Tembus USD 400 Miliar, Utang Luar Negeri Indonesia Masih Aman

Kondisi utang luar negeri (ULN) Indonesia hingga kini masih dalam batas aman, karena struktur utang tersebut banyak didominasi oleh utang jangka panjang.

oleh Tira Santia diperbarui 02 Okt 2022, 13:30 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2022, 13:30 WIB
Banner Infografis Indonesia Negara Berkembang Pengutang Terbesar ke-6. (Liputan6.com/Trieyasni)
Banner Infografis Indonesia Negara Berkembang Pengutang Terbesar ke-6. (Liputan6.com/Trieyasni)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, mengatakan kondisi utang luar negeri Indonesia hingga kini masih dalam batas aman, karena struktur utang tersebut banyak didominasi oleh utang jangka panjang.

"Utang kita aman statistik BPS utang-utang kita sangat aman pertama utang jangka panjang jauh lebih banyak dari jangka pendek," kata Erwin saat ditemui di Ubud, Bali, Minggu (2/10/2022).

Lebih lanjut, Erwin menyebut pencatatan ULN Indonesia jelas terdata dalam statistik dibandingkan kondisi tahun 1998 ketika terjadi krisis moneter, dimana saat itu struktur utang tidak tercatat dengan baik.

"Tahun 1998 saat kita krismon besaran-besaran kita bahkan enggak tahu proporsi utang kita berapa. Sekarang dengan statistik yang lebih baik kita jadih lebih tahu. Jadi, posisi kita aman utang dalam berbagai ukuran," ujarnya.

Adapun dikutip dari laman resmi BI, tercatat utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Juli 2022 kembali menurun. Posisi ULN Indonesia pada akhir Juli 2022 tercatat sebesar USD 400,4 miliar, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar USD 403,6 miliar.

Perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) maupun sektor swasta. Secara tahunan, posisi ULN Juli 2022 mengalami kontraksi sebesar 4,1 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 3,2 persen (yoy).

Kemudian, struktur ULN Indonesia yang tetap sehat tersebut didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. ULN Indonesia pada bulan Juli 2022 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 30,7 persen, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 31,8 persen.

Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 86,8 persen dari total ULN.

Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

BI memastikan peran utang luar negeri juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian 

Utang Luar Negeri Indonesia pada Juli 2022 Kembali Turun Jadi USD 400,4 Miliar

terbebas utang
Ilustrasi./Copyright unsplash.com/rawpixel

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Juli 2022 kembali menurun. Posisi Utang Luar Negeri Indonesia pada akhir Juli 2022 tercatat USD 400,4 miliar, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada Juni 2022 yang sebesar USD 403,6 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menjelaskan, perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan Utang Luar Negeri sektor publik yaitu Pemerintah dan Bank Sentral maupun sektor swasta.

"Secara tahunan, posisi Utang Luar Negeri Juli 2022 mengalami kontraksi sebesar 4,1 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 3,2 persen (yoy)," jelas Erwin dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (15/9/2022).

Utang Luar Negeri Pemerintah pada Juli 2022 melanjutkan tren penurunan. Posisi Utang Luar Negeri Pemerintah pada Juli 2022 sebesar USD 185,6 miliar, lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya sebesar USD 187,3 miliar .

Secara tahunan, Utang Luar Negeri Pemerintah mengalami kontraksi sebesar 9,9 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada Juni 2022 yang sebesar 8,6 persen (yoy).

Penurunan Utang Luar Negeri Pemerintah terjadi akibat adanya pergeseran penempatan dana oleh investor nonresiden di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global.

Sementara itu, instrumen pinjaman mengalami kenaikan posisi dari bulan sebelumnya yang digunakan untuk mendukung pembiayaan program dan proyek, baik untuk penanganan Covid-19, pembangunan infrastruktur maupun untuk pembangunan proyek dan program lainnya.

Penarikan Utang Luar Negeri yang dilakukan di bulan Juli 2022 tetap diarahkan pada pembiayaan sektor produktif dan diupayakan terus mendorong akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Pemerintah tetap berkomitmen menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel.

"Posisi Utang Luar Negeri Pemerintah relatif aman dan terkendali jika dilihat dari sisi refinancing risk jangka pendek, mengingat hampir seluruhnya merupakan ULN dalam jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,7 persen dari total Utang Luar Negeri Pemerintah," kata Erwin.

ULN Swasta

[Bintang] Utang
Ilustrasi utang | Sumber Foto: usnews.com

Utang Luar Negeri swasta juga melanjutkan tren penurunan. Posisi Utang Luar Negeri swasta pada Juli 2022 tercatat sebesar USD 206,3 miliar, menurun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar USD 207,7 miliar.

Secara tahunan, Utang Luar Negeri swasta terkontraksi 1,2 persen (yoy), lebih dalam dari kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 0,7 persen (yoy).

Perkembangan tersebut disebabkan oleh kontraksi Utang Luar Negeri lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporation) masing-masing sebesar 2 persen (yoy) dan 0,9 persen (yoy) terutama karena pembayaran neto surat utang.

Berdasarkan sektornya, Utang Luar Negeri swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; sektor industri pengolahan; serta sektor pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 77,3% dari total ULN swasta.

ULN tersebut tetap didominasi oleh Utang Luar Negeri jangka panjang dengan pangsa mencapai 74,7 persen terhadap total Utang Luar Negeri swasta. ​​

Masih Sehat

banner infografis utang pemerintah
Utang Pemerintah (Liputan6.com/Triyasni)

Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

ULN Indonesia pada bulan Juli 2022 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 30,7 persen, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 31,8 persen.

Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 86,8 persen dari total ULN.

Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

  

Infografis Utang Indonesia Tembus Rp 6.000 Triliun. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Utang Indonesia Tembus Rp 6.000 Triliun. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya