Pendiri Indef Yakin Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 7 Persen, Ini Syaratnya

Pemerintah harus mendorong investasi ke sektor industri yang bernilai tambah dan berorientasi ekspor.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Sep 2021, 15:20 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2021, 15:20 WIB
Peneliti senior INDEF, Didik J Rachbini. (Wilfridus Setu Embu/Merdeka.com)
Peneliti senior INDEF, Didik J Rachbini. (Wilfridus Setu Embu/Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik J Rachbini menjelaskan, stategi menarik investasi bisa mendorong ekonomi Indonesia tumbuh hingga 7 persen. Selain itu, pemerintah juga harus mendorong industri untuk berdaya saing dan berorientasi ekspor. 

"Sekarang kita bisa terobos stagnasi di angka 5 persen, saya usulkan menggunakan strategi investasi, industri dan ekspor," kata Didik dalam Webinar :Investasi, Nilai Tambah, dan Kesinambungan Pembangunan, Jakarta, Rabu (8/9/2021).

Untuk itu, pemerintah harus mendorong investasi ke sektor industri yang bernilai tambah. Dengan begitu, negara bisa mendapatkan sumber pendapatan sekaligus mesin pertumbuhan ekonomi yang lebih masif.

Lebih dalam lagi, hasil produksi dari industri harus bisa diekspor. Proses ekspor produk ini juga harus dilakukan efisien. "Ketika ekspor, maka upaya efisiensi harus dilakukan oleh pabrik," kata dia.

Didik menilai kekuatan ekonomi sebuah negara bisa diukur dari hasil produk yang dihasilkan. Sehingga bisa menentukan nasib produk ketika bersaing di pasar internasional. Kondisi ini bisa didukung oleh strategi investasi yang berkualitas dan berdaya saing. Kemudian industri dan hilirisasi pada sektor-sektor dominan harus dikembangkan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Strategi Ekspor

Target Pertumbuhan Ekonomi
Gedung bertingkat mendominasi kawasan ibu kota Jakarta pada Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Strategi promosi ekspor ini akan menghapus berbagai kendala melalui penyesuaian struktural untuk produksi yang efisien dan mampu bersaing di pasar internasional. Sehingga dampaknya akan memperkuat posisi eksternal yakni devisa dan gejolak perekonomian internasional. 

Selain itu juga bisa memacu ekspor mencari peluang pasar. Kemudian memperkuat dan memperluas ekspor komoditas tradisional menjadi barang jadi. Meningkatkan penerimaan produsen dan eksportir dan menghasilkan kepastian usaha karena pasar tidak terbatas.

Di sisi lain strategi ini akan berdampak juga pada penyerapan tenaga kerja. Termasuk juga proses substitusi barang manufaktur.

Meski begitu, berbagai investasi di luar sektor industri masih bisa dilakukan seperti investor sektor kuliner maupun pariwisata. Sebab investasi tersebut bisa mendatangkan dolar untuk Indonesia. Namun dalam hal ini, investasi tersebut bukan menjadi inti dari strategi yang diusulkannya.

"Pariwisata juga bisa investasi tapi harus fokus ke industri," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya