Menkop UKM Sebut Peluang UMKM Tercatat di BEI Lebih Besar

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki mengatakan, bertambah lagi UMKM yang berhasil mencatatkan usahanya di pasar modal.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 05 Agu 2022, 12:43 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2022, 12:43 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. (Dok KemenkopUKM)
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. (Dok KemenkopUKM)

Liputan6.com, Jakarta -- Bursa Efek Indonesia telah mencapai milestone baru dengan mencatatkan perusahaan tercatat saham ke-800 pada Jumat, (5/8/2022). PT Sari Kreasi Boga Tbk merupakan salah satu emiten yang berasa dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang tercatat sebagai emiten ke 800 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki mengatakan, bertambah lagi UMKM yang berhasil mencatatkan usahanya di pasar modal. 

"Saya mengapresiasi kepada PT Kreasi Sari Boga Tbk yang telah go publik di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia,” kata Teten dalam Seremoni Pencapaian Perusahaan Tercatat ke-800 di BEI dan Pencatatan Perdana Saham RAFI.

Dia menuturkan, peluang UMKM untuk bisa mencatatkan perusahaannya di bursa saham lebih besar karena terdapat relaksasi peraturan yang memudahkan UMKM.

“Peluang UMKM untuk bisa melantai di bursa saham lebih besar seiring dengan adanya relaksasi peraturan-peraturan yang memberikan kemudahan bagi UMKM,” ungkapnya.

Selain itu, pemerintah juga terus berupaya meningkatkan ekosistem bagi UMKM agar bisa tumbuh, berkembang dan naik kelas.

"Jadi sekarang pemerintah terus memperbaiki, meningkatkan ekosistem bagi UMKM untuk bisa tumbuh dan berkembang dan naik kelas,” ujar dia.

Upaya yang dilakukan pemerintah mulai dari akses pembiayaan, kemudahan perizinan dan juga akses pasar. 

“Apresiasi juga saya berikan kepada Bursa Efek Indonesia yang telah merespon kebutuhan UMKM, dengan menyediakan dua papan saham bagi perusahaan skala kecil dan menengah yaitu papan pengembangan dan papan akselerasi,” jelasnya.

Sementara itu,  saat ini jumlah emiten skala kecil dan menengah di BEI mencapai 425 perusahaan dimana 404 emiten pada papan pengembangan, sedangkan papan akselerasi 21 emiten ini. 

Teten juga menegaskan, untuk terus mendorong UMKM melantai di pasar modal.

“53 persen dari total emiten di Bursa Efek Indonesia merupakan perusahaan skala kecil dan menengah. Ke depannya kita perlu terus mendorong UMKM untuk masuk pasar modal,” kata Teten.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Indonesia Angkat Isu Digitalisasi UMKM di FORUM G20

Ilustrasi UMKM
Ilustrasi UMKM (dok.pexels)

Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM menekankan akselerasi UMKM beradaptasi di era digital. Untuk itu, diperlukan dukungan dari negara G20.

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Kewirausahaan KemenKopUKM Siti Azizah dalam menyambut forum The Third Quarterly Group Discussion “Digital Economy to Support SDGs”.

Forum ini akan digelar sebagai salah satu side event G20 di Bali pada 8 Agustus 2022. Ini digadang menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk mendorong narasi besar terkait akselerasi adaptasi UMKM di era digital.

“Forum diskusi grup ini diharapkan dapat mengembangkan pemikiran dan ide lebih lanjut, diikuti dengan best practices serta dukungan kebijakan dari seluruh negara anggota G20," kata dia dalam keterangan resmi, Kamis (4/8/2022).

"Forum juga diharapkan menghasilkan rekomendasi dan target yang terukur sebagai langkah konkret guna mengevaluasi forum selanjutnya,” tambahnya.

Siti Azizah mengatakan, akselerasi adaptasi UMKM di era digital merupakan salah satu narasi besar pemerintah Indonesia dalam G20 terkait UMKM. Hal itu sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengenai percepatan transformasi digital UMKM Indonesia.

“Presiden juga telah menetapkan target 30 juta UMKM onboard ekosistem digital Indonesia,” ujarnya.

Siti Azizah menegaskan, digitalisasi sangat diperlukan sebagai langkah percepatan pemulihan ekonomi nasional. Telah terbukti 80 persen UMKM yang telah hadir ke dalam ekosistem digital memiliki daya tahan lebih baik di masa pandemi, berdasarkan studi World Bank.

“Tidak bisa ditunda, pemanfaatan digital bagi pelaku UMKM harus segera diterapkan. UMKM Indonesia harus mengoptimalkan teknologi digital karena adaptasi digital dalam penerapan model bisnis, produksi, dan manajemen akan membantu pelaku UKM untuk mendapatkan akses pasar lebih luas hingga ke pasar global, untuk memperbesar skala bisnis,” paparnya.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Dampak Positif

Ilustrasi UMKM.
UMKM. (Dok. DJP)

Dalam jangka panjang, adaptasi ekonomi digital pada UKM dapat memberikan dampak yang positif mulai dari ekonomi, sosial, lingkungan bahkan kesempatan untuk mendapatkan investasi. Studi menunjukkan ekonomi digital memberikan kontribusi sebesar 4 persen terhadap PDB Indonesia pada 2020.

Merujuk pada data ekonomi digital Indonesia sangat menjanjikan, potensinya besar. Tercatat, nilai ekonomi digital di Indonesia pada 2020 mencapai Rp632 triliun sedangkan pada 2030, nilai pasar ekonomi digital di Indonesia diproyeksikan mencapai Rp4.531 triliun.

“Potensi peningkatan transaksi digital di Indonesia diprediksi akan mengalami lompatan yang signifikan, yaitu 8 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun ke depan,” ucapnya.

Sementara itu, pelaku UMKM yang menjalankan usahanya melalui internet mencapai 86 persen, 73 persen memiliki akun pada lokapasar digital, dan 82 persen berpromosi melalui internet. Sampai Mei 2022, terdapat 19 juta pelaku UMKM atau sebesar 29,6 persen UMKM telah onboard platform e-commerce sesuai data idEA pada Mei 2022.

Inisiatif Pemerintah

UMKM Roda Penting Penggerak Pemulihan Ekonomi Nasional
Pekerja menyelesaikan pembuatan batik betawi di industri rumahan kawasan Terogong, Jakarta Selatan, Selasa (2/8/2022). Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dinilai berperan penting sebagai critical engine dalam pemulihan perekonomian nasional dengan menggerakkan ekonomi rakyat hingga pada level terkecil. (Liputan6 com/Angga Yuniar)

Menyambut potensi ekonomi digital yang sangat besar, Kemenkop UKM memberikan sejumlah inisiatif untuk membantu pelaku UMKM dalam menjawab tantangan di era disrupsi digital.

KemenKopUKM menyiapkan ekosistem usaha hulu-hilir melalui SMESCO, memperluas pemasaran UMKM melalui program alokasi 40 persen belanja K/L bagi UMKM.

Selain itu, menciptakan regulasi yang kondusif bagi UMKM dalam perdagangan online, dan juga menyelenggarakan berbagai program pendampingan yang dapat mendukung kebutuhan UMKM dalam menjalankan ekonomi digital terutama untuk mempermudah akses pasar dan akses keuangan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya