Deretan Instrumen Investasi yang Bisa Dicoba, Tapi Ingat Risikonya

Selain reksa dana, masyarakat juga bisa mencoba instrumen investasi yang dikeluarkan oleh pemerintah seperti obligasi ritel dan sukuk.

oleh Tira Santia diperbarui 19 Okt 2020, 17:20 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2020, 17:20 WIB
IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Perencana Keuangan Eko Priyo Pratomo menyarankan instrumen investasi reksa dana sebagai salah satu pilihan berinvestasi. Alasannya, reksa dana memiliki banyak jenis yakni pasar uang, terproteksi, pendapatan tetap, campuran, saham, dan indeks.

“Paling menarik menurut saya adalah bagi kebanyakan orang itu saya sangat menyarankan untuk belajar tentang yang namanya reksa dana. Ini ada banyak sekali jenis-jenisnya,” kata Eko dalam acara Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), Senin (19/10/2020).

Reksa dana adalah instrumen investasi yang cukup mudah dipelajari. Apalagi untuk pemula akan sangat terbantukan dengan instrumen ini jika dibanding dengan saham atau instrumen lain. Kendati begitu, investasi keuangan lainnya seperti deposito juga layak untuk dikoleksi masyarakat.

Selain itu, masyarakat juga bisa mencoba instrumen investasi yang dikeluarkan oleh pemerintah seperti obligasi ritel dan sukuk. Selain itu, masih ada beberapa instrumen investasi lainnya yang juga bisa dikoleksi seperti  saham mata uang.

“Cuma mungkin tidak semua orang bisa memiliki kemampuan untuk melakukan investasi di mata uang,” ujarnya.

Sementara untuk investasi di non-instrumen keuangan, masyarakat bisa mencoba investasi di emas, komoditas, properti, koleksi, dan usaha atau bisnis.

“Cuma saya ingin mengingatkan emas ini juga adalah kategori investasi yang jangka panjang. Kenapa? karena emas itu mempunyai fluktuasi yang cukup tinggi juga,” jelasnya.

Selanjutnya Eko mengatakan memang investasi dilakukan karena tujuan masa depan yakni smart planning, tapi ada juga investasi yang berdasarkan tujuan tertentu. Demikian ia menegaskan yang terpenting dalam berinvestasi adalah mempertimbangkan risk management.

“Perlu sangat berhati-hati dalam berinvestasi,” pungkasnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tips Investasi di Tengah Pandemi Covid-19

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kebanyakan orang yang memiliki uang selama pandemi Covid-19 ini memilih untuk ditabung atau disimpan di bank, daripada menggunakan uangnya untuk investasi.

Padahal menurut perencana keuangan Eko Priyo Pratomo berinvestasi itu penting untuk dilakukan.  Apalagi jika Anda masih muda, Anda bisa memanfaatkan mengumpulkan uang atau budget untuk berinvestasi.

Jika Anda pusing memikirkan budget, yang paling penting di sini sebetulnya adalah bagaimana Anda berupaya untuk bisa melakukan reguler saving atau regular investasi. Jadi melakukan tabungan sekaligus berinvestasi secara reguler.

“Itu yang akan membuat kita untuk tahu bagaimana kita bisa tetap melakukan investasi secara berkala, jadi bukan investasi bagi orang-orang yang sudah banyak asetnya,  tapi Investasi yang dilakukan secara benar,” kata Eko dalam Forum Merdeka Barat, Senin (19/10/2020).

Berikut beberapa hal yang perlu Anda ketahui untuk melakukan investasi di masa pandemi covid-19 menurut Eko:

1. Free Budgeting

“Jadi kita berupaya untuk sebisa mungkin hidup dengan minimalis dan tujuannya adalah bagaimana setiap bulan itu kita punya tabungan rutin ini yang nanti akan kita jadikan amunisi untuk kita berinvestasi,” kata Eko.

2. Buat Neraca Keuangan

Dengan membuat neraca keuangan, maka Anda bisa tahu daftar aset dan hutang. Lalu Anda bisa sedikit demi sedikit melunasi hutang dan mengumpulkan aset lebih banyak lagi dari sebelumnya.

3.  Ada Utang Buruk ada Utang Baik

“Nah mudah-mudahan utang-utang yang buruk ini kalau kita masih punya aset kita lunasi semuanya, dan kita pertahankan utang-utang yang baik,” ujarnya.

Kebutuhan Masa Depan

4. Kebutuhan Masa Depan

Menurut Eko, dengan berinvestasi maka kebutuhan masa depan akan terjamin lantaran Anda memiliki penghasilan dari investasi di kemudian hari. Sehingga masa tua Anda masih memiliki penghasilan.

5. Mau Belajar

Eko menyarankan agar Anda ada Hasrat atau niat ingin belajar terkait investasi. manfaatkanlah waktu dirumah saja ini dengan mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan keuangan salah satunya soal investasi. “Mumpung kita banyak di rumah, kita belajar investasi,” ujarnya.

6. Cari Tambahan Baru

Khususnya bagi mereka berkurang pendapatannya atau bahkan hilang pendapatannya maka Anda perlu untuk mencari tambahan atau mengganti penghasilan Anda yang sebelumnya. Agar Anda bisa berinvestasi tanpa harus mengganggu pengeluaran rutin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya