Dibayangi Resesi, Harga Emas Bakal Melambung di 2023?

Harga emas turun 8 peren year-to-date, dan mungkin tidak ada cukup momentum untuk membalikkan harga emas tahun ini.

oleh Tira Santia diperbarui 17 Okt 2022, 07:30 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2022, 07:30 WIB
Ilustrasi Harga Emas Naik (4)
Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun 8 peren year-to-date, dan mungkin tidak ada cukup momentum untuk membalikkan harga emas tahun ini. Kepala penelitian Pepperstone, Chris Weston, mengatakan tapi itu hanya berlaku untuk emas yang dihargai dalam dolar AS.

Ada perdebatan besar tentang emas sebagai pelindung nilai inflasi, terutama setelah ditarik kembali dari level USD 2.000 per ons yang diposting pada bulan Maret. Namun aksi harga yang mengecewakan tidak berarti emas gagal. Ini semua tentang ekspektasi inflasi untuk emas, yang telah rendah, sementara angka CPI berada di level tertinggi 40 tahun.

"Emas adalah lindung nilai terhadap inflasi yang diharapkan daripada inflasi yang direalisasikan. Emas bertahan cukup baik relatif terhadap tingkat riil. Orang-orang melihat jenis inflasi yang salah. Ini lebih tentang ekspektasi inflasi dan tingkat impas. Jika Anda melihat tingkat impas lima tahun, mereka mencapai tertinggi sekitar 3,76 persen pada bulan Maret dan kemudian kembali menjadi 2,43 persen,” kata Weston, dikutip dari Kitco News, Senin (17/10/2022).

Dengan menggunakan korelasi antara emas dan tingkat impas ini, Weston melihat nilai wajar emas di bawah USD 1.600 per ounce. Tercatat harga emas berjangka Comex Desember 2021 diperdagangkan pada USD 1,679,70, turun 0,37 persen dibanding hari ini.

Tidak banyak yang akan berubah sampai tahun depan ketika datang harga emas dalam dolar AS. Weston meramal, tahun 2023 kinerja dolar akan semakin memburuk dan hal itu berpengaruh ke harga emas.

"Emas adalah cerita 2023. Saya melihat tanda-tanda bahwa dolar akan berkinerja buruk pada 2023. Tahun depan, kita akan melihat dolar yang lebih lemah yang dapat mengatur panggung untuk suku bunga riil untuk memiliki sedikit perubahan. Di situlah kita akan melihat emas dengan cukup baik,” ujarnya.

 

Suku Bunga The Fed

Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP
Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP

Hal pertama yang harus diperhatikan tahun depan adalah tingkat bunga The Fed. Pada pertemuan September, pejabat Fed mengatakan mereka melihat tingkat dana federal naik menjadi 4,6 persen tahun depan setelah naik menjadi 4,4 persen pada akhir 2022.

Bank sentral AS menaikkan suku bunga sebesar 300 basis poin tahun ini, mengambil kisaran saat ini antara 3 persen dan 3,25 persen.

"Secara teori, kami ingin melihat tarif terminal turun. Jika Anda melihat setahun penuh untuk tahun depan, kami mendapat pemotongan sekitar 24 basis poin. Namun, The Fed telah memperjelas bahwa mereka tidak akan menurunkan suku bunga tahun depan,” jelasnya.

 

Harga Emas Makin Mahal

Harga Emas Terus Bersinar di Tahun 2020, Penjualan Emas Antam Capai Rp 6,41 T
Untuk memperkuat nilai tambah produk emas, Antam terus melakukan inovasi produk dan penjualan.

Menurutnya, semua bisa melihat penurunan suku bunga tahun depan akan memaksa greenback lebih rendah dan emas lebih tinggi.

"Jika pasar menerima gagasan bahwa kami mendapatkan kejutan disinflasi dan kami memperkirakan elemen penurunan suku bunga yang lebih besar ke paruh kedua tahun depan, itu akan menjadi pemicu pasar dolar yang sangat diperpanjang untuk mulai mengurangi beberapa. dari posisi itu. Kita bisa melihat reli risk-on dalam ekuitas hingga akhir tahun, dan emas akan mengikuti tren itu,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya