Liputan6.com, Jakarta - PT Pegadaian (Persero) memang dikenal sebagai perusahaan yang menawarkan jasa atau layanan gadai. Namun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini sebenarnya juga menawarkan jasa lainnya yaitu jual dan beli emas batangan.
Ada beberapa jenis emas yang dijual oleh perusahaan yang berdisi sejak 1901 di Sukabumi Jawa Barat ini. Jenis emas yang terdaftar adalah emas Antam, emas Retro, emas Batik, dan emas UBS. Semua jenis emas itu hanya tersedia di outlet Pegadaian.
Baca Juga
Setiap harinya harga emas yang dijual terus berubah. Untuk perdagangan pada Kamis 17 Desember 2020, harga emas di Pegadaian ada yang naik, tetap, dan turun. Jika dilihat, harga emas yang naik hari ini lebih dominan ketimbang harga emas yang naik.
Advertisement
Berikut ini daftar lengkap dan terbaru harga emas Pegadaian pada 17 Desember 2020:
Harga Emas Antam
- 0,2 gram = Rp 1.927.000
- 3,0 gram = Rp 2.841.000
- 5,0 gram = Rp 4.713.000
- 10,0 gram = Rp 9.442.000
- 25,0 gram = Rp 23.577.000
- 50,0 gram = Rp 47.113.000
- 100,0 gram = Rp 94.219.000
- 250,0 gram = Rp 234.955.000
- 500,0 gram = Rp 461.053.000
- 1000,0 gram = Rp 921.019.000
Harga Emas Antam Retro
- 0,5 gram = Rp 451.000
- 1,0 gram = Rp 902.000
- 2,0 gram = Rp 1.803.000
- 3,0 gram = Rp 2.704.000
- 5,0 gram = Rp 4.506.000
- 10,0 gram = Rp 9.011.000
- 25,0 gram = Rp 22.526.000
- 50,0 gram = Rp 45.052.000
- 100,0 gram = Rp 90.104.000
Harga Emas Antam Batik
- 0,5 gram = Rp 614.000
- 1,0 gram = Rp 1.135.000
Harga Emas UBS
- 0,5 gram = Rp 510.000
- 1,0 gram = Rp 921.000
- 2,0 gram = Rp 1.920.000
- 5,0 gram = Rp 4.683.000
- 10,0 gram = Rp 9.228.000
- 25,0 gram = Rp 22.812.000
- 50,0 gram = Rp 45.860.000
- 100,0 gram = Rp 89.424.000
- 250,0 gram = Rp 222.855.000
- 500,0 gram = Rp 445.176.000
Reporter: Aprilia Wahyu Melati
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Simak Prediksi Harga Emas Jelang Akhir 2020, Bakal Lebih Mahal?
Harga emas tengah menghadapi resistensi yang kuat di level USD 1.850. Analis menilai, level harga emas akan sampai ke USD 1.925 per ons pada perdagangan akhir 2020. Hal ini akan sangat dipengaruhi oleh stimulus fiskal AS yang saat ini masih belum jelas.
Dilansir dari laman Kitco News, Minggu (14/12/2020), co-direktur Walsh Trading Sean Lusk menyebutkan bahwa, berdasarkan historis pola perdagangan emas, salah satu waktu terbaik untuk harga emas adalah dari pertengahan Desember hingga Hari Valentine (Februari).
“Level USD 1.880-USD 1.900 masih menjadi resistensi kunci untuk emas,” kata Lusk.
Dalam hematnya, saat ini, harga emas berhasil menahan level USD 1.830. Artinya, logam tersebut naik 20 persen sejak awal tahun.
Hingga akhir tahun, Lusk memperkirakan harga emas cenderung lebih tinggi. "Ini akan menjadi proses yang lambat hingga akhir tahun karena kami menuju USD 1.850- USD 1.900,” kata dia.
5 Hal yang akan Mempengaruhi Harga Emas Pekan Ini
Selain momentum Natal dan Tahun baru, ada lima hal yang harus diperhatikan minggu depan yang dapat berdampak signifikan pada pasar emas. Antara lain: rekor kematian akibat covid-19 di AS, stimulus fiskal, kekacauan Brexit, pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve, dan data makro.
Direktur perdagangan global Kitco Metals, Peter Hug masih melihat peluang untuk emas mencapai USD 1.925 per ounce pekan depan jika emas bisa bertahan di atas USD 1.850 per ounce.
Di sisi lain, Hug melihat saat ini AS sedang berada dalam tekanan untuk segera meloloskan stimulus USD 900 miliar akiba angka covid-19 yang terus meningkat. Sementara, derik-detik terakhir negosiasi Brexit selama akhir pekan ini juga menambah lapisan ketakutan yang menguntungkan emas.
"Pagi ini, Anda mendapat dukungan di level USD 1.825, dan itu melonjak, kemudian Boris Johnson mengumumkan bahwa kemungkinan Inggris akan meninggalkan UE tanpa kesepakatan perdagangan. Itu akan menciptakan beberapa masalah keuangan antara Inggris dan UE di tahun baru. Ini telah memicu ketakutan dan merupakan katalisator untuk emas, "jelas Hug.
Adapun batas waktu negosiasi akan berakhir pada hari Minggu. Namun ekonom melihat ada kemungkinan untuk diperpanjang. "Ada anggapan umum bahwa pembicaraan bisa berlanjut hingga minggu depan (pekan ini)," kata ekonom pasar berkembang ING James Smith.
Yang tak kalah penting, yakni peristiwa makro terbesar di AS minggu depan adalah pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve pada hari Rabu.
"Mengingat situasi ini, Federal Reserve akan mempertahankan bias dovish dan terus menekankan perlunya dukungan fiskal yang sedang berlangsung," kata kepala ekonom internasional ING James Knightley.
Hug juga mencatat bahwa Fed akan tetap sangat akomodatif dan mungkin menekankan perlunya lebih banyak stimulus fiskal.
Advertisement