Denmark Mau Ikut Bangun Satelit Nano di Indonesia, Telan Investasi Rp 2,2 Triliun

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, 20 satelit nano akan diluncurkan dan beroperasi pada 2024 guna memetakan kondisi dan aktivitas di laut.

oleh Arief Rahman H diperbarui 05 Feb 2024, 20:50 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2024, 20:50 WIB
Satelit nano Fleet Space Technologies (supplied, Fleet Space Technologies)
Satelit nano Fleet Space Technologies (supplied, Fleet Space Technologies)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkap kabar terbaru pembangunan satelit nano untuk memantau perairan di Indonesia. Menurutnya, Denmark sudah siap menjalin kerja sama dengan nilai investasi USD 145 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun.

Trenggono mengatakan, kerja sama itu akan melingkupi penyediaan 20 unit satelit nano di Indonesia. Ini dinilai jadi upaya untuk meningkatkan pengawasan dan pemantauan secara menyeluruh di laut.

"Ya itu salah satu tools untuk melengkapi program pembangunan mesin pencarian, jumlahnya sekitar 20 satelit yang mulai akan diluncurkan di tahun ini nilainya kurang lebih sekitar USD 145 juta," ungkap Trenggono di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (5/2/2024).

Dia bilang, nantinya satelit nano itu akan beroperasi selama 24 jam penuh di wilayah Indonesia. Tujuannya meningkatkan cakupan pemantauan di perairan Indonesia.

Diketahui, ini juga seiring dengan penguatan infrastruktur guna mendukung penerapan kebijakan Penangkapan Ikan Terukur (PIT) berbasis kuota. Kebijakan itu ditarget bisa dimulai pada 2025, tahun depan.

"Itu akan terus beroperasi 24 jam sesuai wilayah Indonesia untuk bisa memonitor, akan meningkat capture gitu ya yang terjadi di laut dan ini yang sangat kita gunakan untuk memberikan kesempatan untuk masuk ke dalam media untuk mengetahui situasi apa yang terjadi," jelasnya.

Menteri Trenggono membidik, kerja sama antara Indonesia dan Denmark bisa terealisasi tahun ini. Dia menyasar sudah ada langkah konkret di Juni 2024 mendatang.

"Insyaallah kalau tidak ada alasan Juni sudah selesai," ucapnya.

 

Rencana 20 Satelit Nano

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menerima audiensi sejumlah nelayan di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada  Senin (16/1/2023). (Dok KKP)
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menerima audiensi sejumlah nelayan di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada Senin (16/1/2023). (Dok KKP)

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, 20 satelit nano akan diluncurkan dan beroperasi pada 2024 guna memetakan kondisi dan aktivitas di laut.

"Kita akan meluncurkan satelit nano yang bisa terkoneksi dengan seluruh kapal-kapal pengusaha atau penangkap," kata Sakti Wahyu Trenggono saat ditemui usai hadiri Pertemuan Nasional Pembangunan Perikanan Budidaya Berbasis Ekonomi Biru, di Jakarta, Senin (18/12/2023).

Trenggono menyebut, anggaran yang digunakan dalam peluncuran 20 nano satelit tersebut sebanyak USD 150 juta atau setara Rp 2,3 triliun (1 USD = Rp 15,489).

"Nano-nya kita luncurin sendiri. Kira-kira anggarannya USD 150 juta," ujarnya.

 

Ocean Big Data

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono berkunjung ke lokasi budidaya pembesaran tuna di laut Izmir, Turki. (Dok KKP)
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono berkunjung ke lokasi budidaya pembesaran tuna di laut Izmir, Turki. (Dok KKP)

Sebelumnya, Trenggono mengatakan pihaknya memang tengah mengembangkan dua perangkat kunci dalam upaya memperbaiki tata kelola ruang laut, yakni ocean big data dan ocean accounting.

Dijelaskan, ocean big data akan dibangun melalui perangkat berbasis teknologi yang ditempatkan di daerah pesisir, laut, dan udara, yang merupakan radar sensor yang bisa mengukur kualitas perairan dan laut untuk mengetahui kondisi laut dan habitatnya.

Untuk pengembangan ocean big, pihaknya akan menggandeng Starlink yang merupakan perusahaan asal Amerika Serikat bernama SpaceX milik Elon Musk, guna membantu kapal-kapal perikanan mengirimkan data tangkapan secara online melalui aplikasi E-PIT.

Terkait dengan Starlink, Trenggono mengungkapkan bahwa kerjasama itu masih dalam pembahasan lanjutan. Pasalnya, device milik milioner dunia tersebut terbilang mahal.

"Kita yang jelas sedang mendesain itu semua, tapi tidak ada hubungannya dengan Elon Musk. Iya kalo terjadi (Starlink) sekarangkan masih mahal device nya," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya