihan saja, melainkan bagaimana menghubungkan dengan akses tempat kerja, dengan bea cukai, Diaspora, dan lainnya.

“Inilah target kita memang menaikkan volume ekspor kita yang baru 14 persen menjadi dua kali lipat, cuma gara-gara pandemi kita mengukur lagi target-target kita dengan target yang lebih realistis,” ujarnya.

Pasalnya ia melihat ekspor produk UMKM Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara tetangga. Maka hal itu merupakan tantangan Bersama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan Kementerian lain, khususnya Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan ekspor produk UMKM.

“Yang mengurus kementerian Koperasi dan UKM itu ada 18 Kementerian dan 43 lembaga, tapi kita akan fokus di sektor-sektor yang permintaaan luar negerinya banyak, kalau sudah masuk (permintaan) kita bisa menawarkan produk yang lain,” ujarnya.

Dirinya optimis, karena produk UMKM itu banyak diantaranya sektor pertanian dan perikanan yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan.

Jika dilihat dari data FAO konsumsi ikan tumbuh 3,1 persen lebih tinggi daripada protein lainnya yang hanya 2 persen. Maka dari itu, pihaknya akan mengembangkan produk UMKM di sektor perikanan untuk diekspor nantinya.

“Kami harapkan dengan sekolah ekspor akan makin banyak ahli-ahli di dunia usaha untuk membantu dan berkomitmen agar UMKM tumbuh lebih cepat dan mendorong ekspor. Saya diminta oleh presiden mengurus UMKM bukan hanya pembiayaannya saja tapi juga harus urusin market demand-nya,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya