Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkap kabar terbaru pembangunan satelit nano untuk memantau perairan di Indonesia. Menurutnya, Denmark sudah siap menjalin kerja sama dengan nilai investasi USD 145 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun.
Trenggono mengatakan, kerja sama itu akan melingkupi penyediaan 20 unit satelit nano di Indonesia. Ini dinilai jadi upaya untuk meningkatkan pengawasan dan pemantauan secara menyeluruh di laut.
Baca Juga
"Ya itu salah satu tools untuk melengkapi program pembangunan mesin pencarian, jumlahnya sekitar 20 satelit yang mulai akan diluncurkan di tahun ini nilainya kurang lebih sekitar USD 145 juta," ungkap Trenggono di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (5/2/2024).
Advertisement
Dia bilang, nantinya satelit nano itu akan beroperasi selama 24 jam penuh di wilayah Indonesia. Tujuannya meningkatkan cakupan pemantauan di perairan Indonesia.
Diketahui, ini juga seiring dengan penguatan infrastruktur guna mendukung penerapan kebijakan Penangkapan Ikan Terukur (PIT) berbasis kuota. Kebijakan itu ditarget bisa dimulai pada 2025, tahun depan.
"Itu akan terus beroperasi 24 jam sesuai wilayah Indonesia untuk bisa memonitor, akan meningkat capture gitu ya yang terjadi di laut dan ini yang sangat kita gunakan untuk memberikan kesempatan untuk masuk ke dalam media untuk mengetahui situasi apa yang terjadi," jelasnya.
Menteri Trenggono membidik, kerja sama antara Indonesia dan Denmark bisa terealisasi tahun ini. Dia menyasar sudah ada langkah konkret di Juni 2024 mendatang.
"Insyaallah kalau tidak ada alasan Juni sudah selesai," ucapnya.
Â
Rencana 20 Satelit Nano
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, 20 satelit nano akan diluncurkan dan beroperasi pada 2024 guna memetakan kondisi dan aktivitas di laut.
"Kita akan meluncurkan satelit nano yang bisa terkoneksi dengan seluruh kapal-kapal pengusaha atau penangkap," kata Sakti Wahyu Trenggono saat ditemui usai hadiri Pertemuan Nasional Pembangunan Perikanan Budidaya Berbasis Ekonomi Biru, di Jakarta, Senin (18/12/2023).
Trenggono menyebut, anggaran yang digunakan dalam peluncuran 20 nano satelit tersebut sebanyak USD 150 juta atau setara Rp 2,3 triliun (1 USD = Rp 15,489).
"Nano-nya kita luncurin sendiri. Kira-kira anggarannya USD 150 juta," ujarnya.
Â
Advertisement
Ocean Big Data
Sebelumnya, Trenggono mengatakan pihaknya memang tengah mengembangkan dua perangkat kunci dalam upaya memperbaiki tata kelola ruang laut, yakni ocean big data dan ocean accounting.
Dijelaskan, ocean big data akan dibangun melalui perangkat berbasis teknologi yang ditempatkan di daerah pesisir, laut, dan udara, yang merupakan radar sensor yang bisa mengukur kualitas perairan dan laut untuk mengetahui kondisi laut dan habitatnya.
Untuk pengembangan ocean big, pihaknya akan menggandeng Starlink yang merupakan perusahaan asal Amerika Serikat bernama SpaceX milik Elon Musk, guna membantu kapal-kapal perikanan mengirimkan data tangkapan secara online melalui aplikasi E-PIT.
Terkait dengan Starlink, Trenggono mengungkapkan bahwa kerjasama itu masih dalam pembahasan lanjutan. Pasalnya, device milik milioner dunia tersebut terbilang mahal.
"Kita yang jelas sedang mendesain itu semua, tapi tidak ada hubungannya dengan Elon Musk. Iya kalo terjadi (Starlink) sekarangkan masih mahal device nya," ujarnya.