OJK Yakin Pertumbuhan Kredit Bakal Kerek Laju Investasi

Permintaan kredit di Tanah Air dapat mendorong perputaran investasi saham di bursa perdagangan nasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Okt 2020, 12:30 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2020, 12:30 WIB
DPR - OJK Rapat Bareng Bahas Anggaran 2019
Ketua Dewan Komisoner OJK Wimboh Santoso saat mengikuti rapat panja dengan Komisi XI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (11/12). Rapat tersebut membahas rencana anggaran OJK tahun 2019. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso menyebut permintaan kredit di Tanah Air dapat mendorong perputaran investasi saham di bursa perdagangan nasional. Oleh karenanya, dia berharap pemulihan kredit dapat segera berlangsung untuk mendorong industri pasar modal.

"Nah (demand kredit) ini bagaimana supaya cepat dan akhirnya bisa mendorong investasi. Karena itulah demand kredit ini satu hal yang harus kita cermati bersama agar investasi ini cepat rolling," kata Wimboh dalam Opening Ceremony Capital Market Summit & Expo 2020, Senin (19/10)

Wimboh mengatakan, saat ini likuiditas perbankan masih jauh tercukupi dalam menghadapi pandemi covid-19. Namun dirinya menyadari bahwa permintaan kredit masyarakat ditengah pandemi masih kurang.

Meski begitu, Wimboh optimis permintaan kredit akan kembali pulih. Sebab emerintah telah menggulirkan stimulus ke masyarakat melalui bantuan langsung tunai, bantuan UMKM maupun restrukturisasi kredit perbankan.

"Perbankan tidak ada masalah, likuiditas, tinggal bagaimana demand kreditnya yang harus kita terapkan. Dan ini sangat tergantung daripada para masyarakat melalui aktivitas ekonomi dan sebagainya pemerintah sudah melakukan banyak hal yang berkaitan dengan insentif," jelasnya.

Sebagai informasi saja, saat ini baik Loan Deposit Ratio (LDR) maupun Capital Adequacy Ratio (CAR) masih berada dalam level yang aman dan stabil. Adapun LDR per Agustus 2020 menurut data OJK berada di level 85,1 persen jauh lebih rendah dari posisi Desember 2019 yakni 94,4 persen. Sementara itu CAR perbankan di 23,1 persen per Agustus 2020 sedikit menurun tipis dari Desember 2019 di 23,4 persen.

Meskipun begitu penyaluran kredit perbankan seakan masih seret. Bank Indonesia (BI) pun mencatatkan penyaluran kredit perbankan pada Agustus 2020 sebesar Rp5.520,9 triliun. Angka tersebut tercatat hanya tumbuh 0,6 persen (yoy), lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya di Juli 2020 yang tumbuh 1,0 persen, yoy.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


OJK: 73 Persen Transaksi di Pasar Saham Berupa Ritel

20151104-OJK Pastikan Enam Peraturan Akan Selesai Pada 2015
OJK menerima secara resmi Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Tahun 2019. Dok OJK

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso menyebut kinerja pasar modal di Indonesia akhir-akhir ini sudah mulai menggeliat kembali. Hal ini tercermin dari beberapa basis investor di sektor ritel yang sudah semakin besar jumlahnya.

"Jadi ada beberapa angka yang dapat kami sampaikan bahwa 73 persen di pasar saham adalah transaksi yang berupa ritel dan ini adalah merupakan transaksi paling banyak 5 tahun terakhir," kata dia dalam Opening Ceremony Capital Market Summit & Expo 2020, Senin (19/10).

Dia mengatakan, memang akhir-akhir ini banyak basis investor yang masuk di sektor tersebut. Namun tepenting adalah bagaimana caranya untuk memperluas basis investor tersebut sehingga volatilitasnya dapat dikendalilan dengan lebih baik.

"Investor domestik yang berupa ritel kita harapkan bisa mendominasi layar kita di pasar modal Indonesia," kata dia.

Dia menambahkan, yang menjadi konsen pemerintah dan otoritas keuangan saat ini adalah bagaimana caranya dapat mengembalikan kepercayaan pasar. Caranya dengan memperbanyak instrumen baik yang berupa ritel maupun korporat.

"Dengan banyaknya instrumen maka kita akan mempunyai variasi instrumen yang lebih banyak dan juga instrumen ini kita harapkan harus memenuhi kebutuhan pasar kita baik itu instrumen biasa maupun lainnya," kata dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya