Cegah Masalah Makan pada Anak, Ini 7 Saran Pakar

Liputan6.com, Jakarta Menghadapi balita yang sulit makan atau memilih-milih makanan bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua. Sebagian anak menolak makanan baru, hanya mau makan jenis tertentu, atau bahkan tidak mau makan sama sekali.

Namun, jangan khawatir! Menurut para ahli, ada cara-cara sederhana dan efektif yang dapat membantu membangun kebiasaan makan sehat pada si kecil sekaligus mencegah masalah makan di masa depan.

Dari memberi contoh baik hingga tetap rileks menghadapi situasi, berikut 7 tips praktis yang bisa Anda coba untuk mendukung pola makan si kecil agar lebih sehat dan menyenangkan mengutip Parents.

1. Beri Contoh yang Baik

Hal pertama yang dapat dilakukan untuk membantu balita terhindar dari masalah makan yakni dengan memberi contoh yang baik.

Ayah dan ibu yang memperlihatkan bisa menikmati beragam makanan bergizi dalam lingkungan yang bahagia jauh lebih mungkin memiliki anak-anak dengan sikap makan yang sehat dibandingkan orang dewasa yang terus-menerus berdiet, makan berlebihan, menolak sayuran, atau membiarkan anak-anak makan sendirian seperti yang disampaikan Jane Kaue, yang mempelajari tentang picky eater di pemakan di Monell Chemical Senses Center Philadelphia.

Kaue mengungkapkan memberi contoh hubungan yang baik dengan makanan membantu menentukan makanan yang dipilih. Lalu, anak juga bakal tahu kapan lapar dan menyesesuaikan makanan.

2. Hindari Memaksa Anak

Jangan memaksa anak memakan sesuatu. Bila pun akhirnya ia memakan, malah ketika ada kesempatan makan di waktu yang lain akan menghindarinya kata pakar yang mendalami nutrisi dokter Ellyn Sater.

Ada orangtua yang membolehkan anak makan makanan manis bila sudah makan sayur seperti brokoli. Cara ini tidak akan membantu anak suka brokoli.Lalu, memberikan hadiah seperti cokelat atau kue itu berarti membuat seakan-akan makanan manis lebih berharga daripada daging, telur dan sayuran.

4. Jangan Menyerah Terlalu Cepat Saat Anak Menolak Makanan

Pakar yang mendalami perkembangan manusia dan studi keluarga Lean Birch mengungkapkan bahwa perlu 10-15 kali untuk memperkenalkan makanan baru ke anak.

"Yang perlu orangtua lakukan adalah untuk menawarkan makanan itu tanpa ekspektasi apapun," katanya.

Memberikan makanan dalam ukuran besar kadang bikin anak malah terintimidasi. Rasa-rasanya sudah lelah duluan melihat piring yang banyak makanna.Maka dari itu, buat anak-anak lebih baik siapkan saja makanan dalam ukuran kecil.

6. Makan Berantakan? Tidak Masalah

Saat anak belajar makan, kadang makanan yang disendokkan jatuh ke lantai, kursi atau meja. Belum lagi mukanya akan belepotan bahkan tak jarang makanan tersebut bisa saja di atas kepalanya.

"Itu memberi pengalaman bahwa makan itu adalah pengalaman multisensor," kata dokter anak Bryan Vartabedian.

Bayi yang baru makan lalu dilarang-larang mengksplorasi cenderung jadi tidak menikmati makanannya.

“Orangtua yang menjuluki anak-anaknya picky eater, awas nanti jadi seperti itu benar lho,” kata Vartabedian.

Ia juga mengungkapkan banyak kasus anak yang pun kesulitan dengan makan akan membaik seiring bertambahnya usia.

Salah satu indikator terpenting dari suatu masalah serius adalah kurva pertumbuhan anak. Jika seorang anak tumbuh pada tingkat normal, mereka memenuhi kebutuhan nutrisinya, lanjut Vartabedian.