Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, proses akuisisi Blok Masela oleh PT Pertamina (Persero) akan rampung pada Juni 2023 mendatang.
Pertamina nantinya bakal memperoleh hak partisipasi 35 persen di Blok Masela yang ditinggalkan Shell 2 tahun lalu. Pertamina akan menjadi partner dari Inpex Corporation yang menguasai 65 persen hak partisipasi.
"Awal Juni kita harapkan udah tuntas. Udah ada partner-nya, sudah ada konsorsium baru," ujar Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (5/5/2023).
Advertisement
Menurut dia, Pertamina saat ini belum mencari mitra untuk bisa membagi hak partisipasinya dalam akuisisi proyek strategis nasional (PSN) tersebut. "Masih Pertamina," imbuhnya.
Selain Blok Masela, Arifin juga menyampaikan informasi soal pengganti PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) untuk proyek blok migas di laut dalam, atau Indonesia Deepwater Development.
Secara target waktu, raksasa migas asal Italia Eni dikabarkan bakal menjadi pengganti CPI di IDD. "Akhir Mei ya, Insya Allah sudah close deal," pungkas Arifin.
Â
Gantikan Shell, Pertamina Punya Saingan Masuk Blok Masela
PT Pertamina (Persero) tengah bersiap masuk menjadi pengelola Blok Masela, menggantikan Shell yang memegang 35 persen saham hak partisipasi atau participating interest (PI).
Namun, Pertamina tidak sendiri. Koordinator Kelompok Kerja Penyiapan Program Migas Ditjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rizal Fajar Muttaqin mengatakan, Shell sedang proses divestasi hak partisipasi Blok Masela. Untuk bisa bermitra dengan Inpex yang memegang 65 persen PI di sana.
"Saat ini sedang ada negosiasi-negosiasi. Mungkin Pertamina juga termasuk salah satu yang sebagai calon partner intax di Masela. Diharapkan sih bisa segera ada kesepakatan antara Shell dan investor baru yang akan masuk sebagai operator dan pemegang interest di wilayah kerja Masela," ujar Rizal dalam sesi webinar, Jumat (17/3/2023).
Rizal menyatakan syarat bagi para investor yang ingin masuk Masela, yakni mengharuskan teknologi CCS/CCUS. "Tentu perlu ada perubahan keekonomian, sehingga perlu ada revisi POD untuk kelanjutan pengembangan lapangan di Masela," imbuhnya.
Senada, Tenaga Ahli Lingkungan SKK Migas Mohammad Kemal mengatakan, Blok Masela pada tahun ini akan mulai moving forward lagi dengan segala kegiatan, setelah terhenti selama pandemi Covid-18.
Â
Advertisement
Persyaratan
Guna mendukung keberlanjutan proyek, ada persyaratan dari perusahaan dan konsumen untuk menyertakan teknologi CCS/CCUS di Blok Masela.
"Untuk men-sustain dari bisnis ini memang ada requirement dari perusahaan dan konsumen untuk ada CCUS. Maka mereka sudah melakukan studi CCUS tersebut. Nanti ke depan akan dilakukan menghitung lagi keekonomiannya proyek ini dengan adanya CCUS itu," tuturnya.
Meskipun ada persyaratan tersebut, VP Upstream Business Planning & Portfolio Management PT Pertamina Hulu Energi, Akbar menegaskan, Pertamina tetap punya ketertarikan terhadap Blok Masela.
"Blok Masela ada di dalam kajian internal dan ada di dalam pipeline kami," sebutnya.