Raup Devisa, Pemerintah Genjot Ekspor Pisang Cavendish

Selama masa pandemi Covid-19 Januari sampai Agustus 2020, realisasi ekspor buah-buahan mengalami peningkatan senilai 102,93 juta USD

oleh Tira Santia diperbarui 30 Okt 2020, 19:30 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2020, 19:30 WIB
Panen pisang kementan
Prospek bisnis pisang Cavendish cukup menjanjikan untuk dikembangkan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong pelaksanaan Program Pengembangan Hortikultura Berorientasi Ekspor untuk mensubstitusi impor produk hortikultura dan meningkatkan pemerataan ekonomi di daerah.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, mengatakan pelaksanaan program ini juga telah sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mendorong petani dan nelayan agar membangun model bisnis korporasi dengan skala ekonomi yang efisien.

Sehingga dapat mempermudah petani dan nelayan dalam mengakses pembiayaan, teknologi, dan memperkuat pemasaran produk.

“Kerja sama kemitraan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan swasta, dan petani adalah solusi yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, daya saing, dan kontinuitas produk pisang cavendish,” Susiwijono di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, Jumat (30/10/2020).

Diharapkan program itu dapat memenuhi kebutuhan baik bagi pasar lokal maupun pasar global serta sebagai upaya Pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional. Adapun kontribusi ekspor khususnya buah-buahan Indonesia pada tahun 2019 mencapai 95,98 juta USD dengan total volume 110 ribu ton.

Dari total ekspor tersebut, ekspor produk pisang memberikan kontribusi sebesar 11,62 persen terhadap ekspor buah-buahan nasional dengan nilai 11,15 juta USD dengan volume 22 ribu ton. Terdapat 5 negara tujuan utama ekspor utama produk buah-buahan Indonesia, yaitu RRC, Hongkong, Malaysia, Uni Emirat Arab, dan Pakistan.

Sementara itu, selama masa pandemi Covid-19 Januari sampai Agustus 2020, realisasi ekspor buah-buahan mengalami peningkatan senilai 102,93 juta USD atau meningkat 21,84 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2019.

Kondisi ini menunjukkan bahwa produk buah-buahan Indonesia diminati oleh pasar global, sehingga perlu dikembangkan untuk meningkatkan daya saing produk serta meningkatkan kontribusi ekspor buah-buahan terhadap devisa negara. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Eksportir Pisang

Ilustrasi Pisang
Ilustrasi pisang (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

PT Nusantara Segar Abadi sebagai anak perusahaan PT Great Giant Pineapple merupakan salah satu eksportir pisang cavendish terbesar di Indonesia telah melakukan kerja sama kemitraan dengan petani dan Pemerintah Daerah Provinsi Bali.

“Fase pertama dalam program ini yaitu fase demplot di atas lahan seluas 2 hektar yang telah di launching pada tanggal 28 Desember 2019,” ujarnya.

Selain Kabupaten Jembrana, pengembangan pelaksanaan program ini juga akan dilaksanakan di empat kabupaten lainnya dengan total luas lahan 350 hektar, yaitu Kabupaten Bondowoso Jawa Timur seluas 100 hektar.

Lalu, Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur seluas 100 hektar, Kabupaten Garut Jawa Barat seluas 100 hektar, dan Kabupaten Jombang  Jawa Timur seluas 50 hektar.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Musdhalifah Machmud, menyebut, Per Oktober 2020, luas tanam pisang cavendish di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali sudah mencapai 23,31 hektare.

Serta ditargetkan pada akhir tahun 2020 luas tanam mencapai 32 hektare dan harapannya dapat meningkatkan nilai ekonomi hingga Rp 2.211.840.000 per tahun, sehingga dapat mendorong tambahan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan petani.   

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya