Rupiah Melemah Imbas Penerapan PPKM Darurat

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Jumat pekan ini.

oleh Athika Rahma diperbarui 02 Jul 2021, 10:22 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2021, 10:15 WIB
FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Jumat pekan ini. Rupiah melemah jelang pengumuman data tenaga kerja AS.

Mengutip Bloomberg, Jumat (2/7/2021), rupiah dibuka di angka 14.515 per dolar AS, melemah dibanding dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.502 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah kembali bergerak melemah ke 14.555 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.515 per dolar AS hingga 14.564 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 3,59 persen.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, rupiah kemungkinan masih melemah hari ini terhadap dolar AS.

"Pasar masih menantikan data tenaga kerja AS versi pemerintah yang akan dirilis malam ini, yang diekspektasikan lebih bagus dari perkiraan. Data tenaga kerja yang membaik bisa menaikkan ekspektasi pasar terhadap kemungkinan perubahan kebijakan moneter AS ke arah yang lebih ketat," ujar Ariston seperti dikutip dari Antara.

Selain itu pelaku pasar global juga mulai mengkhawatirkan varian Delta COVID-19 yang sudah menaikkan kasus harian baru di sejumlah negara.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

PPKM Darurat

IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Tumpukan uang kertas pecahan rupiah di ruang penyimpanan uang "cash center" BNI, Kamis (6/7). Tren negatif mata uang Garuda berbanding terbalik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai bangkit ke zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara di dalam negeri, PPKM Darurat yang menerapkan pembatasan aktivitas ekonomi yang lebih ketat bisa menjadi faktor penekan rupiah. Pelambatan ekonomi lebih berpeluang terjadi karena pembatasan ekonomi yang lebih ketat.

"Kemarin juga dilaporkan terjadi deflasi di bulan Juni di Indonesia. Deflasi bisa diartikan penurunan permintaan atau konsumsi. Dan ini bisa mengindikasikan pelambatan ekonomi," kata Ariston.

Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi melemah ke arah Rp14.550 per dolar AS dengan potensi penguatan di kisaran Rp14.470 per dolar AS.

Pada Kamis (1/7) lalu rupiah ditutup melemah 3 poin atau 0,02 persen ke posisi 14.503 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.500 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya