Liputan6.com, Jakarta Program Pesona Subang mendorong perajin mengahasilkan benang olahan serat daun nanas yang kini menjutai hingga Singapura, green textiles binaan PT Pertamina EP (PEP) Subang Field pun kini terus berkembang.
Alan Sahroni, salah satu pegiat sekaligus penerima manfaat di program Pesona Subang mengatakan, pengelolaan daun nanas menjadi benang dilatarbelakangi oleh limbah dari duan nanas yang dihasilkan dari perkebunan subang belum optimal, berkat ilmu yang didapat setelah menyam pendidikan di Sekolah Teknologi Tekstil Bandung dia pun berinisiatif untuk mengolah daun nanas menjadi benang yang dimulai pada 2013.
"Awalnya benang dari serat daun nanas ini saya lombakan dalam ajang business plan pada 2012, lalu saya memenangkan lomba tersebut dan mendapat mesin Dekortikator untuk mengolah nanas menjadi benang," kata Alan.
Advertisement
Menurut Alan usaha yang dijalaninya pun tidak langsung berhasil, dia pun harus menghadapi berbagai tantang, seperti pasokan dan kualitas daun serta mitra perajin. Saat itu dia hanya mampu mengolah daun nanas sebanyak 150 kilogram setiap hari dan mampu menghasilkan serat daun nanas kering rata-rata 3 – 3,5 kg per hari.
Berjalannya waktu usaha warga Desa Cikadu, Kecamatan Cijambe Kabupaten Subang ini pun mendapat perhatian Pertamina EP (PEP) Subang Field yang tergabung dalam Zona 7 Subholding Upstream Regional Jawa, melaui Program Pesona Subang yang mendorong pemanfaatan limbah daun nanas secara produktif melalui ekstraksi serat daun nanas.
Program tersebut memberikan berbagai fasilitas untuk menunjang perkembangan kerajinan serat daun nanas, adapun bantuan yang diberikan di antaranya pembinaan, mesin pengolah serat daun untuk menjadi benang dan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) Dogan.
Â
Berdayakan Ibu-Ibu
Dalam mengelola daun nanas menjadi benang, Alan pun tidak sendirian, dia memberdayakan ibu-ibu dan pemuda untuk ikut berperan, hasilnya kini benang hasil perajin telah memenuhi pasar Singapura sebanyak 65 kg per bulan.
"Permintaan benang dari Singapura itu setelah saya promosikan, permintaanya sebenaranya 1 ton per bulan tetapi karena keterbatasan kami hanya bisa memenuhi 65 kg per bulan," tuturnya.
Pengelolaan serat daun nanas pun tidak terbatas pada pembuatan benang, Alan pun mencoba mengembangkan kerajinan tersebut dengan membuat kain tenun untuk dijadikan pakaian hingga asesoris, tak hanya sampai di situ dia pun sedang meramu agar serat nanas sisa dari pengolahan benang bisa dijadikan bahan dasar kertas.
Upaya ini pun menjadikan serat nanas bernilai tinggi, seperti kain berukuran 180 cm x 60 cm dijual dengan harga Rp 500.000 per lembar kain. Dari usahanya, Alan sanggup meraup omzet antara Rp 10 juta sampai Rp 15 juta per bulan dan memberikan penghasilan tambahan warga desa Desa Cikadu.
“Saya sangat berterima kasih karena dengan adanya program pesona kami bisa mendapatkan berbagai fasilitasi khususnya dalam peningkatan keterampilan SDM melalui kegiatan kegiatan pelatihan baik teknis maupun non-teknis," tuturnya.
Â
Advertisement
Konservasi Lingkungan
Senior Manager Subang Field Ndirga Andri Sisworo menyampaikan bahwa Pesona Subang ini merupakan kontribusi perusahaan dalam konservasi lingkungan di sekitar wilayah operasinya.
Program ini berusaha mengurangi jumlah timbunan limbah daun nanas dan kemudian mengubahnya menjadi komoditas serat alam yang bernilai ekonomi tinggi. Kedua hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas lingkungan sekaligus membantu meningkatkan produktivitas ekonomi warga.
Melalui program Pesona Subang PEP Subang Field mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) tujuan ke-12 SDGS yaitu Pengolahan limbah untuk kesejahteraan masyarakat. Tidak hanya memperbaiki tata kelola limbah daun nanas tetapi juga menjadikan daun nanas sebagai komoditas bernilai tinggi yang dapat meningkatkan kualitas sosial ekonomi masyarakat di sekitarnya.
Selain itu, program Pesona Subang merupakan implementasi Environmental, Social and Governance (ESG) yang dijalankan oleh Subholding Upstream sebagai perusahaan yang berwawasan lingkungan, bertanggung jawab sosial dan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik.
Â