Liputan6.com, Jakarta Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, 20 satelit nano akan diluncurkan dan beroperasi pada 2024 guna memetakan kondisi dan aktivitas di laut.
"Kita akan meluncurkan satelit nano yang bisa terkoneksi dengan seluruh kapal-kapal pengusaha atau penangkap," kata Sakti Wahyu Trenggono saat ditemui usai hadiri Pertemuan Nasional Pembangunan Perikanan Budidaya Berbasis Ekonomi Biru, di Jakarta, Senin (18/12/2023).
Trenggono menyebut, anggaran yang digunakan dalam peluncuran 20 nano satelit tersebut sebanyak USD 150 juta atau setara Rp 2,3 triliun (1 USD = Rp 15,489).
Advertisement
Â
"Nano-nya kita luncurin sendiri. Kira-kira anggarannya USD 150 juta," ujarnya.
Sebelumnya, Trenggono mengatakan pihaknya memang tengah mengembangkan dua perangkat kunci dalam upaya memperbaiki tata kelola ruang laut, yakni ocean big data dan ocean accounting.
Dijelaskan, ocean big data akan dibangun melalui perangkat berbasis teknologi yang ditempatkan di daerah pesisir, laut, dan udara, yang merupakan radar sensor yang bisa mengukur kualitas perairan dan laut untuk mengetahui kondisi laut dan habitatnya.
Untuk pengembangan ocean big, pihaknya akan menggandeng Starlink yang merupakan perusahaan asal Amerika Serikat bernama SpaceX milik Elon Musk, guna membantu kapal-kapal perikanan mengirimkan data tangkapan secara online melalui aplikasi E-PIT.
Terkait dengan Starlink, Trenggono mengungkapkan bahwa kerjasama itu masih dalam pembahasan lanjutan. Pasalnya, device milik milioner dunia tersebut terbilang mahal.
"Kita yang jelas sedang mendesain itu semua, tapi tidak ada hubungannya dengan Elon Musk. Iya kalo terjadi (Starlink) sekarangkan masih mahal device nya," ujarnya.
Â
Informasi Kekayaan Laut
Walaupun kerjasama mengenai Starlink belum mengalami kemajuan, KKP akan tetap meluncurkan dan mengoperasikan 20 nano satelit mulai 2024.
"Salah satunya kita akan meluncurkan satelit nano yang bisa terkoneksi dengan seluruh kapal-kapal pengusaha atau penangkap," katanya.
Lebih lanjut, Trenggono menjelaskan, berdasarkan teknologi tersebut dan artificial intelligence, ocean big data akan terwujud untuk mengetahui kondisi pesisir dan laut ter-update secara reguler yang dapat menjadi decision support system dalam membantu pengelolaan dan pemantauan sumber daya ekosistem pesisir serta laut secara continue.
Sementara, ocean accounting merupakan sistem manajemen data spasial dan nonspasial yang terintegrasi, sehingga teknologi tersebut diyakini mampu memberikan informasi kekayaan laut Indonesia.
Â
Advertisement