BP Batam Bakal Siapkan Hunian Bagi Masyarakat Rempang Galang

Kepala Badan BP Batam, Muhammad Rudi berkomitmen untuk menyelesaikan hunian baru untuk masyarakat Rempang Galang yang terdampak relokasi dalam pengembangan Rempang Eco City.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Sep 2023, 20:34 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2023, 20:34 WIB
BP Batam
Kepala Badan BP Batam, Muhammad Rudi berkomitmen untuk menyelesaikan hunian baru untuk masyarakat Rempang Galang yang terdampak relokasi dalam pengembangan Rempang Eco City. Istimewa.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan BP Batam, Muhammad Rudi berkomitmen untuk menyelesaikan hunian baru untuk masyarakat Rempang Galang yang terdampak relokasi dalam pengembangan Rempang Eco City.

"Relokasi ke tempat yang baru ini akan kami siapkan. Kami tidak akan pindahkan bapak dan ibu begitu saja," tegas Muhammad Rudi dalam keterangan tertulis, Kamis (7/9/2023).

Jika hunian baru tersebut belum selesai, maka masyarakat Rempang Galang akan mendapatkan hunian sementara. Tidak hanya itu, biaya hidup masyarakat selama dihunian sementara juga akan ditanggung setiap bulannya.

Adapun biaya hidup selama masa relokasi sementara itu sebesar Rp 1.034.636 per orang dalam satu KK. Biaya hidup tersebut termasuk biaya air, listrik, dan kebutuhan lainnya.

Sementara, untuk masyarakat yang memilih untuk memilih tinggal di tempat saudara atau diluar dari hunian sementara yang disediakan, akan diberikan tambahan biaya sewa sebesar Rp 1 juta per bulan.

"Jadi itu akan kami berikan sampai hunian baru selesai dibangun," katanya.

Hunian baru yang disiapkan itu berupa rumah type 45 senilai Rp 120 juta dengan luas tanah maksimal 500 m2. Hunian itu, berada di Dapur 3 Si Jantung, yang sangat menguntungkan untuk melaut dan menyandarkan kapal.

Lokasi hunian baru tersebut, akan diberi nama "Kampung Pengembangan Nelayan Maritime City". Program ini memiliki slogan “Tinggal di Kampung Baru yang Maju, Agar Sejahtera Anak Cucu”.

Kampung Pengembangan Nelayan Maritime City akan menjadi kampung percontohan di Indonesia sebagai kampung nelayan modern dan maju.

Sebab, di Kampung Pengembangan Nelayan Maritime City itu akan tersedia berbagai fasilitas pendidikan lengkap (SD, SMP hingga SMA), pusat layanan kesehatan, olahraga dan sosial.

 

 

Fasilitas

Pulau Rempang
Rumah-rumah warga pesisir pulau Galang dan Rempang yang akan direlokasi. Foto: liputan6.com/ajang nurdin

Selanjutnya tersedia fasilitas ibadah (Masjid dan Gereja); fasilitas Tempat Pemakaman Umum yang tertata dan fasilitas Dermaga untuk kapal-kapal nelayan dan trans hub.

Pembangunan hunian baru itu, akan dijalankan selama 12 bulan setelah pematangan lahan. Ditargetkan, hunian tahap 1 akan selesai pada bulan Agustus 2024 mendatang.

"Intinya kami akan semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik kepada bapak dan ibu (masyarakat Rempang Galang, red)," imbuhnya.

 

Pengembangan Kawasan Rempang Batam Serap Investasi Rp 381 Triliun

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyerahkan Hak Pengelolaan Atas Tanah (HPL) dari Kementerian ATR/BPN pada BP Batam, untuk pengembangan kawasan Rempang, di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/4/2023). (Tira/Liputan6.com)
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyerahkan Hak Pengelolaan Atas Tanah (HPL) dari Kementerian ATR/BPN pada BP Batam, untuk pengembangan kawasan Rempang, di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/4/2023). (Tira/Liputan6.com)

Kementerian Koordinator bidang Perekonomian melanjutkan Program Pengembangan Kawasan Rempang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam.

Pengembangan kawasan ini menindaklanjuti instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk percepatan nvestasi dan penyerapan lapangan kerja di Batam dan sekitarnya.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memproyeksikan, pengembangan kawasan KPBPB akan menyerap investasi hingga Rp381 triliun. Selain itu, pengembangan kawasan ini dapat menyerap 306 ribu tenaga kerja.

"Diharapkan pengembangan ini bisa menyerap investasi mencapai Rp 381 triliun dengan pekerja langsung 306 ribu orang," ujar Menko Airlangga di Kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (12/4/2023).

Airlangga mengatakan, pengembangan kawasan Rempang ini sudah dinanti setelah terhenti pada 1986. Selanjutnya pada 2015, Kawasan Rempang telah siap untuk dilakukan percepatan pelaksanaan pengembangannya yang dilakukan secara bertahap.

"Kawasan Batam ini sudah kita nanti 18 tahun. Tentu ini proses yang panjang dan kami berharap Kepala BP batam, shuffle dokumen ini kita selesaikan," jelasnya.

 

Dorong Investasi

BP Batam
Peluncuran (Launching) Program Pengembangan Pulau Rempang di Sekretariat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (12/4)/Istimewa.

Dia berharap, pengembangan kawasan Batam-Rempang ini akan mendorong investasi dari Singapura. Dia optimis pengembangan kawasan ini akan menjadi sumber baru pertumbuhan ekonomi nasional.

"Sekarang kalau di Batam yang menyala adalah Singapura, kalau kita di Singapura, yang menyala adalah Batam," ujarnya.

Menko Airlangga berharap pengembangan Kawasan Rempang akan dapat memberikanspillover effect kepada kawasan-kawasan lain di sekitarnya.

Letak Pulau Rempang yang tidak jauh dari Singapura dan Malaysia akan dapat meningkatkan daya saing Indonesia di kawasanAsia Tenggara.

Hal ini ditambah dengan peran Indonesia dalam ASEAN Chairmanship padaTahun 2023 yang akan menunjukkan daya saing Indonesia dan mendukung produktivitasekonomi di negara ASEAN lainnya.

Sebagai informasi, pengembangan Kawasan Rempang dilaksanakan oleh PT Makmur Elok Graha (MEG) yang telah ditunjuk sebagai mitra BP Batam dan Pemerintah Kota Batam.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya