Lewat Bulatih, Pertamina Hulu Kalimantan Timur Wujudkan Ibu Kota Baru Ramah Lingkungan

PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) menjalankan Program Budidaya Lalat Hitam atau Bulatih.

oleh Arthur Gideon diperbarui 06 Des 2021, 16:50 WIB
Diterbitkan 06 Des 2021, 16:50 WIB
Program Budidaya Lalat Hitam atau Bulatih yang merupakan program CSR unggulan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) (Dok Pertamina)
Program Budidaya Lalat Hitam atau Bulatih yang merupakan program CSR unggulan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) (Dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) menjalankan Program Budidaya Lalat Hitam atau Bulatih. Program CSR ini berada di di wilayah Daerah Operasional Bagian Selatan (DOBS)  Pertamina Hulu Kalimantan Timur. 

Program Bulatih merupakan progam pemberdayaan masyarakat di bidang lingkungan dengan pemanfaatan dan pengelolaan sampah organik melalui budidaya lalat Black Soldier Fly (BSF) yang hasilnya digunakan sebagai alternatif pakan ternak. Hal yang melatarbelakangi dilakukannya Progam Bulatih yakni mengajarkan masyarakat akan manfaat yang didapatkan dari sampah organik yang selama ini tidak dimanfaatkan, padahal memiliki nilai ekonomi jika dimanfaatkan dengan metode yang tepat.

Pada pertengahan 2019, dengan inisiatif dari internal dan eksternal Pertamina Hulu Kalimantan Timur, Progam Bulatih mulai diinisiasi di Terminal PHKT Lawe-Lawe. Awalnya dimulai dengan memanfaatkan sampah organik sisa makanan katering dari dapur Terminal Lawe-Lawe. Program tersebut berhasil dan mampu menekan neraca buangan limbah sampah organik ke TPA.

Sosialisasi diawali kepada 3 kelompok pendampingan yaitu Kelompok HIMPULI dan Kelompok Hidayatullah di Desa Girimukti serta untuk pemberdayaan Wanita kepada Kelompok Usaha Wanita Maggot Lestari di Kelurahan Tanjung Tengah, dimana PHKT memfasilitasi pembuatan kandang, bantuan alat untuk proses produksi BSF (Black Soldier Fly) hingga pelatihan dan pendampingan selama proses berlangsung.

Assistant Manager Environmental Zona 10, Chandra Sunaryo, menjelaskan bahwa Bulatih merupakan bentuk nyata komitmen Pertamina Hulu Kalimantan Timur untuk menghadirkan inovasi dalam pengelolaan lingkungan tidak hanya di internal Perusahaan namun juga diintegrasikan dengan program Comdev hingga dapat memberikan efek lebih luas kepada masyarakat di Kabupaten PPU.

“Program inovasi ini pun diharapkan dapat berkontribusi dalam persiapan Kabupaten PPU menjadi Ibu Kota Negara baru yang ramah lingkungan,” tambah Chandra seperti ditulis, Senin (6/12/2021).

Ketiga kelompok binaan PHKT merasa sangat terbantu dengan adanya pakan alternatif berupa maggot untuk hewan ternaknya. Faktanya, kelompok peternak unggas dapat berhemat sebesar 30 persen untuk biaya pakan atau setara dengan Rp 828.000 per 3 bulan. Besarnya penghematan tersebut dapat digunakan untuk ternak 100 ekor unggas.

Sementara bagi kelompok peternak lele dapat berhemat sebesar Rp 3.000.000 per bulan. Mulai Januari-Agustus 2021 sampah organik yang telah dimanfaatkan untuk pakan maggot pun sebesar 1.697,5 kilogram atau hampir sekitar 1,7 ton.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Replikasi

Program Budidaya Lalat Hitam atau Bulatih yang merupakan program CSR unggulan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) (Dok Pertamina)
Program Budidaya Lalat Hitam atau Bulatih yang merupakan program CSR unggulan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) (Dok Pertamina)

Beberapa keunikan program Bulatih ini antara lain adanya Edupreneurship di Pesantren Hidayatullah berupa Ekstrakurikuler budidaya lalat hitam dan pemanfaatan maggot sebagai pakan lele, Replikasi LCA (Life Cycle Assessment) kepada mitra binaan.

Selain itu juga dilaksanakan Transfer knowledge dan penerapan LCA mengenai pengelolaan dan pemanfaatan sampah organik melalui inisiasi program Bulatih di Terminal Lawe-lawe.

Superintendent Terminal Lawe-Lawe, Bagus Wibatsu Wahyuntoro, mendukung program ini, karena Program BULATIH ini merupakan bentuk sinergi PHKT dan pemangku kepentingan di Terminal Lawe-Lawe untuk upaya menuju Zero Domestic Waste dengan menggunakan BSF (Black Soldier Fly) yang akan mendatangkan manfaat masyarakat terutama di Kabupaten Penajam Paser Utara, di sekitar daerah operasi Terminal Lawe-Lawe.

“Semoga upaya ini dapat meningkatkan perekonomian warga sekaligus merupakan solusi yang mandiri dan berkelanjutan untuk limbah sampah domestik masyarakat.”, ujar Bagus.

 

Raih Penghargaan

Program ini pun telah berhasil menjadi Pemenang Utama Juara 1 Penghargaan Lomba Inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) yang diselenggarakan oleh Bapelitbang Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Plt. Kepala Bapelitbang PPU, Yunita L.Damayanti,M.E. pada tanggal 24 September 2020, bertempat di kantor Bupati PPU.

Penghargaan tersebut diterima oleh Prayitno, Pekerja PHKT Terminal Lawe-Lawe yang merupakan salah satu penggagas dan motor penggerak program BULATIH di Terminal Lawe-Lawe.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Penajam Paser Utara, Tita Deritayani, sangat mengapresiasi dan mendukung pihak PHKT dengan adanya program Bulatih ini dalam hal pengolahan sampah di PPU.

“Menyelesaikan masalah sampah juga termasuk mengubah perilaku dan pola berfikir, bagaimana cara dimanfaatkannya, yang merupakan tugas dari Dinas Lingkungan Hidup untuk bersinergi dengan sekolah, masyarakat; dengan harapan program ini berkelanjutan dalam upaya memaksimalkan sampah organik,” ungkap Tita.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya