PSBB Jakarta Bisa Berlangsung Setahun Jika Tak Ada Sanksi Tegas Bagi Pelanggar

Jika masyarakat masih tidak menjalankan protokol kesehatan, Jakarta akan terus menerapkan kebijakan PSBB hingga satu tahun mendatang.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Okt 2020, 19:15 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2020, 15:40 WIB
Petugas Gabungan Razia Tempat Makan di Pulogadung
Petugas Satpol PP menempelkan stiker penutupan sementara tempat makan saat penertiban penerapan PSBB di wilayah Kecamatan Pulogadung, Jakarta, Jumat (18/9/2020). Malam, Razia dilakukan memastikan ketidakadaannya konsumen makan ditempat tersebut. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diminta untuk mendisiplinkan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan dengan ketat untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dianggap tidak tetap karena tidak memberikan efek jera.

Tingginya kasus terkonfirmasi positif di DKI Jakarta semata karena masyarakat masih kurang disiplin. Di sisi lain, pemerintah dirasa belum memberikan efek jera kepada masyarakat yang melanggar protokol kesehatan.

"Penyebabnya ini karena tidak disiplin, tidak ada sanksi yang tegas, tidak ada denda pas tidak pakai masker," kata pengusaha Kuliner Christopher Sebastian dalam Talk Show: Upaya Meningkatkan Pemasukan Sektor UMKM selama Masa Pandemi Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (6/10/2020).

Jika masyarakat masih tidak menjalankan protokol kesehatan, Christopher menyebut Jakarta akan terus menerapkan kebijakan PSBB hingga satu tahun mendatang. Akibatnya perekonomian bergerak lamban dan makin memperparah keadaan.

"Kita enggak kena dampak mati karena Covid tapi ekonomi kita mati," kata dia.

Maka dia mengusulkan kepada pemerintah untuk membuat sanksi tegas kepada masyarakat. Saran ini juga ditujukan kepada semua daerah. Dia ingin, jangan sampai penegakan disiplin hanya dilakukan oleh satu wilayah, sementara wilayah lain mengabaikannya.

Dia mencontohkan saat berada di perbatasan wilayah di DKI Jakarta dengan Tangerang. Dua daerah tersebut hanya dibatasi jalan raya. Dia mengaku wilayah yang masuk DKI Jakarta saat PSBB hanya membuka restoran untuk pesanan dibawa pulang. Sedangkan kawasan yang bukan bagian dari Jakarta melayani pelanggan makan di tempat.

"Yang sebelah kiri harus din in, yang kanan harus dibawa pulang. Ini kan kalau mau makan di tempat tinggal menyebrang saja," cerita Christopher.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini:

PSBB Pukul Pengusaha

razia tempat makan di pasar pramuka
Petugas gabungan menempelkan segel penutupan sementara salah satu tempat makan di Pasar Pramuka, Jakarta, Kamis (24/9/2020). Upaya mencegah penularan virus corona terus dilakukan dengan merazia penggunaan masker dan tempat usaha makan yang masih melayani makan di tempat. (merdeka.com/Imam Buhori)

Karenanya, Pemilik Restoran Mie & You ini menilai kebijakan PSBB pada akhirnya tidak ada gunanya jika masyarakat masih tidak tertib dan pemerintah kurang tegas. Akibatnya, pengusaha terus merugi dan menyerah dengan keadaan.

"Ini justru memukul kita, jangan sampai pengusaha menyerah , kalau pengusaha menyerah ini nanti ekonomi hancur," kata dia.

Tanpa aturan dan sanksi tegas, dia pesimis masyarakat akan mengikuti aturan. Jika ini terus berlanjut, maka penanganan penyebaran virus tidak ada habisnya.

"Kalau gitu terus kita enggak selesai, nanti pengusaha semua akan tutup, pengusaha besar apapun sekarang sudah teriak," pungkasnya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya