Liputan6.com, Jakarta - Proses mencari karyawan membutuhkan waktu yang panjang dengan banyak pertimbangan. Pada umumnya Human Resources Development (HRD) perusahaan akan mempertimbangkan beberapa aspek baik soft skill maupun hard skill saat mencari karyawan.
Semua harus diperhatikan mulai dari budaya perusahaan, motivasi calon karyawan, kompetensi hingga kompensasi penawaran yang cocok antara perusahaan dengan kandidat.
Namun, dalam pencarian kandidat untuk posisi yang lebih strategis dengan tanggung jawab yang lebih besar, apalagi jika tanggung jawab karyawan terkait dengan keuangan perusahaan, dibutuhkan pemeriksaan yang lebih teliti dari keempat aspek diatas.
Advertisement
Managing Director PT Headhunter Indonesia Haryo Suryosumarto bercerita salah satu pengalaman saat dirinya melakukan rekrutmen.
“Kami pernah ketemu kandidat yang cocok, sudah mau diteruskan kepada klien, tapi saat dicek riwayat kreditnya ternyata masih punya hutang puluhan juta dari kartu kredit. Dan sempat ada riwayat periode enam bulan tidak dibayar. Hal ini jadi pertimbangan kami untuk ngerem, apalagi posisi yang akan dia tempati cukup krusial.” jelas dia dalam keterangan tertulis, Minggu (23/4/2022).
Terdapat empat latar belakang yang perlu dicek oleh HRD perusahaan agar terhindar dari risiko merekrut karyawan yang bermasalah, apalagi bila ditempatkan pada posisi yang penting seperti di bidang keuangan, level manager, senior manager, C-level atau posisi strategis lainnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1. Latar belakang pendidikan
Verifikasi gelar, jurusan dan kinerja akademik kandidat perlu dilakukan HRD terutama bagi perusahaan yang mensyaratkan pengetahuan yang relevan. Riwayat pendidikan dapat dikonfirmasi dengan menghubungi institusi pendidikan secara langsung agar terhindar dari informasi atau ijazah palsu.
2. Riwayat pekerjaan sebelumnya
Pengecekan latar belakang pekerjaan kandidat merupakan salah satu tugas HRD yang penting untuk mengetahui apa saja kontribusi kandidat pada perusahaan sebelumnya dan bagaimana etika kerja dari kandidat tersebut. Selain itu, reference check pun dapat membantu HRD mengetahui alasan berhentinya calon karyawan dan menghindari potensi job hopping.
Rekruter dapat menghubungi kontak referensi sehingga ada tambahan sudut pandang dari orang lain atau orang yang sudah pernah bekerja langsung dengan kandidat di perusahaan-perusahaan sebelumnya.
Advertisement
3. Riwayat kredit dan skor kredit
Setelah memastikan kandidat sesuai dengan karakteristik yang dicari oleh perusahaan, HRD perlu melakukan pengecekan riwayat kredit dan kredit skornya untuk melihat apakah kandidat masih memiliki hutang, jumlahnya berapa, bagaimana perilaku pembayarannya selama ini, sudah berapa lama kredit tersebut macet (kalau ada) dan statusnya bagaimana serta tentu saja, berapa nilai skor kreditnya. Memeriksa riwayat kredit menjadi penting untuk mendalami profil keuangan kandidat guna mencegah potensi risiko yang dapat merugikan perusahaan di kemudian hari. Pengecekan riwayat kredit karyawan bisa dibantu oleh pihak ketiga yaitu Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP).
“Cek riwayat kredit tidak hanya dilakukan untuk merekrut karyawan di posisi atau industri yg berhubungan dengan keuangan. Tapi, ini juga sangat relevan untuk sebagian besar posisi lainnya, karena karyawan yang memiliki pengelolaan kredit tidak sehat, secara psikologis akan mempengaruhi kinerjanya dan ada potensi terjadi seperti kasus pegawai bank yang merampok bank tempat dia bekerja karena terlilit utang” tambah Haryo.
Yohanes Arts Abimanyu, Direktur Utama IdScore (PEFINDO Biro Kredit), menambahkan pengecekan akan lebih optimal jika tidak berhenti kepada riwayat kredit saja, melainkan mengecek juga skor kredit dari kandidat.
“Agar HRD bisa mengenali lebih dalam karakter dari kandidat karyawan, dan untuk meminimalisir risiko, laporan kredit dari IdScore bisa menghadirkan data kredit komprehensif yang berisi pengecekan riwayat kredit, skor kredit, profil risiko, kemungkinan gagal bayar, serta informasi relevan lainnya dari kandidat yang akan direkrut.”
4. Catatan kejahatan dan kasus pidana
Pengecekan terakhir yang perlu dilakukan adalah catatan kriminal dari kandidat untuk mencegah potensi masalah yang belum selesai atau terjadi kembali di kemudian hari saat kandidat sudah diterima bekerja. Selain dapat berdampak pada reputasi perusahaan, riwayat kriminal juga mempengaruhi kinerja, fokus kerja dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dari kandidat di kemudian hari.
Beberapa jenis kejahatan yang umumnya dihindari oleh rekruter adalah tindak korupsi, pencurian, penipuan, pelecehan seksual, narkoba, dan tindakan kekerasan lainnya. Selain mempertimbangkan jenis kejahatan yang dilakukan, HRD pun perlu menganalisa rentang waktu kasus tersebut terjadi. Latar belakang kriminal calon kandidat umumnya didapatkan oleh HRD melalui kerja sama dengan pihak ketiga yaitu kepolisian dan/atau pengadilan negeri.
Keempat background check yang dilakukan tentunya harus atas izin dari kandidat dengan cara kandidat menandatangani surat persetujuan untuk dilakukan pengecekan terkait latar belakang pendidikan, pekerjaan, riwayat keuangan dan riwayat kriminal dicek oleh perusahaan.
Advertisement