Hore, Jokowi Perpanjang Pemberian Bansos Beras 10 Kg hingga Maret 2024

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk memperpanjang waktu pemberian bantuan sosial (bansos) atau bansos beras hingga Desember 2023

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 26 Okt 2023, 18:15 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2023, 18:15 WIB
bantuan sosial (bansos) beras 10 kilogram (kg) untuk tiga bulan ke depan mulai dicairkan hari ini Senin (11/9)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk memperpanjang waktu pemberian bantuan sosial (bansos) atau bansos beras hingga Desember 2023

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk memperpanjang waktu pemberian bantuan sosial (bansos) hingga Desember 2023 mendatang. Bahkan, Jokowi berencana kembali memperpanjang bansos beras hingga Maret 2024 apabila keuangan APBN mencukupi.

"Pemerintah akan kembali memberikan tambahan bantuan pangan pada Desember 2023. Kemudian juga direncanakan akan diperpanjang pada Januari, Februari, dan Maret 2024 mendatang apabila APBN mencukupi," kata Jokowi saat menyerahkan langsung bantuan pangan beras di Gudang Bulog Sukamaju, Palembang, Kamis (26/10/2023).

Adapun stok beras Bulog di gudang milik Perum Bulog mencapai 1,5 juta ton per 23 Oktober 2023. Sementara bantuan pangan beras ini ditargetkan kepada masyarakat sebanyak 640 ribu ton pada periode April - Juni 2023.

Sedangkan pada tahap kedua September - November 2023 tengah berproses dengan besaran yang sama yaitu setiap keluarga penerima manfaat (KPM) menerima 10 kilogram (kg) beras selama tiga bulan. Realisasi hingga saat ini telah mencapai 400 ribu ton atau 65 persen dari total target sebesar 640 ribu ton.

Sumatera Selatan

Khusus untuk Sumatera Selatan, realisasi bantuan pangan pada tahap kedua mencapai 11.345 ton telah tersalurkan atau 69,07 persen dari total alokasi Sumsel sebesar 16.426 ton. Adapun jumlah stok beras yang tersimpan di gudang Bulog Kanwil Sumsel dan Babel keseluruhan mencapai 23.200 ton.

Pemerintah memutuskan perpanjangan bantuan pangan beras bagi masyarakat berpendapatan rendah. Bantuan beras tersebut disalurkan dari stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola oleh Perum Bulog sesuai penugasan dari Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA).

 


Stoko Beras Aman

Ilustrasi pendistribusian beras Bulog ke masyarakat penerima manfaat (Istimewa)
Ilustrasi pendistribusian beras Bulog ke masyarakat penerima manfaat (Istimewa)

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya bersama Bulog memastikan stok cadangan beras pemerintah (CBP) dalam kondisi yang cukup dan aman. Disebutkannya, perpanjangan bantuan pangan beras itu akan menyasar masyarakat berpendapatan rendah.

"Masyarakat khususnya 20,622 juta KPM di seluruh Indonesia tentunya sangat membutuhkan adanya bantuan ini, karena sangat membantu meringankan beban dan memenuhi kebutuhan pokok yaitu beras," ungkap Arief seusai mendampingi Presiden Joko Widodo.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBNKita pada Rabu (25/10/2023) mengatakan, pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar 2,67 triliun rupiah yang dialokasikan untuk perpanjangan bantuan pangan beras pada Desember 2023 mendatang. Adapun sebelumnya, pemerintah mengeluarkan hingga 8 triliun rupiah untuk bantuan pangan beras tahap II September- November 2023.


Bulog Siap Impor Beras dari Negara Manapun

5000 Ton Beras Impor Asal Vietnam Tiba di Pelabuhan Tanjung Priok
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Perum Bulog siap menerima tambahan kuota penugasan impor beras baru dari pemerintah, guna memperkuat Cadangan Beras Pemerintah (CBP) guna menstabilkan harga beras di pasaran.

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal mengatakan, fokus pemerintah saat ini adalah mempertahankan stabilitas harga beras di masyarakat. Untuk itu, Bulog disebutnya akan melaksanakan penugasan tersebut secara maksimal demi kepentingan rakyat banyak, terlebih ditengah situasi saat ini yang menjelang musim tanam.

"Pemerintah memang memberikan tambahan kuota penugasan impor kepada Perum Bulog sebanyak 1,5 juta ton. Namun pelaksanaannya akan disesuaikan dengan kebutuhan penyaluran di dalam negeri," ujar Iqbal dalam keterangan tertulis, Rabu (11/10/2023).Selanjutnya, Bulog pun siap melaksanakan tugas impor beras dari negara mana saja, asalkan memungkinkan dan memenuhi semua standar persyaratan.

"Untuk negara asal impor ini bisa dari manapun, tidak terpatok hanya 1 negara saja. Jadi bisa banyak negara seperti penugasan sebelumnya. Kita cari negara mana yang masih banyak produksinya dan memenuhi standar persyaratan," imbuh Iqbal.

 


Pantauan Harga Beras

Ilustrasi harga beras naik (Liputan6.com)
Ilustrasi harga beras naik (Liputan6.com)

Di samping itu, Iqbal mengemukakan, pihaknya juga melakukan pemantauan intensif terkait harga beras saat ini. Terjadinya kenaikan harga beras dikarenakan beberapa faktor baik eksternal maupun internal dalam negeri, seperti bencana El Nino dan juga situasi dalam negeri yang menjelang musim tanam.

"Masyarakat jangan khawatir, pemerintah melalui Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada sedikit kenaikan harga. Kami melakukan pemantauan secara terus menerus di tengah situasi saat ini agar tetap terkendali," ungkapnya.

Hingga saat ini, Perum Bulog sudah menggelontorkan beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di seluruh Indonesia dengan jumlah total sebanyak 818 ribu ton. Kegiatan ini akan terus berlanjut digelontorkan sampai harga beras stabil.

Selanjutnya, saat ini tengah disalurkan Beras Bantuan Pangan untuk September, Oktober dan November 2023 dengan jumlah total sebanyak 641 ribu ton kepada masyarakat kurang mampu di seluruh Indonesia.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya