Liputan6.com, Jakarta - PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), emiten perhiasan emas menyiapkan sejumlah jurus hadapi ketidakpastian global imbas perang tarif dan daya beli yang melemah.
Direktur Investor Relation Hartadinata Abadi Thendra Crisnanda menuturkan, Perseroan akan fokus pada pasar domestik pada 2025 di tengah ketidakpastian global. Selain itu, kontribusi ekspor Perseroan telah turun menjadi 11,23% pada 2024 dari tahun sebelumnya 33,3%.
Baca Juga
Terkait harga emas terus cetak rekor, Thendra mengatakan, hal itu didorong ketidakpastian dari geopolitik dan ekonomi global. “Kebijakan trade war mendorong ketidakpastian yang membuat investor memilih emas sebagai safe haven,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (20/4/2025).
Advertisement
Ia menuturkan, kenaikan harga emas akan berdampak positif untuk kinerja 2025. Perseroan prediksi pendapatan tumbuh 40-50% dan laba bersih 30-40% Year on Year (YoY) dibandingkan realisasi kinerja 2024.
“Kami optimis pertumbuhan kinerja akan didorong oleh pertumbuhan volume terutama dukungan dari bullion bank dan average sell price (ASP),” kata dia.
Selain itu, Perseroan juga siapkan jurus untuk hadapi pelemahan daya beli. Salah satunya membuat perhiasan dengan gramasi lebih kecil.
“Saat ini perhiasan ems domestik terdampak oleh pelemahan daya beli. Oleh karena itu, Perseroan membuat perhiasan brand Ardore dengan gramasi yang lebih kecil di bawah 3 gram dan dengan karatase yang dimulai dari 8k disertai dengan inovasi dan design yang otentik," ujar Thendra.
Untuk mendukung kinerja 2025, Hartadinata Abadijuga siapkan belanja modal Rp 120 miliar yang berasal dari kas internal.
“HRTA terus mengedukasi masyarakat Indonesia melalui strategic campaign baik melalui media sosial HRTA dan juga ekspansi organik dengan pengembangan toko milik sendiri yang ditargetkan mencapai 100 toko pada akhir 2025,” kata dia.
Selain itu, Perseroan juga menggandeng Pegadaian untuk mengembangkan bisnis bank emas. Thendra menuturkan, pihaknya bidik kontribusi penjualan dari bullion bank sebanyak 500 kg per bulan atau setara dengan 20%-30% terhadap total pendapatan konsolidasi pada 2025.
Kinerja 2024
Sebelumnya, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), emiten perhiasan emas membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih 2024. Hal itu didorong oleh pertumbuhan volume dan rata-rata harga jual.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (17/4/2025) PT Hartadinata Abadi Tbk mencatat penjualan Rp 18,22 triliun pada 2024. Penjualan Perseroan naik 41,27 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 12,85 triliun.
Seiring kenaikan pendapatan itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk bertambah 44,59 persen menjadi Rp 442,18 miliar dari periode 2023 sebesar Rp 305,80 miliar.
Direktur Investor Relation Hartadinata Abadi Thendra Crisnanda menuturkan, pendapatan tumbuh didorong pertumbuhan volume sebesar 16,83% menjadi 15,11 ton dan average sell price (ASP) sebesar 21,54% Year on Year (YoY).
Pada 2024, Thendra mengatakan, kontribusi penjualan emas batangan di lokal berkontribusi hingga 70% terhadap total pendapatan konsilidasi. “Sisa 30% adalah penjualan perhiasan baik lokal dan ekspor,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Perseroan mencatat beban pokok pendapatan naik 43,84% menjadi Rp 17,13 triliun pada 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 11,91 triliun. Di tengah kenaikan beban pokok pendapatan, Perseroan mencatat pertumbuhan laba bruto sebesar 15,84 persen dari Rp 946,73 miliar pada 2023 menjadi Rp 1,09 triliun pada 2024.
Advertisement
Laba Perseroan
Perseroan mencatat beban penjualan turun menjadi Rp 9,92 miliar pada 2024 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 23,30 miliar. Beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 209,76 miliar pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 215,77 miliar. Perseroan membukukan penghasilan keuangan naik menjadi Rp 2,68 miliar pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 2,31 miliar. Beban keuangan bertambah menjadi Rp 310,21 miliar pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 304,81 miliar.
Seiring kinerja tersebut, dengan demikian, Perseroan mencatat laba per saham naik menjadi Rp 96,02 pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 66,40.
Total ekuitas naik 19,12 persen menjadi Rp 2,34 triliun pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 1,97 triliun. Liabilitas naik 18,09 persen menjadi Rp 3,61 triliun pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 3,05 triliun. Aset Perseroan bertambah 18,4 persen menjadi Rp 5,95 triliun pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 5,02 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara sebesar Rp 213,54 miliar pada 2024 dari 2023 sebesar Rp 292,62 miliar.
