Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik pada hari Selasa, menarik dukungan dari dolar AS yang lebih lemah bahkan ketika imbal hasil obligasi yang lebih tinggi dan meredanya kekhawatiran tentang krisis perbankan yang meluas membatasi keuntungan untuk harga emas.
Dikutip dari CNBC, Rabu (29/3/2023), setelah dua sesi penurunan, harga emas dunia di pasar spot naik 0,92 persen menjadi USD 1.974,54 per ons. Emas berjangka AS menetap 1,14 persen lebih tinggi pada USD 1.976,30.
Baca Juga
Indeks dolar AS melemah sekitar 0,4 persen, membuat logam mulia berdenominasi greenback lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Advertisement
“Indeks dolar AS yang lebih lemah hari ini menambah minat beli di pasar emas. Namun, minat beli yang kuat dipadamkan oleh fakta bahwa krisis perbankan, setidaknya untuk saat ini, tampaknya telah stabil,” kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.
Dalam sidang kongres pertama tentang keruntuhan tiba-tiba dua pemberi pinjaman regional AS dan kekacauan yang terjadi di pasar, regulator utama AS mengkritik Silicon Valley Bank atas manajemen risikonya, karena anggota parlemen menuntut untuk mengetahui mengapa tanda-tanda peringatan masalah terlewatkan.
“Pasar masih tentatif dalam hal itu, dan itu akan menjaga selera risiko setidaknya untuk beberapa minggu ke depan sampai kami pikir kami telah melewati krisis ini,” tambah Wyckoff.
Prediksi Harga Emas
Wall Street berjuang untuk arah karena investor menimbang berkurangnya kekhawatiran tentang krisis perbankan, sementara imbal hasil Treasury naik di tengah fokus pada lintasan suku bunga Federal Reserve.
Dalam waktu dekat, harga emas bisa tergelincir ke $1.933, tetapi prospek emas tetap bullish dengan mendekati puncak suku bunga AS dan bahaya memukul resesi dalam beberapa bulan mendatang, kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank.
Perak spot naik 0,6 persen menjadi USD 23,23 per ons, platinum turun 0,7 persen menjadi USD 965,19, sementara paladium naik 1 persen pada USD 1.422,61.
Advertisement
Harga Emas Dunia Masih Mampu Bertahan di Atas USD 2.000 per Ons Pekan Ini
Sentimen bullish sepertinya masih akan menempel pada harga emas dunia di pekan ini. Baik analis maupun investor melihat bahwa harga emas dunia masih akan terus melambung.
Sentimen yang mempengaruhi harga emas dunia masih ada dua di pekan ini. Pertama mengenai krisis perbankan global dan kedua adalah kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed).
Analis Wall Street dan investor ritel memperkirakan harga emas akan mengakhiri minggu ini di kisaran USD 2.000 per ons. Harga emas berjangka bulan April terakhir diperdagangkan pada USD 1.992 per ons, naik hampir 1 persen dari harga penyelesaian minggu sebelumnya.
Namun memang, tidak semua analis berpandangan positif kepada harga emas. Ada sebagian analis yang mewanti-wanti harga emas bisa jatuh di pekan ini.
Direktur Lindung Nilai Walsh Trading Sean Lusk mengatakan, harga emas berada di sentimen bullish dalam waktu dekat. Akan tetapi ia juga mencatat bahwa harga emas di USD 2.008 per ons mewakili kenaikan 10 persen untuk tahun ini.Jika harga ini tembus maka bisa membawa aksi ambil untung.
"Emas mencapai puncaknya pada level ini," katanya.
"Anda harus melihat bahwa sentimen dari krisis perbankan yang terus tumbuh dan kami tidak tahu kapan akan berakhir. Tidak banyak kepercayaan pada pasar ekuitas di lingkungan ini dan orang-orang mencari tempat untuk menaruh uang mereka. Ada alasan kuat mengapa emas bisa menembus level 10 persen." tambah dia.
Sentimen Lain
Kepala Analisis pasar FXTM Lukman Otunuga menyoroti sentimen serupa. Ia mengatakan bahwa harga emas bakal bullish saat ini
"Berada di kursi kenaikan dan dapat beralih ke posisi yang lebih tinggi setelah resistensi USD 2.000 ditaklukkan," kata dia.
Namun, dia juga mencatat bahwa level USD 2.000 telah terbukti menjadi titik resistensi yang sulit.
"Ini bisa melihat logam mulia turun menuju USD 1.955 dan USD 1.935 sebelum bulls masuk kembali. Jika USD 2.000 menyerah, ini bisa membuka pintu ke puncak pada Maret 2022 di USD 2070," katanya.
Advertisement