Angkasa Pura II Sediakan Motor Listrik Roda 3 di Bandara Soetta

Sejalan dengan pengembangan ekosistem moda transportasi listrik, Bandara Soekarno-Hatta telah mendukung penggunaan mobil listrik dan motor listrik.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 20 Feb 2022, 21:45 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2022, 21:45 WIB
Salah satu program dalam mengurangi emisi gas karbon di bandara AP II adalah melalui penggunaan berbagai transportasi berbasis listrik.
Salah satu program dalam mengurangi emisi gas karbon di bandara AP II adalah melalui penggunaan berbagai transportasi berbasis listrik.

Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura II (AP II) terus berusaha mewujudkan bandara ramah lingkungan dengan menerapkan konsep eco-green airport. Salah satu program yang dijalankan adalah dengan penggunaan berbagai mobil listrik dan motor listrik.

President Director AP II Muhammad Awaluddin menjelaskan, Angkasa Pura II memiliki rencana induk (masterplan) penerapan konsep eco-green airport guna memastikan keseimbangan antara aktivitas operasional kebandarudaraan dengan keberlanjutan (sustainability).

“Kami meyakini kegiatan operasional kebandarudaraan bisa dan harus sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan guna mewujudkan bandara ramah lingkungan. Pengurangan emisi gas karbon di lingkungan bandara adalah salah satu fokus AP II,” ujar Muhammad Awaluddin dalam keterangan tertulis, Minggu (20/22022).

Pengurangan emisi gas karbon di bandara AP II ini diharapkan mendukung program pemerintah dalam menurunkan emisi karbon sebesar 29 persen di Indonesia pada 2030 dan juga sejalan dengan program Global Net Zero Carbon Emission 2050 dari Airport Council International (ACI).

Salah satu program dalam mengurangi emisi gas karbon di bandara AP II adalah melalui penggunaan berbagai transportasi berbasis listrik.

“Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara tersibuk dan terbesar di Indonesia, kami tetapkan sebagai lokasi pilot project pengembangan ekosistem transportasi berbasis listrik, sebelum nantinya ekosistem serupa dikembangkan juga di bandara-bandara AP II lainnya,” ungkap Muhammad Awaluddin.

Sejalan dengan pengembangan ekosistem moda transportasi listrik, Bandara Soekarno-Hatta telah mendukung penggunaan kendaraan listrik antara lain taksi listrik, bus listrik, golf car di dalam terminal penumpang, sepeda listrik (e-bike) untuk di dalam terminal dan segway.

Operasional kendaraan listrik tersebut tentunya juga diikuti dengan pembangunan infrastruktur pendukung di Bandara Soekarno Hatta seperti misalnya SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sepeda motor listrik roda tiga

Salah satu program dalam mengurangi emisi gas karbon di bandara Angkasa Pura II adalah melalui penggunaan berbagai transportasi berbasis listrik.
Salah satu program dalam mengurangi emisi gas karbon di bandara Angkasa Pura II adalah melalui penggunaan berbagai transportasi berbasis listrik.

Adapun pada awal tahun ini, Bandara Soekarno-Hatta kembali memperkuat ekosistem kendaraan listrik dengan menyediakan sepeda motor ringan roda tiga berbasis listrik (eMoped).

EGM of Adjacent Business AP II Yado Yarismano mengatakan eMoped yang disiapkan oleh Voy ini berbasis sharing dan dapat digunakan oleh umum.

“eMoped yang merupakan alat transportasi baru di Bandara Soekarno-Hatta ini berbasis sharing, di mana siapa pun dapat menggunakan secara bergantian oleh umum,” jelas Yado Yarismano.

Adapun penggunaan eMoped ini sejalan juga dengan penerapan smart airport di Bandara Soekarno-Hatta.

“Operasionalnya sendiri didukung melalui aplikasi, mulai dari pengaktifan hingga monitoring penggunaan. Alat transportasi berbasis sharing dengan teknologi informasi ini mendukung penerapan smart airport di Bandara Soekarno-Hatta,” ujar Yado Yarismano.

Yado Yarismano menambahkan saat ini telah ditetapkan stasiun eMoped di Bandara Soekarno-Hatta sebagai titik awal dan akhir penggunaan eMoped yaitu di kawasan Transit Oriented Development (TOD), area perkantoran dan Terminal Kargo, dalam waktu dekat menyusul akan dibuka di Terminal 3.

Adapun jarak antara stasiun dengan menggunakan e-moped berkisar 3-5 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 15 menit dari satu stasiun ke satu stasiun lainnya.

AP II memastikan pengguna eMoped di Bandara Soekarno-Hatta ini juga harus memenuhi ketentuan antara lain menggunakan helm dan memiliki SIM C. Sementara, kecepatan maksimal dari eMoped ini adalah 25 km/jam.

“Melalui eMoped ini kami berharap penggunaan kendaraan bermotor konvensional di dalam kawasan Bandara Soekarno-Hatta dapat berkurang,” ujar Yado Yarismano.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya