Liputan6.com, Jakarta - Keputusan Presiden Vladimir Putin memerintah militer Rusia menyerang Ukraina memicu sanksi ekonomi dari banyak negara, salah satunya Amerika Serikat.
Sanksi pertama AS dijatuhkan pada elit dan dua bank Rusia, yaitu VEB dan bank militer Promsvyazbank.
Advertisement
Baca Juga
Tak lama setelah sanksi AS diumumkan, kekayaan miliarder di Rusia anjlok hingga USD 32 miliar atau setara Rp 459,4 triliun tahun ini.Â
Advertisement
Bloomberg Billionaires Index mengungkapkan bahwa pendiri grup investasi Volga Group, Gennady Timchenko, berada di posisi teratas sebagai miliarder Rusia yang melihat penurunan kekayaan paling drastis. Hampir sepertiga kekayaan milik Timchenko anjlok tahun ini.Â
Dilansir dari laman Forbes, Jumat (25/2/2022) Timchenko kini mengantongi kekayaan sebesar USD 22 miliar atau setara Rp 315,9 triliun.
Ia dikenai sebagai salah satu dengan pengaruh kuat dan terkaya di Rusia, dan memiliki hubungan dekat dengan Vladimir Putin.Â
Miliarder berusia 69 tahun tersebut mengumpulkan kekayaannya dari saham di produsen gas Rusia Novatek, dan produsen petrokimia Sibur Holding.Â
Menurut laman Bloomberg, kepemilikan terbesar Timchenko di Volga Group termasuk 23,5 persen saham dari Novatek, 14,5 persen dari Sibur Holding, 80 persen dari perusahaan kereta api Transoil dan 52 persen di perusahaan konstruksi Rusia, Stroytransgaz.
Novatek, diketahui bertanggung jawab atas sekitar 10 persen dari produksi gas alam Rusia.
Profil Gennady Timchenko
Dikutip dari laman Bloomberg, Gennady Timchenko lahir di Armenia pada 11 September 1952. Ia merupakan putra dari seorang perwira militer Soviet.
Timchenko besar di Ukraina dan Jerman Timur, dan kuliah di Universitas Mekanik Leningradsky, di mana ia memperoleh gelar teknik elektro.
Pada tahun 1976, Timchenko mulai bekerja di Pabrik Izhorsk, pembangun reaktor tenaga nuklir Soviet di St. Petersburg dan setelah delapan tahun, ia bergabung dengan Kementerian Perdagangan Luar Negeri Soviet.
Kemudian pada tahun 1991, Timchenko bergabung dengan Ural Finland, importir Eropa untuk produk minyak dan bensin Rusia.
Ketika Uni Soviet runtuh pada awal 1990-an, Timchenko bertemu dan berteman dengan Vladimir Putin, yang saat itu menjabat sebagai wakil walikota St. Petersburg.
Kemudian, keduanya memutuskan bersama-sama mendirikan klub judo.
Timchenko memulai perusahaan perdagangan minyaknya sendiri, Gunvor, pada tahun 2000 dengan mitra Swedia, Torbjorn Tornqvist.
Pada tahun 2007, Gunvor melaporkan pendapatan sebesar USD 43 miliar.
Dengan semangat yang tak terputus, Timchenko kemudian mendirikan Volga Resources, sebuah perusahaan investasi yang berbasis di Luksemburg, yang ia gunakan untuk membeli 5 persen dari produsen gas Rusia Novatek seharga USD 460 juta.
Volga mengakuisisi tambahan 13 persen dari Novatek pada tahun 2009, dan Timchenko bergabung dengan dewan perusahaan.
Pada 19 Maret 2014, Timchenko menjual sahamnya di Gunvor ke Tornqvist dengan jumlah yang tidak diungkapkan, sebelum mendapatkan sanksi ekonomi AS.
Miliarder tersebut sejak itu memperluas investasinya ke industri lain dengan mengakuisisi saham di perusahaan konstruksi Rusia, Stroytransgaz dan pembuat petrokimia Sibur.
Advertisement