Bos Garuda Indonesia: Industri Penerbangan Anjlok ke Level Terendah Sepanjang Sejarah

Situasi pandemi tidak terhindarkan dihadapi oleh berbagai pelaku industri penerbangan lainnya.

oleh Athika Rahma diperbarui 16 Jul 2021, 11:54 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2021, 11:54 WIB
Garuda Indonesia meluncurkan livery khusus yang menampilkan visual masker pada bagian depan (hidung) pesawat Airbus A330-900 Neo yang merupakan livery masker pesawat pertama yang ada di Indonesia.
Garuda Indonesia meluncurkan livery khusus yang menampilkan visual masker pada bagian depan (hidung) pesawat Airbus A330-900 Neo yang merupakan livery masker pesawat pertama yang ada di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra membeberkan dampak pandemi Covid-19 terhadap bisnis perusahaan. Kondisi pandemi mengantarkan industri penerbangan dunia pada level terendah sepanjang sejarah.

"Hal tersebut merupakan realitas bisnis yang tidak dapat terhindarkan di tengah tekanan kinerja usaha, imbas kondisi pandemi yang mengantarkan industri penerbangan dunia pada level terendah sepanjang sejarah,"ujar Irfan dalam keterangannya, Jumat (16/7/2021).

Ini terlihat pada lalu lintas penumpang penerbangan internasional menurun drastis lebih dari 60 persen selama tahun 2020.

Trafik perjalanan lalu lintas udara internasional kembali ke level trafik lalu lintas udara pada tahun 2003.  "Sebuah kemunduran signifikan dari industri penerbangan yang telah berkembang pesat selama 10 tahun terakhir," tambah Irfan.

Menurutnya, situasi pandemi tidak terhindarkan dihadapi oleh berbagai pelaku industri penerbangan lainnya. Mereka harus melakukan berbagai langkah fundamental guna mengoptimalkan kinerja usahanya.

Misalnya melakukan upaya diversifikasi bisnis baik dalam skala besar maupun kecil, yang tak lain dan tak bukan dimaksudkan untuk mengupayakan keberlangsungan usaha ditengah krisis industri penerbangan dunia saat ini.

 

Saksikan Video Ini

Disclaimer Laporan Keuangan

Garuda Indonesia Buka Rute Chengdu-Bali Januari 2017
Garuda Indonesia.

Sementara itu, menyikapi catatan disclaimer (opini tidak memberikan pendapat) Laporan Keuangan Garuda Indonesia tahun buku 2020, Irfan menjelaskan pada prinsipnya, perusahaan menghargai independensi auditor yang mencatatkan keterangan tersebut dalam pembukuan laporan kinerja keuangan sepanjang tahun 2020.

Catatan disclaimer itu diberikan dengan pertimbangan aspek keberlangsungan usaha yang menjadi perhatian auditor ditengah upaya restrukturisasi yang dijalankan perusahaan sebagai langkah pemulihan kinerja.

Lebih lanjut Irfan memaparkan, dalam kondisi yang penuh tantangan ini, Garuda Indonesia memastikan komitmennya untuk senantiasa hadir memenuhi kebutuhan aksesibilitas layanan penerbangan masyarakat Indonesia melalui pengalaman terbang yang aman dan nyaman.

"Hal itu selaras dengan konsistensi penerapan protokol kesehatan di seluruh lini operasi Garuda Indonesia, yang turut mengantarkan kami menjadi salah satu maskapai penerbangan terbaik di Asia Tenggara dengan kualitas penerapan protokol kesehatan di seluruh aspek layanan," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya