Perusahaan Belanda Bangun Pabrik Pakan Ternak di Pasuruan Senilai Rp 400 Miliar

De Heus sudah berdiri sejak 100 tahun lalu dan saat ini telah memiliki pabrik di 25 negara di dunia termasuk juga pabrik pakan ternak di Indonesia.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 02 Nov 2022, 19:45 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2022, 19:45 WIB
De Heus meresmikan pabrik baru di kawasan Industri Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) Pasuruan.
De Heus meresmikan pabrik baru di kawasan Industri Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) Pasuruan.

Liputan6.com, Jakarta - Produsen pakan ternak asal Belanda De Heus meresmikan pabrik baru di kawasan Industri Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) Pasuruan, Jawa Timur. Pabrik pakan ternakini seluas lima hektare dengan kapasitas produksi sebesar 300.000 MT per tahun.

"Pabrik di Pasuruan merupakan pabrik yang keempat di Indonesia. Sebelumnya, De Heus sudah memiliki pabrik produksi di Bekasi, Bogor, dan Mojokerto," ujar President Director De Heus Indonesia, Kay De Vreese bersama Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo di Pasuruan, Rabu (2/11/2022).

Kay mengungkapkan, dengan merogoh investasi sebesar Rp 400 miliar, pabrik di Pasuruan menjadi lokasi produksi pakan paling modern sekaligus berkelanjutan di Indonesia. Ke depan kapasitas pabrik ini akan terus ditingkatkan menjadi 50.000 MT per bulan.

"De Heus sendiri sudah berdiri sejak 100 tahun lalu dan saat ini telah memiliki pabrik di 25 negara di dunia. Pabrik kami di Bekasi adalah yang terbesar diantara pabrik De Heus di seluruh dunia dengan kapasitas produksi sebesar 55.000 MT per bulan," ucapnya.

Kay mengatakan, pabrik di Bekasi adalah untuk produksi pakan ayam, pakan ikan dan udang serta benih udang. Sementara pabrik di Bogor memproduksi pakan ayam, sedangkan pabrik di Mojokerto produksi pakan ayam dan pakan ikan. "Pabrik di Pasuruan ini akan memproduksi pakan ayam saja," ujarnya.

Kay menyebut, produk pakan yang dihasilkan pabrik De Heus di Indonesia, seluruhnya untuk memenuhi pasar dalam negeri. Khusus pabrik di Mojokerto dan Pasuruan, adalah untuk pasar di kawasan Indonesia Timur.

"Potensi pasar di Indonesia sangat besar. Populasi penduduk Indonesia diproyeksikan meningkat menjadi 298 juta orang pada tahun 2030," ucapnya.

Artinya, kata Kay, konsumsi protein diperkirakan akan meningkat secara siginifikan di masa depan. "De Heus siap berkontribusi untuk membantu menjaga akses pangan yang aman dan sehat bagi populasi yang terus tumbuh secara berkelanjutan," ujarnya.

 

Dukung Peternak Mandiri

De Heus meresmikan pabrik baru di kawasan Industri Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) Pasuruan.
De Heus meresmikan pabrik baru di kawasan Industri Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) Pasuruan.

Sejak masuk ke Indonesia pada tahun 2018, De Heus Indonesia telah melalui masa perkembangan yang dinamis. De Heus berkomitmen untuk mempertahankan dan memperkuat kewirausahaan mandiri dan masa depan dalam peternakan dan budidaya perikanan.

Dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman, antara lain untuk manajemen petemakan, biosekuriti, kebersihan, keamanan pangan dan kesejahteraan hewan, pihaknya mendukung petenak mandiri, petani ikan dan udang di Indonesia untuk maju dalam profesionalisasi, peningkatan, dan profitabiltas.

"Dengan kehadiran kami di Indonesia, kami memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi pada bangsa. Pabrik modem ini menjadi salah satu kontribusi kami, dengan mesin-mesin dari Eropa, otomatisasi, dan juga sistem digital atay robotic technology," ucap Kay.

Dalam kesempatan itu juga ditandatangani perjanjian kerja sama antara De Heus dengan petani jagung melalui asosiasi yang mewakili 35.000 petani jagung, pemuda petani milenial (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia/HKTI), Kelompok Tani Sinar Tani (Proboiinggo, Jawa Timur) dan Koperasi KTNA Mustika Tani Sejahtera (Blora, Jawa Tengah) untuk mengembangkan usahanya yang meliputi pengadaan, pemberdayaan, dan pengembangan.

"Kami menggandeng para petani jagung untuk kebutuhan bahan baku. Ini adalah untuk keberlanjutan produksi. Sementara komponen bahan baku yang masih diimpor adalah tepung kedelai yang komposisinya sekitar 30 persen," ujar Kay.

 

Demi Kemajuan Pertanian

Sementara itu, Mentan Syahrul Yasin Limpo mengaku sangat mendukung ekspansi yang dilakukan De Heus guna mendorong kemajuan pertanian dan pangan di Indonesia.

"Indonesia memiliki 273 juta penduduk. Mereka butuh makan, butuh kerja, dan kebutuhan lain. Langkah De Heus ini tepat, mengingat di tengah ancaman gelombang ekonomi yang belum stabil, Indonesia tetap survive, salah satunya ditopang sektor pertanian," ucapnya.

"Kami berharap De Heus akan terus berkibar dan berperan serta dalam sektor pertanian, pangan dan perekonomian di Tanah Air," imbuh Mentan Syahrul Yasin Limpo.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya