Pertamina Tingkatkan Produksi Green Diesel di Kilang Cilacap Jadi 3.000 Barel per Hari

Sedangkan di 2022, Pertamina juga akan terus menambah produksi Green Diesel sebesar 3.000 barel per hari.

oleh Tira Santia diperbarui 09 Feb 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2021, 12:00 WIB
RU IV Cilacap, Kilang BBM Terbesar di Indonesia Milik Pertamina
Perahu kayu membawa muatan melintas di dekat kilang minyak Pertamina Refenery Unit IV Cilacap, Rabu (7/2). RU IV Cilacap menjadi kilang dengan kapasitas terbesar di Indonesia. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan meningkatkan produksi Green Diesel (D-100) di Kilang Cilacap pada 2021. Produksi Green Diesel kilang tersebut akan dinaikkan jadi 3.000 barel per hari dari sebelumnya 1.000 barel per hari.

“Green diesel di Cilacap jadi setelah kita berhasil memproduksi dari kilang akses yang di Dumai D-100, 100 persen dari CPO, itu yang sudah kita produksi hari ini adalah 1.000 barel per hari maka di tahun ini kita bisa menambah 3.000 barel per hari di Cilacap,” kata Dirut PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, dalam RDP dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (9/2/2021).

Sedangkan di 2022, Pertamina juga akan terus menambah produksi Green Diesel sebesar 3.000 barel per hari. Sehingga kebutuhan pasokan dan permintaan nasional bisa terpenuhi.

“Tahun depan bisa kita tambah lagi 3.000 barel per hari di Cilacap, jadi dari kilang existing bukan yang dibangun baru. Dengan demikian nanti kita bisa meng-adjust supply-demand nasional ke depan,” katanya.

Peningkatan produksi Green Diesel D-100 ini merupakan salah satu prioritas program kerja tahun 2021. Dimana sebagai korporasi, Pertamina telah menetapkan dua prioritas 2 program kerja. Pertama, proyek strategis nasional dan penugasan dari pemerintah.

Nicke menyebut, peningkatan produksi Green Diesel D-100 termasuk dalam proyek strategis nasional di tahun 2021.

“Nah, kalau lihat program strategis nasional adalah ditetapkan oleh Perpres Nomor yang terbaru adalah nomor 109 tahun 2020, baik itu di sektor hulu maupun hilir untuk EBT periode 2020 sampai dengan 2024,” jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kilang Dumai dan Plaju

Mengintip Kilang Minyak Sei Pakning Milik Pertamina
Area kilang minyak RU II Sei Pakning, Bengkalis, Riau (17/10). Minyak di kilang Sei Pakning memproduksi solar dan gerosin. Solar dan minyak tanah tersebut didistribusikan ke Dumai, pembangkit PLN dan masyarakat sekitar. (Liputan6.com/Yulia)

Dalam mengembangkan green energy, Pertamina juga akan mengembangkan green refinery. Ia mengatakan kilang BBM Pertamina di Dumai dan Plaju yang sudah ada akan dikonversi menjadi green refinery, dengan mengolah BBM dari bahan baku sawit.

“Kita akan khususkan kilang Dumai ini untuk Green refinery mengingat di lokasi di Sumatera Selatan ini banyak sekali pasokan CPO yang bisa digunakan. Sehingga nantinya bisa meningkatkan juga variabel produk yang dihasilkan. Selain juga kita akan mengimprove kualitasnya menjadi Euro 5,” ujarnya.

Adapun untuk Kilang Plaju, pembangunan Green refinery diharapkan bisa menambah pasokan BBM ramah lingkungan dengan kualitas bahan bahan bakar, gas oil dengan sulfur yang di bawah 50 ppm.

“Jadi sesuai dengan ketentuan dari IMO (International Maritime organization),” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya