Gandeng UEA, Indonesia Bakal Gunakan Alat Pendeteksi Covid-19 Berbasis Laser

Indonesia dan Uni Emirat Arab bekerja sama dalam penerapan alat deteksi Covid-19 berbasis laser di Indonesia.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 22 Agu 2020, 21:43 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2020, 21:30 WIB
Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) yang juga Menteri BUMN, Erick Thohir bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi
Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) yang juga Menteri BUMN, Erick Thohir bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam kunjungan ke Uni Emirat Arab.

Liputan6.com, Jakarta - Usaha tanpa henti untuk mengakhiri pandemi Covid-19 secara klinis terus dijalankan Pemerintah Indonesia. Saat mengadakan kunjungan ke Uni Emirat Arab, Sabtu (22/8), Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) yang juga Menteri BUMN, Erick Thohir bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyaksikan lagi penandatangan nota kesepahaman penanganan Covid-19 dengan perusahaan di UEA.

Kerjasama dengan G42, perusahaan artificial intelligence yang bermarkas di Abu Dhabi, UEA ini melibatkan dua perusahaan BUMN, Kimia Farma dan Indofarma.

Nota kesepahaman (MOU) tersebut ditekankan pada penerapan alat deteksi Covid-19 berbasis laser di Indonesia, kesepakatan kapasitas serta pengembangan produksi vaksin, farmasi, dan kerjasama yang luas di bidang layanan kesehatan, termasuk pula riset dan distribusi.

"Saya berterima kasih kepada Ibu Retno, Menlu kita atas kelancaran road show yang sudah berlangsung di dua negara. Terutama di UEA yang hasilnya sangat maksimal. Tak hanya di bidang kesehatan kita mencapai banyak kesepakatan, tapi juga di bidang pangan dan energi yang menjadi prioritas kami dalam menghadapi perubahan yang disebabkan pandemi Covid-19 ini," ujar Erick Thohir dalam konfrensi pers langsung dari Abu Dhabi, UEA, Sabtu (22/8/2020) malam.

Dalam MOU dengan G42, antara Kimia Farma dan Indofarma akan berbagi tugas. Jika dengan Kimia Farma akan difokuskan pada pengembangan produk-produk vaksin, termasuk vaksin Covid-19 dan juga cakupan produk farmasi, layanan kesehatan, riset dan uji klinis, serta pemasaran dan distribusi.

Direncanakan pada kuartal III 2021, G42 akan mengirimkan 10 juta dosis vaksin Covid-19 yang kini tengah menjalani uji klinis tahap III di Abu Dhabi, UEA.

Sementara dengan Indofarma, kolaborasi dengan G42 ditekankan pada pengadaan test kit intelligence dengan teknologi laser untuk membantu tracing orang yang terpapar virus Covid-19.

"Hal ini menunjukkan bahwa transformasi pada industri farmasi dalam negeri tidak membuat kita menjadi jago kandang. Kemampuan industri farmasi dalam negeri tak hanya mampu memenuhi kebutuhan nasional, tapi juga mampu menjadi partner yang baik dalam memperkuat produksi vaksin untuk pasar luar negeri," lanjut Menteri Erick Thohir.

Ia menambahkan, kerjasama ini akan berlangsung untuk jangka panjang. Karena antara G42 dengan Kimia Farma dan Indofarma akan melakukan penelitian bersama, alih teknologi, dan penggarapan pasar bersama vaksin untuk Timur Tengah dan Benua Afrika.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tangani Covid-19, Indonesia Bakal Terima 10 Juta Dosis Vaksin dari UEA

FOTO: Rusia Daftarkan Vaksin COVID-19 Pertama di Dunia
Vaksin COVID-19 yang dikembangkan laboratorium Institut Penelitian Ilmiah Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya, Moskow, Rusia, 6 Agustus 2020. Menurut Presiden Rusia Vladimir Putin pada 11 Agustus 2020, negaranya telah mendaftarkan vaksin COVID-19 pertama di dunia. (Xinhua/RDIF)

Dalam rangka pengembangan vaksin covid-19, Indonesia akan menerima 10 juta dosis vaksin dari Uni Emirates Arab (UEA). Hal ini sebagai bentuk kerjasama Indonesia melalui Kimia Farma dan Indofarma dengan UEA melalui G42 Healthcare.

“Saat ini G42 telah menjalin kerjasama dengan Kimia Farma untuk vaksin dan juga dengan Indofarma terkait test kit menggunakan teknologi laser dan artificial intelligence untuk mendeteksi virus covid-19," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam video konferensi, Sabtu (22/8/2020).

"Teknologi ini kita nilai akan dapat membantu tracing secara lebih cepat dan tentunya akan membantu mendukung kegiatan ekonomi yang aman,” lanjut dia.

Tak hanya itu, Retno juga menyebutkan adanya kerjasama jangka panjang dengan UEA.

“Misalnya penelitian bersama dengan menggunakan artificial intelligence. Tidak hanya untuk mendeteksi covid-19 namun juga penyakit lainnya. Kemudian kerjasama untuk distribusi produk farmasi indonesia di pasar-pasar Timur Tengah, Afrika dan wilayah lainnya. Dan pihak G42 menanggapi secara positif usulan-usulan tersebut dan akan melanjutkan komunikasi dan bahkan akan berkunjung ke Indonesia sesegera mungkin,” beber dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya