Liputan6.com, Jakarta - Warga binaan pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan (lapas) Perempuan Klas IIB Jambi mendapatkan berbagai pelatihan, salah satunya membatik. Pelatihan ini diberikan kepada warga binaan sebagai bekal keterampilan saat sudah kembali kepada keluarga dan masyarakat.
Kegiatan pelatihan membatik di lapas perempuan Klas IIB Jambi ini diinisiasi oleh PT Pertamina Hulu Rokan Zona 1 Jambi Field pada 2019.
Program pemberdayaan masyarakat ini merupakan replikasi pengembangan batik ramah lingkungan yang berlokasi di Kelurahan Legok, Kota Jambi. CSR Pertamina ini berupa bahan baku alat dan pelatihan. Saat ini program pemberdayaan masyarakat tersebut sudah berjalan tahun kelima.
Advertisement
Kepala Lapas Perempuan Klas IIB Jambi, Triana Agustin mengatakan, ada 20 warga binaan yang mendapatkan pelatihan kegiatan membatik. Total warga binaan di lapas perempuan Klas IIB Jambi tersebut sebanyak 192 warga binaan.
Adapun warga binaan di lapas Klas IIB Jambi tersebut mendapatkan pelatihan membatik dari Kelompok Serumpun Berlian yang juga merupakan bagian dari program pemberdayaan masyarakat Pertamina. Pelatihan tersebut mulai dari mengenalkan kain, membuat desain pola yang diajarkan oleh anggota kelompok batik Serumpun Berlian. Warga binaan tersebut mendapatkan pelatihan membatik sekitar satu bulan.
"Kuota 20 orang karena tergantung kegiatan dan bakat. Diseleksi,” ujar dia, ditulis Jumat (11/11/2022).
Triana menuturkan, melalui program pemberdayaan masyarakat ini dapat menciptakan keterampilan dan penghasilan bagi warga binaan. Apalagi selama ini, Nana menuturkan, stigmas lapas negatif. “Jadi warga binaan produktif dan kelak dapat berguna bagi masyarakat,” tutur dia.
Hasilkan Produk Turunan Batik
Untuk kegiatan membatik yang dikembangkan di lapas tersebut mulai dari batik tulis hingga batik cap. Selain kain batik, warga binaan juga mengembangkan produk turunan mulai dari aksesoris antara lain bandana, kalung, masker, tempat tisu, pouch, bahkan pakaian wanita dan pria. Pemasaran produk batik dari warga binaan ini juga dilakukan melalui offline dan online. “Ada Instagram, ada yang datang langsung ke sini (pesan-red), bazar,” tutur Nana.
Kegiatan membatik tersebut juga mengembangkan unsur motif batik yang usung tema lokal dengan memakai pewarnaan alami dan sintesis. Nana menceritakan, pandemi COVID-19 yang terjadi juga menjadi sumber ide untuk menghasilkan kreasi motif batik. Adapun dari kegiatan membatik tersebut.
Nana menuturkan, dari hasil penjualan batik tersebut, warga binaan mendapatkan premi per bulan. Adapun dana yang dibutuhkan untuk memenuhi keperluan warga binaan perempuan.
“Misalnya ada hasil penjualan itu dibagi, ditabung boleh dipakai maksimal Rp 200 ribu karena tidak boleh pegang uang banyak,” kata dia.
Advertisement
Makin Dikenal
Melalui program pemberdayaan masyarakat membatik ini, Nana menuturkan membuat semakin mengenal kegiatan membatik bagi warga binaan.
Selain itu, Nana mengatakan, banyak pihak mulai dari organisasi perempuan, pemerintah dan lembaga lainnya mengetahui kegiatan membatik yang digelar di lapas. “Harapan saya batik ini bukan dikenal di Jambi saja, tetapi produknya dapat dibawa ke luar negeri. Saya bicara dengan desainer yang ada di sini kalau nanti adakan event di luar negeri mungkin akan bawa (batik di lapas-red) supaya memperkenalkan,” ia menambahkan.
Nana mengatakan, saat ini jadi pekerjaan rumah agar keterampilan membatik ini dapat sebagai bekal warga binaan nanti usai bebas. Diharapkan pemerintah dan masyarakat dapat menggandeng warga binaan setelah bebas dari lapas sehingga keterampilan yang diraih dapat dioptimalkan untuk jadi bekal dalam jalankan kehidupan selanjutnya.
Sementara itu, salah satu warga binaan Bella (23) menuturkan, melalui membatik dapat mengisi kegiatan sehari-hari di lapas. Sebelumnya ia mendapatkan pelatihan membatik, salah satunya dengan membuat pola. Bella mengatakan, setelah bebas ingin memiliki usaha membatik nantinya.
Officer Comrel&CID PHR Zona 1 Field Jambi menuturkan, saat ini pihaknya masih fokus kegiatan membatik. Namun, pihaknya juga dapat mengembangkan kegiatan lainnya misalkan hidroponik. “Masih fokus di batik dimaksimalkan. TIdak menutup kemungkinan pengembangan di bidang lainnya di sini dan tempat lainnya. Hidroponik bisa kami manfaatkan juga,” kata dia.