Liputan6.com, Jakarta - Indonesia tengah memegang Presidensi G20. Kementerian Koperasi dan UKM memiliki sejumlah program untuk meningkatkan peran strategis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di tengah Presidensi G20 ini.
Hal itu diungkap Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Eddy Satriya, dalam webinar Mikro Forum – Forwada “Bagaimana G20 Perkuat UMKM dan Sendi-sendi Ekonomi Terpenting Pasca Pandemi", Kamis (24/2/2022).
“Alhamdulillah sebagian besar dari kita (UMKM) survive, mudah-mudahan tidak tumbang atau pun jadi korban Covid-19 ke depan, sehingga usaha-usaha kita khususnya UMKM di era kebangkitan dan masyarakat internasional terhadap G20 bisa dimaksimalkan,” kata Eddy.
Advertisement
Berikut program yang dilakukan pemerintah. Pertama mendorong pelaku UMKM untuk meningkatkan akses kredit, khususnya kredit perbankan melalui KUR. Bagi UMKM yang belum dapat mengakses pembiayaan formal, Pemerintah mengeluarkan program BPUM.
Kedua, pemerintah mendorong para pelaku usaha mikro untuk mendapatkan aspek legalitas, seperti mendapatkan NIB dan merek-merek mereka, sehingga membuat produknya bersandar dengan Sertifikat Produksi Pangan – Industri Rumah Tangga (SPP-IRT), sertifikasi halal, izin edar dan berbagai izin lainnya.
Ketiga, pemerintah memfasilitasi perluasan pasar produk UMKM. Pemerintah telah mengalokasikan 40 persen belanja pemerintah melalui LKPP. Kedepannya, diharapkan e-catalog UMKM bisa bertambah sehingga banyak UMKM yang bisa mengakses APBN kita melalui lelang yang ada di LKPP.
Keempat, Pemerintah melanjutkan promosi dan pemasaran produk UMKM melalui berbagai acara pameran, Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) di daerah.
“Kini ada 70 PLUT kita tersebar di 30-an provinsi, ada pasar digital dengan BUMN dan juga Siren.id melalui SMESCO dan kerjasama dengan beberapa platform e-commerce,” ujarnya.
Baca Juga
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kemitraan
Tak hanya itu, pemerintah juga mendorong kemitraan UMKM dengan usaha-usaha besar dan usaha lainnya, untuk peningkatan kapasitas mereka. Meskipun bermitra tidak mudah, tapi disini tantangannya dan harus bisa direalisasikan.
Lalu, mendorong korporatisasi petani dan nelayan melalui koperasi. Dimana mereka lebih mudah mendapatkan pendanaan. Dimana koperasi nanti dijadikan offtaker, sehingga petani, penggarap lahan hanya memikirkan berproduksi, bertanam dan lain-lain.
“Inilah beberapa program yang saat ini KemenkopUKM terus mendorong dalam era presidensi G20, di samping upaya-upaya kecil menengahnya. Yaitu mendorong ekspor produk-produk yang bisa ekspor bukan hanya kopi, ikan dan lain-lain sumber daya alam saja tapi kita juga memaksimalkan value edit kita diolah dulu,” pungkasnya.
Advertisement