PLTGU Jawa-1 Siap Beroperasi, Indonesia Bakal Punya Pembangkit Integrated Terbesar di ASEAN

Indonesia akan memiliki pembangkit integrated terbesar di Asia Tenggara yang dilengkapi dengan regasification system.

oleh Fachri pada 30 Mar 2024, 12:50 WIB
Diperbarui 30 Mar 2024, 12:48 WIB
Pertamina.
Kunjungan ke PLTGU Jawa-1. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia akan memiliki pembangkit integrated terbesar di Asia Tenggara yang dilengkapi dengan regasification system. Pasalnya, Pembangkit Listrik Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 berkapasitas 1760 MW siap beroperasi secara penuh usai melewati serangkaian test seperti plant reliability run & net dependable capacity test.

CEO Pertamina NRE, John Anis mengatakan, beroperasinya PLTGU Jawa-1 akan menjadi titik pencapaian penting Pertamina dan menambah portofolio pemanfaatan energi bersih dalam bisnis perusahaan. Ia pun menyebut bahwa gas alam juga berperan strategis dalam transisi energi, mendukung ketahanan energi, serta menciptakan energi bersih.

"Dengan teknologi mutakhir, PLTGU Jawa-1 diproyeksikan menekan emisi karbon sebesar 3,3 juta tco2e per tahun dan angka itu signifikan untuk kontribusi terhadap net zero emission," katanya.

"Ini menjadi salah satu milestone penting yang tercipta atas sinergi strategis BUMN yakni Pertamina dan PLN, dan swasta Marubeni dan Sojitz dan pihak lainnya yang memiliki komitmen tinggi untuk bersama-sama mewujudkan transisi menuju energi bersih di Indonesia," jelas John.

Ia juga mengungkapkan bahwa dengan semua keunikan instalasinya, PLTGU Jawa-1 bisa menjadi salah satu pilar transisi energi yang menjadi kebanggaan Pertamina maupun Indonesia.

Milestone Penting

Pertamina.
CEO Pertamina NRE, John Anis. (Foto: Istimewa)

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan, keberhasilan PLTGU Jawa-1 yang siap beroperasi ini menjadi salah satu milestone penting dalam transisi energi di Indonesia.

"Pembangkit listrik terintegrasi ini diharapkan mampu menyumbang pengurangan emisi karbon yang signifikan, sehingga dapat mewujudkan tercapainya Net Zero Emission (NZE) di Indonesia," ungkapnya.

"PLTU Jawa-1 hasil sinergi BUMN dan mitra menunjukan pencapaian NZE akan lebih cepat dengan adanya dukungan semua pihak dan kami berharap proyek ini akan mendorong berbagai proyek strategis energi transisi lainnya," jelas Fadjar.

Sebagai informasi, PLTGU Jawa-1 dikelola oleh PT Jawa Satu Power (JSP) yang dimiliki oleh konsorsium antara Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dengan kepemilikan 40%, Marubeni 40%, dan Sojitz 20%.

 

Tentang PLTGU Jawa-1

Pertamina.
PLTGU Jawa-1. (Foto: Istimewa)

PLTGU Jawa-1 merupakan pembangkit Listrik yang mengintegrasikan floating storage and regasification unit (FSRU) dengan unit pembangkit listrik berkapasitas 1760 MW yang terdiri dari 2 unit pembangkit dengan masing-masing kapasitas 880 MW.

Unit 2 telah beroperasi komersial sejak Desember 2023. Proyek ini menghubungkan ketersediaan pasokan gas di Papua dengan kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan Bali.

Proyek ini memiliki sejumlah keunggulan, antara lain lebih efisien karena menggunakan generasi terbaru teknologi single shaft combined cycle gas turbine sehingga harga jual Listrik menjadi kompetitif.

Dari sisi operasional, pembangkit ini memiliki teknologi black start capability sehingga dapat melakukan self start up sendiri pada saat grid tidak tersedia imported power untuk keperluan start up pembangkit.

Dengan menggunakan sumber bahan bakar liquefied natural gas (LNG), maka emisi gas rumah kaca yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara maupun BBM. Hal ini sejalan dengan upaya penurunan emisi karbon dari sektor ketenagalistrikan.

Ditambah lagi, pembangkit ini menggunakan teknologi closed loop cooling tower system yang meningkatkan kehandalan dalam mengurangi volume penggunaan air laut dalam hal mendukung operasional pembangkit.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya