Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa IV tengah membangun rumah susun sewa (rusunawa) untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Jawa Timur.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid mengatakan, sebanyak 2 tower dibangun di Kota Surabaya. Sementara satu rusunawa lainnya dibuat di Kota Madiun.
Baca Juga
"Ada 3 Rusun yang dibangun di tahun ini, yakni Rusunawa MBR Menanggal dan Rusunawa MBR Tambak Wedi di Surabaya, serta satu Rusunawa di Madiun," kata Khalawi dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/11/2020).
Advertisement
Khalawi menerangkan, Rusunawa MBR Menanggal dan Tambak wedi yang saat ini dibangun memiliki ketinggian 4 lantai dan tipe hunian kamar 36. Total kamar yang dimiliki masing-masing rusun berjumlah 60 unit dengan kapasitas 240 orang.
Sementara satu rusunawa MBR di Kota Madiun memiliki ketinggian 3 lantai dengan total 44 unit dan berkapasitas 176 orang.
Selama proses pengerjaan, Khalawi meminta pihak kontraktor pelaksana untuk menjaga kualitas dan mutu pekerjaan pembangunan rusunawa MBR. Dia juga berpesan agar para pekerja selalu menjaga kesehatan sesuai protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 harus terus dilakukan.
"Kalau ada yang merasa sakit segera istirahat dan berobat, saat bekerja jaga kondisi, pakai masker dan mencuci tangan," imbuh Khalawi.
Rusunawa MBR tersebut direncanakan selesai akhir Desember 2020 dengan progres saat ini mencapai 45 persen. Total anggaran yang dipersiapkan untuk membangun ketiga rusunawa tower ini mencapai Rp 59 miliar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
10 Rusunawa di Jakarta Mulai Dibangun Tahun Ini
Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman (PRKP) DKI Jakarta mulai membangun 10 rusunawa baru pada 2020.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PRKP DKI Jakarta, Sarjoko mengatakan, proses pembangunan masih di bawah 10 persen. Sebab, lanjut dia, pembangunan sebagian rusun baru dimulai pada awal tahun ini.
Pembangunan dilakukan dengan menggunakan skema multiyears.
"Pembangunan rusunawa baru progresnya masih di bawah sepuluh persen, karena pelaksanaannya ada yang baru di awal 2020. Kontraknya ada yang sebagian di Desember 2019, sisanya awal 2020," kata Sarjoko berdasarkan keterangan tertulisnya, Rabu 19 Agustus 2020 malam.
Sepuluh rusun yang akan dibangun yakni Rusunawa PIK Pulogadung, Rusunawa Jalan Inspeksi BKT Ujung Menteng, Rusunawa Karang Anyar, Rusunawa Cakung Barat, Rusunawa Penjaringan, Rusunawa Padat Karya, Rusunawa Cipinang Besar Utara, Rusunawa Pulo Jahe, Rusunawa Kelapa Gading Timur, dan Rusunawa PIK Pulogadung Tahap II.
Sarjoko mengatakan, 10 rusunawa itu memiliki 5.835 unit hunian.
Total nilai kontrak pembangunan 10Â rusunawa, untuk fisik, sebesar Rp 2,2 triliun.
Targetnya, pembangunan sepuluh rusunawa tersebut bisa rampung pada 2021. Namun, bila ternyata anggarannya tidak tersedia pada tahun ini, ia memperkirakan pembangunan rusunawa ini baru selesai 2022.
"Kemungkinan nanti akan kita evaluasi terkait dengan multiyears-nya. Ini mempertimbangkan ketersediaan anggaran. Kalau memang tidak bisa diselesaikan 2021, ya akan di-extend 2022 karena pada 2019 itu belum ada realisasi," tandas Sarjoko.
Sarjoko menegaskan, jika rusunawa ini sudah rampung, hanya warga DKI Jakarta yang berpenghasilan rendah yang bisa menempati rusunawa tersebut. Pada dasarnya, kata dia, pembangunan rusunawa diperuntukkan bagi warga berpenghasilan rendah (MBR).
Oleh karena itu, biaya sewa yang ditetapkan juga tergolong murah.
"Rusunawa yang dibangun ini diperuntukkan bagi warga DKI Jakarta yang berpenghasilan rendah," ucap Sarjoko.
Sarana dan prasarana di sepuluh rusunawa yang sedang dibangun ini sama seperti rusunawa pada umumnya. Akan sesuai standar kebutuhan bertempat tinggal yang layak, sehat, aman dan nyaman. Selain itu, harapannya rusunawa tersebut bisa mendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, budaya maupun ekonomi.
Â
Advertisement