Program Sejuta Rumah Capai 902.886 Unit hingga 21 Desember 2020

Pembangunan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 677.616 unit dan rumah untuk non MBR sebanyak 225.270 unit.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Jan 2021, 14:30 WIB
Diterbitkan 01 Jan 2021, 14:30 WIB
BTN Salurkan Lebih dari 735 Ribu Rumah Bersubsidi
Pemilik rumah membuat rangka penguat dapur rumah di Perumahan Griya Samaji,Cieseng, Bogor, Rabu (19/02/2020). BTN pada 2019 telah merealisasikan 735.000 rumah dalam Program pemerintah satu juta rumah dengan kredit kepemilikan rumah bersubsidi sekitar Rp 111 trilyun. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) terus menggenjot pelaksanaan Program Sejuta Rumah (PSR) untuk masyarakat Indonesia. Hingga 21 Desember 2020, Kementerian PUPR mencatat hasil pembangunan rumah di Indonesia yang termasuk dalam Program Sejuta Rumah, telah menembus angka 902.886 unit di seluruh Indonesia.

"Dari data yang kami miliki per tanggal 21 Desember 2020 lalu, angka capaian Program Sejuta Rumah telah menembus angka 902.886 unit rumah," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid, seperti dikutip dari keterangan resmi, Jumat (1/1/2021).

Rinciannya, pembangunan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 677.616 unit dan rumah untuk non MBR sebanyak 225.270 unit. Angka capaian ini juga diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir tahun 2020.

"Pembangunan rumah untuk MBR yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR tercatat 200.881 unit, Kementerian Lain 51.136 unit, pemerintah daerah 33.925 unit," terangnya.

Selain itu, pengembang perumahan juga telah membangun rumah sebanyak 383.033 unit. Pembangunan rumah juga banyak dilaksanakan oleh sektor swasta melalui Program Corporate Social Responsibility (CSR) sebanyak 3.681 unit dan masyarakat membangun rumah secara mandiri sebanyak 4.960 unit.

"Untuk rumah non MBR, dilaksanakan oleh pengembang perumahan sebanyak 178.749 unit dan masyarakat sendiri sebanyak 46.521 unit. Kami tetap berharap hingga akhir tahun 2020 jumlah pembangunan rumah bisa lebih meningkat lagi," ujar dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Wapres: Program Sejuta Rumah Tak Capai Target karena Pandemi Covid-19

BTN Salurkan Lebih dari 735 Ribu Rumah Bersubsidi
Suasana Perumahan Griya Samaji, Cieseng, Bogor, Rabu (19/2/2020). Bank Tabungan Negara (BTN) pada 2019 telah merealisasikan 735.000 rumah dalam Program pemerintah satu juta rumah dengan kredit kepemilikan rumah bersubsidi sekitar Rp 111 trilyun. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan program satu juta rumah pada 2020 tidak dapat mencapai target karena ada bencana kesehatan pandemi COVID-19.

“Khusus untuk tahun ini, dikarenakan pandemi COVID-19, realisasi program satu juta rumah per 16 November 2020 baru mencapai 667.554 unit rumah yang terdiri atas 75 persen rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan 25 persen rumah untuk non-MBR,” kata Ma’ruf Amin saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) REI Tahun 2020 secara virtual dari Jakarta, dikutip Antara, Kamis (3/12/2020).

Sebagai dampak dari pandemi COVID-19, lanjut Wapres, REI juga tidak dapat mencapai target untuk membangun sebanyak 239.109 unit rumah untuk MBR.

Program satu juta rumah diresmikan pada 2015 oleh Presiden Joko Widodo. Setelah lima tahun berjalan, program tersebut telah berhasil membangun sebanyak 5,4 juta unit, yang 70 persen di antaranya ditujukan untuk MBR.

“Pemerintah percaya bahwa membangun rumah untuk rakyat tidak hanya akan berdampak positif terhadap perekonomian, tetapi juga akan mengangkat kualitas hidup masyarakat, khususnya mereka yang terlibat dalam klaster industri properti,” jelasnya.

Sektor perumahan dan properti merupakan klaster industri yang melibatkan banyak jenis usaha dan industri, sehingga penciptaan lapangan kerja di sektor tersebut cukup besar, kata Wapres. Dengan pembangunan perumahan tersebut, Pemerintah berharap dapat menyerap banyak tenaga kerja melalui program padat karya.

Terkait masih tingginya angka backlog perumahan, yang mencapai 11,04 juta unit, Wapres mendorong percepatan pembangunan rumah khususnya bagi MBR.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, jumlah keluarga di Indonesia yang memiliki rumah mencapai 80,07 persen, sementara sisanya tinggal dengan cara menyewa rumah, menumpang di rumah kerabat hingga nomaden.

“Oleh karena itu pembangunan sektor perumahan perlu kita dukung sebagai pengungkit pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan manfaatnya dapat dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat. Kita semua menyadari, bahwa perjuangan untuk memfasilitasi penyediaan rumah bagi rakyat masih panjang,” ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya