Liputan6.com, Jakarta - Kementerian PPN/Bappenas mewaspadai pergerakan dua negara tetangga di ASEAN, Vietnam dan Filipina yang bisa menyalip Indonesia jadi negara maju. Pasalnya, kedua negara itu juga telah banyak memanfaatkan sumber dayanya untuk beralih menuju ekonomi hijau.Â
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Vivi Yulaswati menilai, transisi lapangan kerja ke arah yang lebih hijau (green transition job) juga penting untuk digiatkan agar Indonesia tidak tertinggal dari negara lain.Â
Baca Juga
Menurut dia, ada tiga kunci yang perlu dilakukan pemerintah dan pelaku usaha agar pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa terus meroket di tengah masa transisi energi. Hal pertama yang ia sebut yakni investasi.Â
Advertisement
"Satu investment, more green investment come itu akan lebih baik. Kemudian teknologi, ngomongin solar cell aja banyak banget pilihannya. Pastinya itu jadi kunci," ujar Vivi kepada Liputan6.com di Jakarta, dikutip Sabtu (3/2/2024).
Unsur penting lain yang tak boleh dilupakan, dunia usaha hingga akademik wajib mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) masa depan agar bisa beradaptasi dengan transformasi lapangan kerja.Â
"Satu lagi, green transition job-nya, orang-orang kita kan sangat besar. Anak SMA atau jurusan-jurusan yang ada sekarang, ready enggak mereka untuk growing renewable energy misalnya," tegas Vivi.
"Semuanya harus bergerak, bukan hanya green economy pabrik-pabrik kasih cleaner. Orang-orangnya ready enggak nih," pinta dia.Â
Oleh karenanya, Vivi mengajak semua unsur untuk ikut bergerak dalam menjemput perubahan zaman yang terjadi sekarang ini. Jangan sampai Indonesia baru sadar ketika sudah tertinggal beberapa langkah dari Vietnam dan Filipina.Â
"Mereka juga growing kan. Vietnam itu sekarang mereka majority listriknya sudah dari air. Jadi mereka sudah bersih. Kita belum, kita kan masih coal, karena kita produsen (batu bara)," ungkapnya.
"Kalau Filipina dia juga hampir sama kayak kita, banyak dari ocean, dan dia sangat inklusif. Desanya tuh bagus banget," pungkas Vivi.
Terbongkar, Ini Kunci Indonesia Jadi Negara Maju
Sebelumnya, Indonesia tengah dihadapkan dengan waktu-waktu krusial. Setelah keluar dari pandemi Covid-19 yang memporak-porandakan ekonomi dunia, kini Indonesia segera dihadapkan dengan tahun politik 2024. Periode ini akan sangat menentukan dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, saat ini dunia sedang dilanda perang ekonomi. Indonesia tidak boleh terjebak dalam hal itu. Oleh karena itu, hilirisasi digital menjadi salah satu cara yang bisa dimasifkan.
"Hilirisasi digital adalah salah satu ide terbaru dan sangat menarik setelah saya mendengarkan apa yang di paparkan oleh Julio dan harus segera diproyeksikan," kata Bahlil dalam diskusi bertajuk 'Hilirisasi Untuk Negeri' dikutip Selasa (12/12/2023).
Melalui konsep ini, anak-anak muda yang terjun dalam dunia bisnis, bisa membangun jaringan seluas mungkin. Komoditas bisnis yang dijalankan tidak perlu langsung dalam skala besar.
Melalui hilirisasi digital ini diharapkan mampu menjembatani bangsa ini menuju Indonesia Emas 2045. "Kita harus percaya Indonesia mampu memanfaatkan bonus demografi untuk menjadikan negara ini menjadi negara maju," jelas Bahlil.
Sementara, Ketua Dept Perdagangan DPP Gempar Indonesia, Julio Ekspor menambahkan, hilirisasi di kalangan anak muda adalah suatu proyek kerja sama dengan pemerintah yang nemiliki potensi besar. Meski begitu, proyek ini bisa dilakukan secara simpel.
Advertisement
Konsep Hilirisasi
"Untuk membangun suatu bangsa yang besar harus melalui edukasi. Pengertian konsep hilirisasi yang sebenarnya bisa dimulai dari hal-hal sederhana, contohnya melalui ekspor dari hal-hal terkecil bisa menghasilkan suatu dampak yang luar biasa," kata Julio.
CEO Bisa Ekspor ini mengayakan, paradigma tanam dan jual masih begitu melekat dalam dunia ekspor. Padahal ada hal lain yang penting, yakni perlunya edukasi dengan cara mengeksplore konsep hilirisasi secara sederhana untuk UMKM.Â
"Sehingga hilirisasi sederhana untuk ekspor bisa menambah devisa negara dengan dukungan dari pemerintah," pungkas Julio.