Jadi Kawasan Industri Raksasa, KIT Batang Bakal Serap 282 Ribu Pekerja

KIT Batang merupakan proyek strategis nasional yang akan menyerap banyak tenaga kerja. Hingga tahun 2031, kawasan industri raksasa itu diproyeksikan membutuhkan 282 ribu tenaga kerja.

oleh Tira Santia diperbarui 08 Jul 2022, 19:44 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2022, 19:44 WIB
Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan, Caswiyono Rusydie Cakrawangsa
Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan, Caswiyono Rusydie Cakrawangsa pada Focus Grup Discussion dan Rapat Koordinasi lintas-stakeholder bertema "Kolaborasi Penyediaan Tenaga Kerja di KITB" yang digelar oleh Kantor Staf Presiden (KSP), di Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/7/2022).

Liputan6.com, Jakarta Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) merupakan proyek strategis nasional yang akan menyerap banyak tenaga kerja. Hingga tahun 2031, kawasan industri raksasa itu diproyeksikan membutuhkan 282 ribu tenaga kerja.

Namun, lapangan kerja yang terbuka luas ini belum tentu akan mengatasi tingginya angka pengangguran di Kabupaten Batang dan Provinsi Jawa Tengah jika pasar kerjanya tidak ditata dan SDM-nya tidak disiapkan.

Hal itu disampaikan oleh Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan, Caswiyono Rusydie Cakrawangsa pada Focus Grup Discussion dan Rapat Koordinasi lintas-stakeholder bertema "Kolaborasi Penyediaan Tenaga Kerja di KITB" yang digelar oleh Kantor Staf Presiden (KSP), di Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/7/2022).

"Jangan sampai warga Batang hanya jadi penonton di tengah deru industrialisasi ini. Oleh karenanya kita semua harus berkomitmen melakukan afirmasi terhadap masyarakat lokal untuk dapat mengakses pasar kerja di KITB dengan mudah," kata Caswiyono.

Caswiyono mengatakan, Kementerian Ketenagakerjaan telah menyiapkan berbagai kebijakan dan melakukan berbagai langkah guna mendukung pembangunan dan operasionalisasi KITB dari sisi ketenagakerjaan. Putra asli Batang ini menyatakan telah menyiapkan 10 jurus untuk mendukung KITB.

Pertama, menyusun proyeksi dan rencana tenaga kerja makro dan mikro di Kawasan Industri Batang yang salah satunya berisi peta kebutuhan tenaga kerja. Kedua, mengembangkan sistem informasi pasar kerja di KITB yang terintegrasi dan mudah diakses.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tingkatkan Kualitas

Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang
Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang.

Ketiga, meningkatkan kualitas dan kapasitas pelatihan kompetensi di Batang dan sekitarnya. Keempat, memasifikasi sertifikasi kompetensi untuk penyediaan tenaga kerja yang bersertifikat. Kelima, memperkuat dan mengembangkan Bursa Kerja Khusus (BKK) di lembaga-lembaga pendidikan.

" Keenam, kami akan mendekatkan pelayanan ketenagakerjaan di KITB melalui pembangunan Anjungan SIAPkerja, yaitu sebuah tempat pelayanan satu pintu yang terintregrasi dan dapat diakses secara mudah baik oleh masyarakat, perusahaan maupun pihak-pihak lain yang membutuhkan," jelas Caswiyono.

Ketujuh, mengembangkan program perluasan kesempatan kerja, baik di dalam hubungan kerja maupun di luar hubungan kerja bagi masyarakat sekitar.

Kedelapan, melakukan reskilling bagi karyawan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) yang terdampak. Kesembilan, mendorong pembentukan Unit Layanan Disabilitas (ULD) di Batang untuk memastikan penyandang disabilitas juga dapat bekerja di KITB.

Untuk mengonsolidasikan semua itu, Kemnaker akan memfasiltasi pembentukan Skill Development Center (SDC), yaitu sebuah forum kolaborasi multi-stakeholder dalam mempersiapkan tenaga kerja kompeten di KITB.

"Atas arahan dan dukungan KSP, kami akan membentuk SDC di Kabupaten Batang yang terdiri dari berbagai dinas terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Batang, Manajemen KITB, Asosiasi Pengusaha/Industri, penyelenggara pelatihan kerja, dan penyelenggara pendidikan vokasi," pungkasnya.

Pemerintah Manjakan Investor Kawasan Industri Batang, Cuma Perlu Bangun Pabrik

Presiden Jokowi meninjau pengembangan Kawasan Industri Batang.
Presiden Jokowi meninjau pengembangan Kawasan Industri Batang.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) tengah membangun infrastruktur dasar untuk mendukung pengembangan Kawasan Industri Terpadu Batang (KIT Batang). Infrastruktur yang dibangun secara terpadu tersebut antara lain konektivitas, sumber daya air, permukiman dan perumahan. 

“Pembangunan kawasan industri ini pola baru karena menggunakan tanah negara dan fasilitas disediakan pemerintah, seperti jalan, air, sanitasi dan perumahan sehingga investor yang datang hanya perlu membangun pabrik dan langsung beroperasi,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jakarta, Jumat (1/10/2021).

Untuk konektivitas, Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan Simpang Susun (SS) Akses KIT Batang yang merupakan bagian dari ruas Jalan Tol Batang - Semarang sepanjang 3,1 km.

Pembangunan SS KIT Batang dilakukan mulai November 2020 hingga Juli 2021 dengan nilai kontrak Rp 142,3 miliar. Pembangunan ini dilakukan oleh PT Waskita Karya, konsultan perencana PT Cipta Strada dan konsultan supervisi PT Indec Internusa.

 

  

Simpang Susun

Kementerian PUPR membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Terintegrasi beserta jaringan perpipaan untuk pengelolaan air limbah di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. (Dok PUPR)
Kementerian PUPR membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Terintegrasi beserta jaringan perpipaan untuk pengelolaan air limbah di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. (Dok PUPR)

Direktur Utama PT Jasamarga Semarang Batang (JSB) Prajudi mengatakan, Simpang Susun KIT Batang dikelola oleh BUJT PT JSB sebagai upaya untuk percepatan pengembangan KIT Batang.

"Simpang Susun KIT Batang ini pekerjaannya telah selesai dan saat ini dalam pelaksanaan penilaian oleh panitia PHO untuk kemudian proses Uji Laik Fungsi (ULF) dan Sertifikat Laik Operasi (SLO)," terangnya.

Selanjutnya, Kementerian PUPR melalui Ditjen Bina Marga tengah melakukan pembangunan jalan KIT Batang sepanjang 50 km secara multi years contract (MYC) 2020-2022. Pembangunan jalan ini terbagi menjadi empat paket pekerjaan.

Paket I.1.A sepanjang 4,27 km senilai Rp198,9 miliar sudah selesai dikerjakan, Paket I.1.B sepanjang 3,66 km Rp167,5 miliar selesai dikerjakan. Selanjutnya, Paket I.2 sepanjang 7,85 km Rp349,8 miliar dengan progres fisik 48,2 persen, Paket I.3 sepanjang 14,84 km Rp563,8 miliar dan Paket I.4 sepanjang 19,17 km Rp636,5 miliar dengan progres fisik 34,48 persen.

Dukungan bidang Sumber Daya Air, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Ditjen SDA menyiapkan pembangunan Bendung Sungai Urang seluas 29,32 m3 dan Bendung Kedung Langgar seluas 142 hektar. Pembangunan bendungan tersebut ntuk memenuhi kebutuhan air baku serta penanganan drainase di 4 titik, yakni Sungai Mata Air sepanjang 400 meter, Sungai Brontok 770 meter, Sungai Pelabuhan 861 meter, dan Sungai Pesanggrahan 100 meter.

Infografis Peringkat Investasi Indonesia
Peringkat Investasi Indonesia Naik (Liputan6.com/Triyas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya