Didukung BPKP, Pertamina Hulu Energi Raih Score 85,05 Assesment GCG

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina mendapatkan score 85,05 atau kategori sangat baik, dalam Assesment Good Corporate Governance (GCG) Tahun buku 2022. Hal ini diumumkan dalam Exit Meeting Assesment GCG di Jakarta.

oleh Septian Deny diperbarui 30 Mei 2023, 19:30 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2023, 19:30 WIB
Sumber migas
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjalankan strategi operasi masif dan agresif melalui keberhasilan sejumlah pengeboran eksplorasi yang menghasilkan penambahan sumber daya 2C terambil sebesar 144 MMBO untuk minyak dan 931 BCFG untuk gas.

 

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina mendapatkan score 85,05 atau kategori sangat baik, dalam Assesment Good Corporate Governance (GCG) Tahun buku 2022. Hal ini diumumkan dalam Exit Meeting Assesment GCG di Jakarta.

Assesment GCG Merupakan salah satu usaha Pertamina Hulu Energi dalam mengevaluasi, melakukan, penilaian terhadap seberapa besar implementasi tata kelola perusahaan yang baik dalam proses bisnis di perusahaan, dan juga usaha dalam mencari aspek maupun proses mana yang memerlukan perbaikan demi meningkatkan dan mempertahankan tata kelola perusahaan yang baik.

Hadir dalam kegiatan tersebut Komisaris Utama PHE, Rinaldi Firmansyah, Direktur SDM dan Penunjang Bisnis PHE, Oto Gurnita, dan Direktur Pengawasan Badan Usaha Energi dan Pertambangan BPKP selaku auditor, Susilo Widhyantoro.

Pada kesempatan tersebut, Direktur SDM dan Penunjang Bisnis PHE, Oto Gurnita, mengungkapkan apresiasinya atas seluruh dukungan dan upaya terbaik yang telah dilakukan tim BPKP sehingga assesment GCG PT Pertamina Hulu Energi tahun buku 2022 dapat terlaksana dengan lancar.

"Apresiasi setinggi tingginya juga saya sampaikan kepada seluruh Perwira dan tim PHE yang menjadi tim pendampingan assesment GCG PHE tahun buku 2022 atas komitmen dan kerja keras dalam mendukung dan mensukseskan pelaksanaan assesment GCG," terang Oto.

Direktur Pengawasan Badan Usaha Energi dan Pertambangan BPKP, Susilo Widhyantoro, mengungkapkan bahwa assesment GCG adalah tanggung jawab bersama.

"GCG merupakan benteng pertahanan perlindungan diri masing masing selain untuk perusahaan, dan menjadi tanggung jawab kita bersama," ungkap Susilo

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Terapkan GCG

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina, sukses mendapatkan score 85,05 atau kategori sangat baik, dalam Assesment Good Corporate Governance (GCG)
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina, sukses mendapatkan score 85,05 atau kategori sangat baik, dalam Assesment Good Corporate Governance (GCG) Tahun buku 2022. Hal ini diumumkan dalam Exit Meeting Assesment GCG di Jakarta.

Rinaldi Firmansyah selaku Komisaris Utama PHE juga mengucapkan apresiasi kepada semua pihak atas capaian penilaian sangat baik dalam assesment GCG tahun buku 2022.

"Semoga PHE menjadi perusahaan yang menerapkan GCG secara berkelanjutan. PHE terus bertansformasi, tentunya dinamika dan tantangan kita jalani bersama untuk menjadi lebih baik dari segi safety, operasional dan tatakelola," tutupnya

PHE terus berkomitmen menjaga praktik bisnis sesuai dalam jalur tren investasi berkelanjutan (environmental, social and governance/ESG) juga aspek safety. PHE telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) sebagai partisipan/member sejak Juni 2022.

PHE berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian penerapan aspek ESG.

PHE akan terus mengembangkan pengelolaan operasi di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Socially Responsible dan Good Governance.


PHE Kantongi Laba Rp 69,22 Triliun, Kinerjanya Tuai Apresiasi

PT Pertamina Hulu Energi Offshore-North West Java (PHE ONWJ)
PT Pertamina Hulu Energi Offshore-North West Java (PHE ONWJ) akan lanjutkan proyek Optimasi Pengembangan Lapangan (OPL) migas lepas pantai YY di perairan utara Karawang.

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mengantongi laba bersih senilai USD 4,67 miliar atau setara Rp 69,22 triliun sepanjang 2022. Raihan anak usaha BUMN menuai apresiasi.

Apresiasi ini disampaikan Anggota Komisi VII DPR HM Ridwan Hisjam. Dikatakan PHE juga berkontribusi besar terhadap pertumbuhan produksi migas, yakni tujuh persen berbanding tahun lalu.

“PHE menyumbang 70 persen pendapatan Pertamina holding. Apabila PHE pendapatannya besar, maka pendapatan Pertamina akan ikut naik,” kata Ridwan melansir Antara di Jakarta, Sabtu (20/5/2023).

Menurutnya, keberhasilan PHE juga akan memberikan dampak positif terhadap sektor hulu yang pada akhirnya, akan memberikan nilai positif bagi keuntungan perusahaan dan anak perusahaan di bawahnya, seperti Pertamina Hulu Rokan (PHR), PT Pertamina EP (PEP), PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), PT Pertamina EP Cepu (PEPC), PT Pertamina Internasional EP (PIEP), dan sebagainya.

Di sisi lain, Ridwan menyatakan sependapat dengan rencana PHE untuk melakukan penawaran perdana saham (initial public offering/IPO). Dengan masuk bursa saham, lanjut Ridwan, diharapkan kinerja PHE akan semakin meningkat.

"Tentu diharapkan semakin meningkat. Karena kalau sudah menjadi perusahaan terbuka, semua harus transparan. Tidak ada yang bisa ditutupi. Dan ini menjadi tantangan bagi perusahaan hulu Pertamina,” katanya.

PHE mencatatkan kinerja ciamik sepanjang 2022. Capaian antara lain berhasil mencapai produksi hampir 1 Juta BOEPD atau sebesar 967 MBOEPD dari 65 blok Migas, bertumbuh sebesar 7% berbanding produksi migas tahun lalu serta laba bersih sebesar USD 4,67 miliar di 2022.

Adapun dampak positif performa PHE kepada pendapatan negara secara total sebesar USD 8,77 miliar yang terdiri dari pendapatan pajak, pendapatan bukan pajak dan signature bonus.


Rencana IPO

Migas
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mencatatkan pertumbuhan produksi migas sebesar 7 persen berbanding tahun lalu serta laba bersih sebesar USD 4,67 miliar sepanjang 2022. Dok Pertamina

Secara terpisah Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah juga mendukung rencana IPO PHE, karena pendanaan lewat IPO diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja dan menjaga momentum kinerja positif.

Termasuk dalam rangka mendukung tercapainya target produksi nasional minyak bumi sebanyak 1 juta barel per hari (bph).

"IPO adalah pilihan tepat. Banyak sekali manfaatnya. Jadi (PHE) memang harus didorong (untuk IPO)," ujarnya.

Menurut Piter, manfaat utama pelaksanaan IPO bagi PHE adalah terkait opsi pendanaan yang lebih moderat dan menguntungkan bagi perusahaan dalam membiayai kebutuhan investasinya untuk kegiatan eksplorasi.

Dana dari IPO, tambahnya, bisa menjadi solusi tepat untuk investasi. Antara lain, untuk kegiatan eksplorasi dan mencari sumur-sumur baru, yang membutuhkan biaya sangat besar.

Melalui dana dari IPO, PHE bisa berinvestasi untuk meningkatkan lifting, sehingga mengurangi ketergantungan impor, karena selama ini Pertamina memang hanya mengandalkan produksinya dari sumur-sumur yang existing dan sudah tua.

"Pada akhirnya dengan kinerja yang semakin bagus, maka kontribusinya terhadap negara, baik dalam bentuk pajak maupun setoran dividen, juga semakin besar. Artinya, negara juga yang diuntungkan dari IPO ini," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya