Liputan6.com, Jakarta Petani berwawasan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture (CSA) diajarkan dan dilatih mengelola air secara bijak dan bajik melalui pompanisasi, membuat bak pembagi air dan menyalurkan air dari infrastruktur seperti irigasi ke lahan persawahan.
Kiat petani CSA mengoptimalkan ketersediaan air dengan pompanisasi diupayakan oleh Kementerian Pertanian RI, dalam mengantisipasi cuaca ekstrim El Nino melalui program pompanisasi sebagai solusi cepat dan tepat.
Baca Juga
Program pompanisasi Kementan diapresiasi dan didukung oleh Komisi IV DPR RI pada Rapat Kerja dengan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman di Jakarta.
Advertisement
Dukungan DPR RI dikemukakan Anggota Komisi IV DPR RI, Sulaiman Hamzah dari Fraksi Nasdem dan Ema Umiyyatul Chusnah dari Fraksi PPP. Keduanya mengapresiasi solusi cepat Kementan memenuhi kebutuhan air persawahan dari sungai melalui pompanisasi disertai pengawasan ketat.
"Terkait pompanisasi harus ada kajian teknis karena butuh anggaran tidak sedikit. Harus ada pengawasan yang serius dalam upaya peningkatan produksi padi 2024," kata Ema dikutip Kamis (14/3/2024).
Legislator Sulaiman Hamzah menilai pompanisasi adalah jalan keluar dari persoalan saat ini. Fraksi Nasdem juga setuju pada program penambahan pupuk subsidi maupun optimasi lahan rawa khusus untuk padi dan jagung.
"Sawah banyak yang gagal apalagi mengharapkan panen. Pompanisasi jalan keluar yang baik, karena tanpa air kita tak bisa tanam padi dan jagung," ungkapnya.
Mentan Amran Sulaiman memastikan upaya tersebut bisa tercapai apabila didukung semua pihak terutama Komisi IV DPR RI. Adapun target produksi beras nasional mencapai 32 juta ton, jagung 16,6 juta ton, cabai 3,00 juta ton, daging sapi 405,44 ribu ton dan telur ayam 39,45 juta ton.
"Sebagai agenda terakhir, luas tanam padi selama masa tanam Oktober hingga Maret 2024 sekitar 5,4 juta ton dan mengalami penurunan 1,9 juta hektar," katanya.
Kendati demikian, kata Mentan, kami memastikan beras Maret dan April atau Ramadan dan Idulfitri aman, karena itu, El Nino sebagai darurat pangan yang harus dicarikan solusi bersama di antaranya melalui pompanisasi.
"Kami menambah alokasi pupuk dan juga pengambilan hanya menggunakan KTP," ungkap Mentan Amran.
Â
Cerdas Iklim
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan inovasi CSA diusung Kementan bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP].
"CSA turut meningkatkan produksi padi bagi pemenuhan kebutuhan pangan pokok. Target SIMURP, dua kali panen padi dalam satu tahun pada lahan yang sama atau dikenal sebagai indeks pertanaman disingkat IP," katanya.
Hal senada dikemukakan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan] BPPSDMP Bustanul Arifin Caya bahwa CSA mendorong peningkatan IP pada 24 kabupten di 10 provinsi melalui optimalisasi lahan.
"Utamanya, yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya air, iklim, tanah dan unsur hara secara terpadu serta melalui pola tanam, baik padi maupun tanaman pangan lainnya," kata Bustanul yang juga Direktur National Project Implementation Unit [NPIU] Program SIMURP.
Â
Advertisement
Peningkatan IP
Peningkatan IP, katanya, dengan mengandalkan pengelolaan air yaitu optimalisasi pengelolaan sumber daya air melalui pemanfaatan potensi sumber daya air, air permukaan seperti sungai dan mata air maupun air tanah.
"SIMURP mengintroduksi varietas hemat air, pola tanam, dan pergeseran waktu tanam. Selain pengelolaan lahan, peningkatan indeks pertanaman di suatu lokasi dapat mengandalkan pengelolaan air," ungkapnya lagi.
Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mengatakan CSA SIMURP sebagai ´pengawal teknologi´ yang melibatkan kelompok tani [Poktan] dan Gapoktan serta stakeholders didukung dinas terkait di bawah koordinasi Kementan.
"Jika peningkatan IP konsisten dilaksanakan serta direplikasi oleh kelompok tani lain, maka peningkatan produksi padi dapat tercapai pada lokasi kegiatan SIMURP," katanya.