Persaingan Makin Ketat, Ini Trik Dongkrak Omzet Jualan Online di 2024

Persaingan bisnis toko online di marketplace makin ketat. Tercatat, sampai Juni 2022, ada sekitar 11 juta UMKM di Indonesia yang sudah menjajaki penjualan secara online.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Nov 2023, 21:30 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2023, 21:30 WIB
Ilustrasi belanja online, ecommerce, e-commerce, toko online
Persaingan bisnis toko online di marketplace makin ketat. Tercatat, sampai Juni 2022, ada sekitar 11 juta UMKM di Indonesia yang sudah menjajaki penjualan secara online. Kredit: athree23 via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Persaingan bisnis toko online di marketplace makin ketat. Tercatat, sampai Juni 2022, ada sekitar 11 juta UMKM di Indonesia yang sudah menjajaki penjualan secara online.

Hal itu sejalan dengan perilaku masyarakat yang makin nyaman belanja online. Untuk itu, para pebisnis online harus mengatur strategi jitu untuk bisa meningkatkan pertumbuhan omzet. Berikut ini, 5 strategi yang bisa dilakukan pebisnis online untuk meningkatkan omzet di toko online pada 2024.

Jika dilihat sepanjang 2023, salah satu strategi para pebisnis online untuk meningkatkan omzet adalah dengan mengoptimalkan live streaming, terutama hadirnya TikTok Shop yang bisa terintegrasi dengan TikTok Live. Lalu, beberapa platform marketplace seperti Shopee dan Lazada pun membuat langkah sama dengan TikTok, dengan mengintegrasikan toko online dengan live streaming.

Dengan booming-nya jualan dengan live streaming, banyak pebisnis online fokus untuk mencari trafik agar pengunjung live-nya bisa ramai. Dengan harapan, semakin tinggi trafik live, berarti peluang mendapatkan penjualan juga semakin besar.

Bahkan, untuk bisa meningkatkan trafik, para pebisnis online sampai menggandeng key opinion leader (KOL) dengan biaya yang tidak sedikit. 

Stephen Lawrence, CEO AHA Commerce, mengatakan menurut hasil riset Mckinsey berjudul It;s Showtime! How Live Commerce is Transforming the Shopping Experience pada 21 Juli 2021 mengungkapkan penjualan via livestreaming lebih sangat efektif meningkatkan awareness serta mendorong kenaikan penjualan secara instan. Namun, sangat kurang efektif untuk meningkatkan loyalitas konsumen.

Sementara itu, saat tren ini booming di Indonesia, para pebisnis online hanya fokus mencari trafik dari livestream, tanpa memikirkan strategi menaikkan loyalitas konsumen. 

“Untuk itu, pada 2024 nanti, kami menyarankan agar pebisnis online untuk tidak hanya fokus ke investasi pengembangan infrastruktur live streaming dan biaya influencer program yang ujung-ujungnya cuma mendapatkan kenaikan omzet sementara akibat mendapat konsumen yang hanya membeli sekali," ungkap dia dikutip (14/11/2023).

"Lebih baik fokus untuk mengembangkan trafik organik secara perlahan-lahan agar audiens yang masuk ke toko online kita adalah yang benar-benar membutuhkan produk tersebut. Lalu, dari situ, kita bisa memberikan layanan terbaik agar konsumen baru ini bisa loyal. Soalnya, prinsip fundamental dalam membangun bisnis adalah memberikan layanan terbaik ke konsumen," lanjut dia.

 

5 Strategi Jitu

Ilustrasi Belanja Online, e-Commerce, eCommerce, Online Marketplace, Bisnis Online
Ilustrasi Belanja Online, e-Commerce, eCommerce, Online Marketplace, Bisnis Online

Selain fokus membangun trafik organik secara perlahan-lahan, berikut ini ada 5 strategi jitu lainnya untuk meningkatkan omzet toko online di 2024:

1. Gunakan Strategi Marketing Online yang Tepat

Para pengusaha yang ingin penetrasi ke pasar online harus fokus kepada 2 hal, yakni Great Product, berarti memiliki produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar, dengan harga kompetitif, serta memiliki unique selling point (USP) yang jelas. USP sendiri adalah strategi bisnis untuk bisa menunjukkan nilai atau kelebihan produknya dibandingkan dengan kompetitor kepada target marketnya.  

Selain itu, pengusaha juga harus menggunakan strategi marketing dan penjualan yang sesuai dengan channel yang digunakan. Banyak pengusaha yang mengalami kegagalan dalam transformasi bisnis secara online karena menganggap strategi marketing dan penjualan offline bisa diterapkan untuk channel online. Padahal, implementasi strategi  keduanya sangat berbeda.

Perbedaannya terbesarnya adalah terkait pengukuran kesuksesan strategi pemasaran. Strategi marketing offline tidak ada indikator yang bisa diukur untuk menilai sukses atau tidaknya sebuah kampanye pemasaran. Sementara itu, strategi marketplace online punya indikator yang bisa diukur dari keberhasilan sebuah iklan, seperti jumlah klik, pembeli, penjualan, dan sebagainya. 

Untuk itu, hal terpenting dalam strategi marketing online adalah kemampuan membaca dan mengolah data yang tersedia untuk membuat keputusan bisnis yang benar. 

2. Jangan Terpaku Hanya di Satu Platform Marketplace

Kini, banyak platform marketplace yang tersedia untuk jualan, di mana setiap platform berpotensi memiliki audiens loyal yang berbeda-beda. Dengan begitu, tingkat kehadiran toko online kita di setiap platform membuka peluang mendapatkan audiens atau calon konsumen lebih banyak lagi. 

Dari riset Google Indonesia pada 2022 pun mencatat 92 persen pemilik toko online di Indonesia memiliki lebih dari satu akun marketplace. Dari jumlah itu, sebanyak 63 persen pemilik toko online mengaku adanya kenaikan penjualan setelah memiliki beberapa akun marketplace.

Ditambah, dengan memiliki lebih dari satu akun marketplace, pengusaha juga bisa antisipasi jika ada platform yang mengalami masalah. Misalnya, seperti kejadian ditutupnya TikTok Shop pada awal Oktober 2023 kemarin. AHA Commerce mencatat efeknya ada penurunan omzet hingga menjadi tidak ada pendapatan sama sekali dari TikTok Shop, sedangkan pendapatan dari marketplace lain malah naik. 

Artinya, risiko seperti yang terjadi di TikTok shop itu bisa  menjadi keuntungan jika memiliki akun lebih dari 1 platform marketplace. Bagi pengusaha toko online yang memiliki 2 platform berbeda, konsumen yang biasa membeli di Tiktok Shop bisa diajak transaksi ke akun marketplace lainnya.

Namun, para pengusaha online juga harus memahami resiko memiliki banyak akun marketplace adalah ada potensi biaya operasional yang dikeluarkan semakin banyak.

Untuk itu, perlu dipertimbangkan juga untuk memilih sekitar satu sampai tiga platform yang dinilai paling efektif dalam mendapatkan potensi konsumen. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk mengelola akun marketplace bisa optimal dalam mendorong pertumbuhan omzet. 

 

3. Strategi Diskon Boleh, Asal Efektif Menghasilkan Penjualan

Berlomba Berbenah Di Tengah Permasalahan Ekonomi Global, Perusahaan E-Commerce Ini Keluar Sebagai Juaranya
(c) Shutterstock

Salah satu kesalahan banyak pengusaha yang baru terjun ke bisnis online adalah menganggap jualan online sama dengan offline. Misalnya, jika sudah sukses jualan offline dengan strategi banting harga, para pengusaha bisa menilai kalau melakukan hal yang sama di online juga sangat potensial. 

Strategi banting harga memang dapat membantu meningkatkan volume penjualan secara offline maupun online. Namun, banyak yang lupa kalau profitabilitas atau keuntungan juga hal terpenting bagi pengusaha agar terhindar dari kerugian. Untuk itu, perlu mengatur ulang penerapan strategi diskon, seperti tidak memberikan diskon ke seluruh produk yang dimiliki.

Untuk mengetahui produk yang perlu didiskon, pengusaha online bisa melihat data yang mengunjungi setiap produk. Beberapa indikator yang bisa dilihat seperti, seberapa banyak yang klik, tapi tidak beli. 

Jika ada satu produk dengan indikator jumlah klik yang banyak, tapi tidak ada transaksi, berarti produk itu membutuhkan strategi diskon agar bisa mencatatkan konversi. Walaupun, diskon bukan satu-satunya strategi agar terjadi konversi. Ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan konversi penjualan seperti, deskripsi produk tidak lengkap, serta ada ulasan yang buruk sehingga mempengaruhi tingkat konversi.

4. Lakukan Analisis dan Evaluasi Secara Berkala

Banyak pengusaha yang baru terjun ke bisnis online yang melupakan faktor penting lainnya, yakni memperhatikan setiap detail transaksi, dan hal lainnya, serta konsisten dalam hal ngonten hingga mencari prospek konsumen. Dengan data-data itu, pengusaha online bisa menganalisis dan evaluasi untuk bisa memutuskan langkah strategi yang tepat ke depannya.

Misalnya, salah satu metriks yang bisa dipantau dalam menganalisis seberapa efektif sebuah strategi marketing adalah Return on Ad Spend (ROAS) dari setiap produk. Padahal, ROAS ini bagian metriks yang bisa menunjukkan efektivitas biaya iklan yang dikeluarkan dibandingkan dengan hasil yang didapatkan. 

Dengan begitu, ketika ada iklan yang hasilnya bagus hingga mendorong penjualan produk dengan ulasan yang positif, berarti pengusaha online bisa mengoptimalkan iklan di produk itu dibandingkan dengan produk yang hasilnya kurang bagus. Dengan begitu, biaya iklan yang dikeluarkan bisa efektif untuk mendorong pertumbuhan omzet menjadi lebih baik.

Sebagai contoh, salah satu brand yang dikelola AHA Commerce sempat mencatatkan biaya iklan Rp16,8 juta per bulan untuk mendapatkan omzet Rp60,5 juta per bulan sebelum menggunakan layanan AHA Commerce. Di mana berarti tingkat pendapatan hanya 3,6 kali dari total biaya iklan yang dikeluarkan. 

Sampai akhirnya, AHA Commerce coba optimasi metriks ROAS-nya agar lebih menguntungkan dari sisi margin. Hasilnya, brand tersebut mampu mencatatkan omzet Rp61 juta per bulan dengan biaya iklan hanya  Rp7,3 juta atau turun 56 persen. Di sini, ROAS atau tingkat pendapatan yang didapatkan setara 8,3 kali dari total anggaran iklan yang dikeluarkan. Hasilnya, brand itu mencatatkan kenaikan keuntungan lebih tinggi. 

Jadi, bagi pengusaha online, paling penting itu bukan sekadar laris, tapi juga harus diseimbangkan antara pendapatan yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan. Caranya dengan analisis aktivitas marketing dan penjualan dari toko online kita tersebut.

 

5. Manfaatkan Teknologi Untuk Amplifikasi Strategi

Ilustrasi belanja online di e-commerce. Foto; Freepik
Ilustrasi belanja online di e-commerce. Foto; Freepik

Jika melihat tren 2024, salah satu teknologi yang tengah berkembang adalah artificial intelligence (AI). Di mana, AI bisa membuat operasional bisnis menjadi lebih efisien dengan hasil optimal. Di sini, pengusaha di bidang apapun harus segera beradaptasi untuk mengoptimalkan teknologi terkini demi menjaga kinerja bisnisnya. 

Bagi pengusaha online, tools AI yang sedang berkembang adalah AI robotic marketing yang bisa digunakan untuk optimalisasi toko online. Teknologi ini bisa membantu para pengusaha online dalam manajemen tools marketing yang dibutuhkan, dari voucher, promosi, dan sebagainya secara otomatis. 

Tools AI robotic ini akan secara otomatis mengumpulkan data dari toko online dan memahami metriks setiap produk yang dijual toko tersebut, mulai dari jumlah pengunjung hingga tingkat konversi. Setelah itu, tools ini akan memberikan rekomendasi produk mana yang bagus untuk diberikan promo, diskon, hingga diiklankan. 

Dengan begitu, pengusaha online bisa mencatatkan kenaikan return on investment (ROI) iklan yang menggambarkan efektivitas iklan dalam mendapatkan pendapatan. 

Sebagai studi kasus, ada salah satu brand yang menggunakan layanan Management Official Store Only (MOSO) dari AHA Commerce, yang merupakan salah satu tools AI robotic marketing, untuk mengoptimalkan toko online-nya di marketplace. Hasilnya, brand itu mencatatkan kenaikan omzet hingga 5 kali lipat dari Rp180 juta menjadi Rp1,2 miliar per bulan dalam penggunaan kurang dari setahun. 

Dengan menggunakan strategi marketing, promosi, dan diskon yang tepat, brand itu mencatatkan kenaikan ROI iklan menjadi 8,4 kali dibandingkan dengan 3,6 kali pada periode sebelumnya. 

 

Optimalkan Strategi Marketing

Ilustrasi e-commerce
Ilustrasi e-commerce/Shutterstock-ESB Professional.

Hal terpenting dalam bisnis online adalah mengoptimalkan strategi marketing yang tepat sesuai dengan platform yang digunakan. Soalnya, jika pengusaha online masih menggunakan strategi bisnis offline, hasilnya perkembangan bisnis online akan cenderung stagnan dan tidak bertumbuh. Soalnya, karakter keduanya sangat berbeda jauh, dari bisnis offline yang sulit mengukur tingkat keberhasilan sebuah promosi terhadap penjualan hingga bisnis online di mana setiap data bisa menunjukkan sebuah promosi sukses mencatatkan penjualan atau tidak. 

Lalu, seperti bisnis pada umumnya, hal terpenting dalam bisnis online juga profitabilitas. Sehingga, pengusaha online juga harus mengatur margin keuntungan yang lebih positif agar bisnisnya berkelanjutan. Jangan sampai demi bisa laku keras, akhirnya memberikan diskon yang menghasilkan margin sangat tipis bahkan tidak ada sama sekali. Cara untuk bisa menjaga margin keuntungan adalah dengan melakukan strategi marketing yang tepat sasaran dan terus dievaluasi sehingga anggaran iklan bisa terjaga dengan baik selaras dengan omzet yang didapatkan.

Terakhir, pengusaha online juga harus adaptif dengan perkembangan teknologi terbaru yang bisa meningkatkan kinerja penjualan hingga pangsa pasar. Soalnya, jika tidak adaptif, pengusaha online bisa tergerus dengan kompetitor yang lebih adaptif dengan teknologi baru. Misalnya, di bisnis online ada AI robotic marketing yang bisa meningkatkan ROI atau metriks yang memperlihatkan efektivitas dari sebuah iklan untuk mendapatkan omzet.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya