Liputan6.com, Jakarta - Jatuh bangun membuka usaha es pisang ijo telah dirasakan oleh Irwanda (39). Bermodalkan nekat, pada 2013 ia memilih untuk berhenti dari pekerjaannya di salah satu perusahaan broadcast terkenal di Jakarta. Ia memilih keluar dari pekerjaankantoran lantaran tertarik dengan es pisang ijo.
Irwanda bercerita mulai bekerja di perusahaan broadcast pada 2005 hingga 2013. Kemudian ia keluar dan berjualan es pisang ijo. Namun 7 bulan kemudian ia kembali bekerja diperusahaan broadcast setelah dirinya usaha Es Pisang Ijo Si Nona menggunakan gerobak tak berkembang.
“Saya merasa bosan di perusahaan tersebut hingga suatu saat ada teman saya pesan makanan waktu itu saya belum tahu makanan apa itu (es pisang ijo), lalu dia membagikan makanannya kemudian saya, makan dan rasanya unik dan enak, terus timbulah ketertarikan,” kata Irwanda kepada Liputan6.com, Minggu (6/12/2020).
Advertisement
Kemudian November 2015 ia kembali menjalankan usaha es pisang ijo bersama sang istri. Jika dulu ia sempat berjualan menggunakan 3 gerobak dan mempekerjakan 5 orang, namun mulai 2015 hingga sekarang ia hanya melayani pemesanan secara online melalui Grabfood dan Gofood.
Banyak suka duka yang Irwanda rasakan hingga berada di titik sekarang. Awalnya ia menjual produk Es Pisang Ijo Si Nona ke teman-teman kantornya, ternyata responsnya sangat baik dan memuji es pisang ijo buatan Irwanda.
“Saya coba untuk dijual di kantor dan teman-teman saya mulai banyak yang pesan sampai saya mencoba untuk beli peralatan sendiri untuk kebutuhan membuat pisang ijo. Membuat Itu di kosan kemudian saya jual di kantor dan responnya baik,” jelasnya.
Salah satu cerita dukanya, Irwanda sempat tertabrak motor saat mengantarkan pesanan es pisang ijo kepada pelanggan, yang menyebabkan tangannya cedera. Kata Irwanda masih banyak cerita menarik lainnya saat ia mulai merintis usaha.
Kendati begitu dengan keyakinan dan kegigihan untuk memiliki suatu usaha, akhirnya Irwanda bisa terus menjalankan usaha Es Pisang Ijo Si Nona. Ia pun menjelaskan Es Pisang Ijo Si Nona memiliki tekstur yang lembut untuk bagian kulit yang membungkus pisang.
Selain itu susu dalam es pisang ijo dicampurkan langsung kedalam sumsumnya sehingga rasanya lebih enak. Kemudian untuk penyajian kulit pisang ijonya sendiri menggunakan Teknik didadar. Tujuannya agar lebih tahan lama.
“Pembuatannya mirip seperti pancake, kulit dibuat dahulu kemudian baru dilipat dengan pisang Kenapa saya mengunggulkan dengan cara didadar seperti ini? ketika didadar itu kulitnya lebih awet dan kering daripada yang dikukus kenyal-kenyal,” ujarnya.
Irwanda pun pernah melayani pesanan hingga 1.500 porsi es pisang ijo. Namun biasanya ia hanya menjual 200 porsi saja per hari. Setelah pandemi pesanan turun hingga 50 persen karena es pisang ijo bukan termasuk makanan pokok yang sering dikonsumsi oleh masyarakat.
“Untuk sekarang jadi kan memang pandemi ini sangat besar pengaruhnya jadi akhirnya kita saat ini hanya melayani untuk di Gojek dan GoFood,” katanya.
Sementara untuk harga 1 porsi es pisang ijo Si Nona dibanderol Rp 18 ribu saja. Dalam sebulan ia mampu meraih omzet Rp 40-50 juta per bulan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Berkembang
Ternyata es pisang ijo Si Nona sudah sampai ke daerah Tangerang, Irwanda tidak hanya melayani di wilayah Jakarta saja. Bahkan dirinya pernah melayani pesanan untuk acara pernikahan di Jawa Timur.
“Saya sudah pernah ke Tangerang Ciputat Jakarta Timur bahkan pernah sampai ke Tegal Jawa Timur, Jadi waktu itu kita sering ikut bazar jadi ada orang yang ketemu di bazaar kemudian dia nikahnya di daerah Tegal, lalu dia minta untuk makanan di acara nikahannya es pisang ijo saya,” ungkapnya.
Meskipun pandemi corona covid-19 cukup berpengaruh terhadap usahanya, Irwanda tetap berupaya mempromosikan es pisang ijo Si Nona melalui media sosial Instagram, Facebook dan lainnya. Hal itu bertujuan agar produknya lebih dikenal publik.
Kedepannya Irwanda berharap bisa membuka toko offline, menurutnya dengan adanya toko offline maka orang akan lebih mudah mengingat brand es pisang ijo Sinona. Apalagi jika dirinya berkesempatan mendapatkan free pemakaian kitchen dari Everplate, tentu ia akan memanfaatkan kesempatan itu dengan baik.
“Kalau ada kesempatan itu pasti saya mau, kenapa? karena menurut saya suatu usaha itu yang membuat banyak dikenal orang itu perlu adanya outlet supaya ketika orang mau beli ada tempatnya. Kalau hanya online ada tapi belum tentu orang tahu tapi kalau ada outlet orang jadi udah tahu,” kata Irwanda.
Adapun Irwanda berpesan kepada generasi cuan di luar sana harus bisa memanfaatkan teknologi dalam mengembangkan suatu bisnis. Selain itu jika baru memulai maka tentukan dahulu bisnis apa yang cocok dan memang dibutuhkan banyak orang, itulah peluang yang bisa dimanfaatkan.
Advertisement