Liputan6.com, Jakarta Subholding Gas Pertamina mendukung pengurangan emisi karbon sektor transportasi dan penghematan pada pengendara, melalui program konversi BBM ke CNG, penerapannya akan dilakukan pada sepeda motor pengemudi ojek online sampai truk tangki BBM.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widayawati mengatakan, program konversi BBM ke CNG ini merupak pilihan upaya dalam mengurangi emisi karbon CO2 yang dihasilkan sektor transportasi, cara ini pun jauh lebih murah sebab masih menggunakan kendaraan lama.
Baca Juga
"Konversi untuk mengurangi emisi karbon yang lebih baik, tidak perlu membeli kendaraan baru cukup dikonversi saja dengan biaya yang lebih rendah," kata Nicke, saat menghadiri RDP dengan Komisi VI di Gedung DPR, Selasa (31/1/2023).
Advertisement
Dikesempatan yang sama, Direktur Utama PGN Direktur Utama PGN M. Haryo Yunianto menjelaskan, Subholding Gas Pertamina memberikan energi alternatif kepada masyarakat melalui program konversi BBM ke CNG pada sepeda motor khususnya pengendara ojek online atau ojol hingga truk tangki yang akan dimulai pada Maret 2023.
"Pilot project dimulai di satu Maret sampai dengan 30 April, setelah itu kami akan melaporkan kembali kepada holding dan semoga ini juga dapat dukungan manfaat dari seluruh stakeholder yang ada, supaya kami bisa memasarkan untuk kepada seluruh masyarakat," kata Haryo.
Menurut Haryo, untuk kendaraan yang ingin menggunakan CNG cukup menggunakan kendaraan lama, kemudian dimodifikasi pada sistem pemasokan bahan bakar dan pemasangan tabung.
"Jadi sepeda motor yang saat ini aja cukup dipasang konversi dan tabungnya," tutur Haryo.
Â
Lebih Hemat
Menurut Haryo, sepeda motor pengendara ojol yang telah dikonversi bahan bakarnya menjadi CNG akan mendapat manfaat penghematan. Sebab harga CNG sebesar Rp 4.500 liter setara pertalite jauh lebih murah dibanding Pertalite sebesar Rp 10 ribu per liter. Dari penggunaan CNG pada sepeda motor akan menghemat Rp 5 juta per tahun dengan asumsi konsumsi BBM sebanyak 2,5 liter per hari.
Program ini juga bisa mengurangi beban subsidi setara dengan Rp 228 miliar per tahun dan ketergantungan impor BBM 91 ribu KL untuk 100 ribu sepeda motor.
"Kami banyak dapat masukan keluhan dari khususnya ojol dan yang lain-lain tentang harga BBM yang naik sekarang. Jadi PGN bukan menggantikan tapi memberikan alternatif energi," ucapnya.
PGN pun menargetkan dalam 5 tahun ada 100 ribu unit sepeda motor yang telah dikonversi, rencananya pilot project akan dimulai Maret 2023 di wilayah Jakarta dan Jawa Tengah.
Â
Advertisement
Selanjutnya
Haryo melanjutkan, berikutnya adalah pilot project pada mobil penumpang, dengan program konversi BBM ke CNG pengendara akan memperoleh efisiensi sebesar Rp 30 juta per mobil dengan rata-rata pemakaian 15 liter per hari.
Haryo mengungkapkan, Subholding Gas Pertamina juga menerapkan program konversi BBM ke CNG pada truk tangki pengangkut BBM. Dari program ini dapat menghemat sekitar Rp 260 juta per kendaraan per tahunnya dan menghemat pengurangan emisi karbon sebesar 17.355 ton CO2 emisi. Awal Konversi BBM ke CNG akan diterapkan pada truk tangki BB ukuran 26 dan 32 di wilayah Jawa dan Bali sebanyak 112 unit dan dilanjutkan hingga pada 2025 hingga total sebanyak 700 truk tangki.
"Konversi mobil truk Pertamina yang pakai BBM jenis solar pakai CNG, ini bisa lebih efisien karena CNG ini lebih murah dibanding solar," tutupnya.