PGE 17 Tahun Berkecimpung di Energi Panas Bumi, Kini Punya Kapitalisasi Pasar Rp 48 Triliun

Hingga 11 Desember 2023, saham PGEO berhasil naik 20,54 persen dengan market capitalization sebesar Rp 48,4 triliun.

oleh Nurmayanti diperbarui 14 Des 2023, 21:31 WIB
Diterbitkan 14 Des 2023, 21:04 WIB
Pertamina Geothermal Energy (PGE) telah mengoperasikan enam PLTP dengan total kapasitas sebesar 672 Mega Watt (MW). (Dok Pertamina)
Pertamina Geothermal Energy (PGE) telah mengoperasikan enam PLTP dengan total kapasitas sebesar 672 Mega Watt (MW). (Dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) (IDX: PGEO) mencatatkan beberapa hal selama tahun ke-17 beroperasi. Mulai dari melantai di pasar saham hingga mencatatkan kapitalisasi pasar(market capitalization) sebesar Rp 48,4 triliun.

“Aksi korporasi terbesar ke-5 di bursa saham ini mencatatkan performa yang sangat baik dengan pendapatan Rp9,05 triliun serta oversubscription hingga 3,81 kali,” ujar Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Julfi Hadi, seperti ditulis Kamis (14/12/2023).

Hingga 11 Desember 2023, saham PGEO berhasil naik 20,54 persen dengan market capitalization sebesar Rp 48,4 triliun.

“Pencapaian ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap kemajuan energi terbarukan, khususnya panas bumi di Indonesia, selama beroperasi kami mencoba untuk accelerate but realistically,” lanjut Julfi.

Julfi melanjutkan, selama beroperasi, Perseroan berhasil mengatasi tantangan akselerasi bisnis. “Bottleneck tersebut kami atasi dengan melakukan perubahan model bisnis yang mampu memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan produksi Perseroan,” ungkapnya.

Selain itu, ekspansi juga menjadi prioritas utama Perseroan hingga dua tahun mendatang. Di tahun 2023 ini, PGE memiliki ambisi untuk menjadi 1 GW company yang akan tercapai pada tahun 2025.

“Dengan strategi quick wins dan penerapan teknologi co-generation di beberapa area, saat ini Perseroan sedang berproses untuk mencapai target tersebut, tentunya dengan bantuan optimalisasi value creation,” kata Julfi.

PGEO juga berkolaborasi dengan Pertamina NRE dan Pertamina Patra Niaga untuk mendorong komersialisasi karbon dengan memasok kredit karbon ke agregator utama Pertamina Geothermal Energy, yaitu Pertamina New Renewable Energy (PNRE) pada bursa karbon Indonesia.

Terkait komersialisasi karbon, Julfi menjelaskan, pada tahun ini PGE sudah membukukan pendapatan kredit karbon sebesar USD 732 ribu. “Ini merupakan pendapatan perdana dari bursa karbon Indonesia,” ujar Julfi.

 

Kancah Global

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) (IDX: PGEO) mencatatkan beberapa hal selama tahun ke-17 beroperasi.
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) (IDX: PGEO) mencatatkan beberapa hal selama tahun ke-17 beroperasi.

 

Di kancah global, pada tahun ini PGE semakin agresif melakukan ekspansi dengan bermitra bersama Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan potensi panas bumi 140 MW pada konsesi Longonot, Kenya, serta Geothermal Development Company (GDC) untuk mengembangkan potensi panas bumi 3 x 100 MW pada konsesi Suswa, Kenya.

Buktikan keseriusan dalam pengembangan potensi panas bumi, beberapa waktu lalu Perseroan membentuk Joint Venture Company (JVC) dengan Chevron New Energies Holdings Indonesia Ltd. (Chevron) untuk mengembangkan WKP Way Ratai, Lampung.

“Perusahaan yang diberi nama PT Cahaya Anagata Energy ini mencerminkan komitmen kedua belah pihak dalam mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai energi masa depan,” ungkap Julfi.

Secara fundamental, Julfi mengatakan, pada tahun ke-17 ini Perseroan berada dalam posisi solid untuk terus berkembang.

“Hal ini dibuktikan dengan capaian laba bersih sebesar USD 133,4 juta pada kuartal III-2023. Angka ini melampaui raihan laba sepanjang tahun 2022 yang pada saat itu mencapai USD 127,3 juta,” katanya.

 

ESG

WKP Kamojang
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) (IDX: PGEO) melalui di PGE Area Kamojang menunjukkan kontribusi besar bagi masyarakat dan lingkungan. Dok PGE

Di tahun 2023, komitmen Perseroan terhadap lingkungan dan sosial semakin dibuktikan. Hal ini dibuktikan dengan raihan skor 8.4 yang mengindikasikan kategori negligible risk dari lembaga ESG rating global Sustainalytics.

"Peringkat ini mencerminkan keunggulan Perseroan dalam menerapkan praktik ESG. Adanya penghargaan ini menunjukkan bahwa PGE telah mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam operasi bisnis," kata Julfi.

Dari sisi HSSE, Perseroan juga berhasil mendapatkan apresiasi, termasuk Zero Accident Awards untuk Area Kamojang dan 13 penghargaan PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk Area Kamojang dan Ulubelu.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya