Harga Emas Berada di Jalur Terbaik dalam 1 Dekade

Harga emas berjangka AS naik 0,3 persen menjadi USD 1.898,70 per ounce.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Jan 2021, 07:30 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2021, 07:30 WIB
Harga emas berjangka AS naik 0,3 persen menjadi USD 1.898,70 per ounce.
Harga emas berjangka AS naik 0,3 persen menjadi USD 1.898,70 per ounce. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas bergerak mendatar pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Harga logam mulia ini dalam perjalanan untuk mencatatkan kinerja tahunan terbaik dalam satu dekade.

Mengutip CNBC, Jumat (1/1/2021), harga emas di pasar spot bergerak mendatar di USD 1.893,84 per ounce. Harga emas ini naik lebih dari 24 persen sepanjang tahun ini, merupakan kenaikan terbaik sejak 2010.

Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,3 persen menjadi USD 1.898,70 per ounce.

“Dengan berkurangnya aktivitas pelaku pasar pada hari terakhir tahun ini, saya memperkirakan emas akan bergerak dalam kisaran yang sempit," kata analis UBS Giovanni Staunovo.

"Beberapa dukungan untuk emas datang dari dolar AS yang sedikit lebih lemah dan suku bunga riil AS yang sedikit lebih rendah,” lanjut dia.

Namun, Giovanni melihat bahwa harga emas akan terus bergerak menguat di kuartal I 2021. Ia memperkirakan harga emas akan berada di kisaran USD 1.950 per ounce.

Hal ini bisa terjadi karena adanya sentimen dorongan kebijakan moneter dan fiskal untuk meningkatkan angka inflasi. Kedua kebijakan tersebut akan membuat suku bunga obligasi AS akan semakin tertekan dan memberikan angin segar kepada emas.

Selain itu, nilai tukar dolar AS turun ke ke posisi terendah dalam dua tahun sehingga membuat harga emas lebih murah bagi investor yang bertransaksi menggunakan mata uang selain dolar AS.

Dukungan lain yang mendorong kenaikan harga emas adalah bursa Eropa yang turun karena aktivitas penguncian gerak warga yang lebih luas untuk mengurangi penyebaran virus Corona Covid-19.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Perdagangan Kemarin

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

 Harga emas naik lebih tinggi pada hari Rabu, karena prospek peningkatan bantuan fiskal mendorong dolar ke level terendah dalam lebih dari dua tahun, meskipun peluncuran vaksin COVID-19 global dan peningkatan risk appetite membatasi kenaikan bullion.

Dikutip dari CNBC, Kamis (31/12/2020), harga emas di psar spot emas naik 0,3 persen menjadi USD 1.883.41 per ounce pada pukul 09:53 pagi EST (1453 GMT). Emas berjangka AS naik 0,2 persen menjadi USD 1.887.40.

"Indeks dolar AS menyentuh level terendah baru yang mendukung pasar emas dan perak," kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.

“Namun, meningkatnya minat terhadap risiko di pasar, terbukti dengan indeks saham yang berada di atau mendekati rekor tertinggi, membuat minat beli menurun. Anda memiliki tarik-menarik ini di tempat kerja sekarang," paparnya.

Indeks dolar menyentuh level terendah sejak April 2018 menyusul keputusan Pemimpin Mayoritas Senat AS Mitch McConnell untuk menunda pemungutan suara untuk meningkatkan cek bantuan COVID-19 menjadi USD 2.000.

Saham AS naik di tengah harapan stimulus fiskal tambahan dan optimisme atas peluncuran vaksin, karena Inggris menjadi negara pertama yang menyetujui vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford.

“Gambaran yang lebih besar adalah bahwa emas masih bertahan dengan sangat baik pada tingkat harga ini dan stimulus fiskal dan moneter akan tetap ada pada 2021 karena pandemi menghantam AS, Eropa,” kata analis Bank of China International Xiao Fu. .

Investor menunggu pemilihan putaran kedua Georgia yang akan menentukan partai politik mana yang akan mengendalikan Senat AS, dengan ekspektasi untuk lebih banyak stimulus di bawah Senat dan DPR yang dikendalikan Demokrat.

Emas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang yang kemungkinan besar disebabkan oleh langkah-langkah stimulus yang besar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya