Banting Setir Jualan Online, Omzet Pengusaha Kuliner Ini Meningkat 6 Kali Lipat

Kini perusahaan mengklaim mampu menutup biaya kerugian setelah melakukan proses tranformasi bisnis ke arah digitalisasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Nov 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2020, 15:00 WIB
Kebab Turki Baba Rafi dan Container Kebab
Instagram/kebabbabarafi

Liputan6.com, Jakarta Pengusaha kuliner menjadi salah satu yang sangat terdampak Pandemi virus Covid-19. Kondisi ini pun memberikan tantangan bisnis tersendiri bagi pengusaha.

Salah satunya, pemilik Baba Rafi Enterprise yang bergerak di bidang food and beverage. Bahkan, CEO Baba Rafi Enterprise, Hendy mengaku mengalami penurunan pendapatan hingga 40 persen dari penjualan offline.

"Karena beberapa store menutup operasi akibat mal tutup, kemudian dine in juga tidak diperbolehkan, dan Kontainer kebab itu tidak boleh beroperasi selama 24 jam hanya maksimal sampai jam 21.00 WIB malam. Sehingga pendapatan kita dari offline itu turun 40 persen," kata dia dalam webinar BNPB bertema Geliat Pengusaha Lokal Untuk Menembus Pasar Global Dalam Transisi Era Pandemi, Selasa (17/11).

Alhasil, perusahaan memutuskan segera untuk melakukan inovasi bisnis ke arah digital agar bisnis tak merugi.

Menyusul lahirnya berbagai kebijakan pembatasan aktivitas orang yang di sisi lain justru merugikan pelaku bisnis secara konvensional.

"Ini online oportunity baru. Temen-temen usaha kuliner rumahan juga kini dalam bentuk virtual. Konsumen juga berubah kini lebih memilih untuk hidangan yang sudah siap melalui sosial media," paparnya.

 


Mampu Tutup Kerugian

[Bintang] Eksklusif, Lika-liku Perjalanan Hendy Setiono Jadi Raja Kebab
Bagi Hendy Setiono, kesuksesan merupakan perjalanan. Bermodal dari satu gerobak, Baba Rafi kini punya ribuan outlet di delapan negara. (Foto by Galih W Satria/Bintang.com, Digital Digital Imaging by Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Bahkan, kini perusahaan mengklaim mampu menutup biaya kerugian setelah melakukan proses tranformasi bisnis ke arah digitalisasi. Sehingga terlepas dari ancaman guling tikar.

"Di balik krisis ini ada peluang dari offline ke online, ada penjualan meningkat 6 kali lipat secara online. Ini mampu menutup biaya kerugian dari penjualan offline sebelumnya. Dan bisa menjaga kelangsungan usaha," tutupnya.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya