Per 21 September, Realisasi Banpres Produktif Capai Rp 14 Triliun

Per 21 September 2020 Bantuan Presiden (Banpres) Produktif telah tersalurkan kepada 5,9 penerima dengan anggaran yang terserap Rp 14 triliun dari pagu anggaran RP 22 triliun.

oleh Tira Santia diperbarui 22 Sep 2020, 15:15 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2020, 15:15 WIB
Sebagai Bank Penyalur BPUM, BRI Sudah Transfer Lebih dari Rp4,4 Triliun
Presiden Jokowi menyerahkan Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) bagi pelaku usaha di Yogyakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM mencatat per 21 September 2020 Bantuan Presiden (Banpres) Produktif telah tersalurkan kepada 5,9 penerima dengan anggaran yang terserap Rp 14 triliun dari pagu anggaran RP 22 triliun.

“Per 21 September 64,5 persen sudah terserap dengan nilai Rp 14 triliun lebih kepada 5,9 juta orang, insya Allah besok akan tersalur kepada 1,7 penerima dengan nilai Rp 4,2 triliun ini kalau terserap besok maka sudah tersalurkan sebesar 72,85 persen,” kata  Staf Khusus Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Riza Damanik, dalam acara talkshow FMB9 "Mendorong Usaha Mikro Bertahan Di Masa Pandemi”, Selasa (22/9/2020).

Lanjutnya, pihaknya juga menargetkan 30 September 2020 diharapkan bisa direalisasikan kepada 1,4 juta penerima dengan nilai Rp 3,5 triliun, sehingga secara keseluruhan target Presiden menyalurkan Banpres kepada 9,1 juta pelaku usaha mikro dan ultra mikro bisa tercapai di akhir September ini.

“Di akhir 30 September  target kami sisanya 1,4 juta penerima lagi dengan nilai Rp 3,5 triliun untuk kita distribusikan pada tahap awal banpres produktif yaitu target awal 9,1 juta penerima, setelah September kami akan konsentrasi untuk selanjutnya untuk 12 juta penerima di program yang sama,” jelasnya.

Dimana program bantuan presiden (Banpres) produktif  yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk pelaku usaha mikro dan ultra mikro sebesar Rp 2,4 juta, pada 20 Agustus 2020 lalu, dinilai sukses penyalurannya.

Sebab tujuannya untuk membantu pelaku usaha Mikro dan ultra mikro yang unbankable agar bisa bankable, sehingga kedepannya pelaku usaha yang unbankable tersebut bisa mendapatkan akses pembiayaan dengan mudah.

“Diharapkan satu sisi itu bisa membuat UMKM kita bertahan, tapi di saat yang sama ini bisa menjadi bekal dari usaha mikro kita untuk bisa bertransformasi nantinya. Insya Allah masuk ke skema bankabel sehingga bisa lebih kokoh,”  pungkasnya.   

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ketua Satgas PEN Yakin Banpres Rp 22 Triliun Tersalurkan Semua di Akhir September

Gunadi Sadikin
Ketua Satgas PEN Budi Gunadi Sadikin mengakui ada beberapa program Perlindungan Sosial yang masih terus diupayakan realisasinya saat jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (2/9/2020). (Tim Komunikasi Komite Penanganan COVID-19)

Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin, mengatakan anggaran Bantuan Presiden Produktif (Banpres Produktif) sebesar Rp 22 triliun ditargetkan bisa tersalurkan semua di akhir September 2020.

“Dalam waktu yang singkat 1 bulan lebih sedikit kita sudah bisa menyalurkan Rp 13 triliun dan diharapkan bukan di Desember tapi mungkin September pun kita bisa dekati angka tersebut, dan program ini adalah merupakan salah satu program unggulan,” kata Budi dalam konferensi pers perkembangan Realisasi Anggaran dana PEN, Rabu (16/9/2020).

Target itu bertujuan untuk mengejar target penyaluran anggaran dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 100 triliun bisa tercapai di akhir bulan September atau di kuartal III 2020.

“Kita harapkan dalam dua minggu ini program banpres produktif bisa menyalurkan sebesar Rp 8,6 triliun lagi. Jadi kita sedang bekerja keras bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM Pak Teten Masduki agar dalam dua minggu terakhir kita bisa menyalurkan tambahan Rp 8,6 triliun,” ungkapnya.

Dimana Program Banpres produktif pertama kali diluncurkan pada 24 Agustus 2020, dengan anggaran Rp 22 triliun hingga kini baru terealisasi Rp 13 triliun atau 61 persen yang disalurkan ke 9,1 juta pelaku UMKM yang terdampak pandemi covid-19.

“Kita harapkan dengan demikian pertumbuhan ekonomi kita bisa kita bantu di Kuartal ketiga dan sekali lagi ini juga bisa membuat masyarakat menjadi lebih nyaman untuk hidup di masa COVID ini,” ungkapnya.

Budi menegaskan kembali pihaknya sebagai Satgas pemulihan dan transformasi ekonomi tugasnya adalah mendukung Satgas Kesehatan karena tanpa pulihnya kembalinya sektor kesehatan akan sulit untuk sektor ekonomi bangkit kembali.

“Oleh karena itu prioritasnya seperti yang selalu disampaikan oleh Bapak Presiden adalah sektor kesehatan harus ada di depan. kami mendukung sektor kesehatan oleh karena jangan lupa selalu untuk pemakaian masker mencuci tangan dan menjaga jarak,” pungkasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya