Krakatau Steel-Inerco Teken Kerja Sama Senilai Rp 4,8 Triliun

Kerja sama dengan Inerco merupakan langkah positif bagi Krakatau Steel dalam mengembangkan pasar untuk mendukung proyek infrastruktur.

oleh Tira Santia diperbarui 31 Mar 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2021, 19:00 WIB
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk resmi meluncurkan logo baru perusahaan jelang hari jadinya yang ke 50 pada 31 Agustus 2020 mendatang.
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk resmi meluncurkan logo baru perusahaan jelang hari jadinya yang ke 50 pada 31 Agustus 2020 mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (Krakatau Steel) yang diwakili oleh Direktur Komersial Melati Sarnita menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Inerco Global International (Inerco) yang diwakili oleh Direktur Utama Inerco Hendrik M. Kawilarang Luntungan di Gedung Krakatau Steel, Jakarta.

“Ini adalah strategic partnership dengan Krakatau Steel untuk jangka waktu 3 tahun dengan nilai kerja sama mencapai Rp 4,8 triliun,” ungkap Melati.

Melati menambahkan, kerja sama ini merupakan langkah positif bagi Krakatau Steel dalam mengembangkan pasar untuk mendukung proyek infrastruktur yang saat ini mulai kembali berjalan setelah sempat terhenti akibat pandemi. Dengan kerja sama ini, Melati berharap akan mendorong peningkatan kinerja penjualan perusahaan.

Inerco merupakan badan usaha yang bergerak di bidang perdagangan produk baja, industri baja dan oil and gas. Hal ini tentunya menjadikan Inerco sebagai salah satu partner potensial bagi Krakatau Steel dan anak usaha Krakatau Steel seperti PT KHI Pipe Industries dan PT Krakatau Niaga Indonesia yang sebelumnya sudah menjalin kerja sama dengan Inerco.

“Kami sudah menjalankan kerja sama dengan anak usaha Krakatau Steel sebelumnya dan kali ini kami berkesempatan langsung bekerja sama dengan induknya. Kerja sama strategis ini merupakan salah satu titik tolak setelah industri baja sempat lesu selama masa pandemi. Semoga dapat saling mengembangkan kemajuan perusahaan untuk kedua belah pihak” jelas Direktur Utama Inerco Hendrik M. Kawilarang Luntungan.

Kerja sama ini mengembangkan Krakatau Steel dan anak usaha ke level berikutnya dengan proyek yang lebih besar dan dengan cakupan yang lebih luas.

“Kami berharap kerja sama ini dapat berjalan lancar dan kami akan terus mengembangkan potensi kerja sama lainnya yang mungkin terjalin di masa yang akan datang,” pungkas Direktur Komersial Krakatau Steel Melati Sarnita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Krakatau Steel Punya Pabrik Baru, Kapasitas Produksi Bakal Meningkat

Krakatau Steel
(Foto: Krakatau Steel)

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengunjungi pabrik baru PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (Krakatau Steel) di Cilegon yaitu pabrik Hot Strip Mill 2 (HSM 2), Kamis (25/3/2021). Kunjungan ini merupakan bentuk komitmen dan dukungan pemerintah dalam melindungi serta memajukan industri dalam negeri khususnya industri baja.

"Krakatau Steel adalah industri kebanggaan nasional dan kita harus bisa menjaga kepercayaan publik, investor, dan perbankan dengan pencapaian-pencapaian positif," ujar Agus dalam keterangannya, Kamis (25/3/ 2021).

Agus menambahkan, peningkatan pangsa pasar ini patut kita apresiasi. Pemerintah berkomitmen mendukung manajemen Krakatau Steel untuk terus meningkatkan kinerjanya.

"Kementerian Perindustrian memiliki program subtitusi impor sebesar 35 persen sampai 2022 dimana produk baja yang dihasilkan dari pabrik HSM 2 milik Krakatau Steel nantinya dapat berkontribusi mengisi ruang impor tersebut. Kami berharap Krakatau Steel dapat tumbuh berkembang menjadi lebih besar dan dengan penambahan kapasitas yang dapat menggairahkan utilisasi baja nasional," tandasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, dengan dioperasikannya pabrik dengan nilai investas USD 521 pada bulan April 2021 nanti, kapasitas produksi Hot Rolled Coil (HRC) Krakatau Steel bertambah 1,5 juta ton per tahun.

"Pabrik HSM 2 ini akan menghasilkan produk baja HRC yang biasanya digunakan untuk General Structure, otomotif, serta bahan baku pipa baja," ujarnya.

Jika ditambah dengan pabrik HRC Existing dengan kapasitas mencapai 2,4 juta ton per tahun, maka total kapasitas produksi HRC Krakatau Steel mencapai 3,9 juta ton per tahun.

Konsumsi Baja

Krakatau Steel
(Foto: Krakatau Steel)

Lebih lanjut, disebutkan bahwa konsumsi baja Indonesia terus tumbuh dari tahun ke tahun. Pada tahun 2020, konsumsi baja Indonesia mencapai 15,8 juta ton. Ke depan masih ada ruang pengembangan industri baja untuk tumbuh seiring dengan pertumbuhan pembangunan infratruktur di Indonesia.

Dengan adanya HSM 2, Krakatau Steel semakin kompetitif dan dapat meningkatkan pangsa pasar untuk produk HRC menjadi sebesar 65 persen di tahun 2021 dibandingkan dengan tahun 2020 yang sebesar 45 persen.

Lanjut Silmy, pemerintah telah mendukung industri dalam negeri dengan serangkaian peraturan dan kebijakan yang berpihak pada industri nasional. Upaya pengendalian importasi dan menjaga kualitas besi dan baja dalam negeri menjadi salah satu prioritas Kementerian Perindustrian dalam meningkatkan pertumbuhan industri.

"Dengan dukungan dari pemerintah dan peningkatan kapasitas Krakatau Steel yang terus tumbuh, kami yakin Krakatau Steel dapat memenuhi kebutuhan industri baja domestik sehingga kemandirian industri baja nasional dapat terwujud," ungkas Silmy. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya