Pengusaha Jusuf Hamka Curhat ke Sri Mulyani, Masih Ada Petugas Persulit Bayar Pajak

Sri Mulyani minta para petugas pajak untuk memperbaiki kinerja agar menjadi lebih baik.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Mar 2022, 14:16 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2022, 14:16 WIB
Pengusaha Jusuf Hamka
Pengusaha Jusuf Hamka

Liputan6.com, Jakarta Pengusaha Jusuf Hamka mengungkapkan kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani jika masih ada petugas pajak yang berusaha mempersulit pengusaha yang taat pajak saat mengurus restitusi pajak atau pengembalian kelebihan bayar pajak.

Ini dia ungkapkan di hadapan Sri Mulyani Indrawati dan Dirjen Pajak, Suryo Utomo langsung dalam sebuah acara di kompleks Kementerian Keuangan.

"Aparat pajak sekarang sudah lebih baik, cuma dalam rangka restitusi kadangkala mereka agak bermasalah," kata Jusuf Hamka dalam Tax Campaign Spectaxcular DJP 2022 Talkshow: Bincang Bijak Soal Pajak, Jakarta, Rabu (23/3/2022).

Dia meminta Sri Mulyani untuk memperbaiki hal tersebut agar tercipta keadilan. Mengingat kelebihan bayar pajak ini menunjukkan wajib pajak sudah taat dengan ketentuan pemerintah. Sehingga prosesnya harusnya lebih dipermudah agar wajib pajak merasa diperlakukan adil.

"Supaya yang taat bayar pajak ini lebih dipermudah dan negara memperlakukan wajib pajak dengan perlakukan adil, jadi kewajibannya dipenuhi. Kalau negara utang ke wajib pajak ini dipenuhi," kata Jusuf.

 

Respons Sri Mulyani

Menkeu Sri Mulyani Indrawati  dan Pengusaha Jusuf Hamka.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati dan Pengusaha Jusuf Hamka.

Menanggapi itu, Sri Mulyani minta para petugas pajak untuk memperbaiki kinerja agar menjadi lebih baik. Terutama yang berhubungan dengan wajib pajak. Dia perintahkan agar para petugas tidak menghambat proses restitusi wajib pajak.

"Kalau sudah tertib ini dan kita kelola dengan baik, hubungannya bersih tidak ada KKN. Mereka kalau butuh restitusi ini layanilah, jangan ditahan-tahan," ungkap Sri Mulyani dalam kesempatan yang sama.

Sri Mulyani meminta petugas pajak tidak hanya fokus pada aspek risiko dalam sistem. Melainkan juga memperhatikan aspek pelayanan agar wajib pajak tidak dikorbankan demi menjaga terhindar dari kesalahan.

"Mestinya biar ideal aja, dan perlu diaudit karena penegakannya ini masih ada risiko dalam sistem. Tapi bukan berarti ini tidak dilayani dengan baik, karena kita terlalu melihat resiko," katanya.

Meski begitu dia mengakui saat ini setiap kantor pelayanan pajak (KPP) yang sudah mulai menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi dan digital dalam menjalankan tugasnya. Sehingga pengurusan pajak menjadi lebih tertib dan semakin dikelola dengan baik.

"Saya senang KKP ini melayani dan makin baik," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya