Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan tiga faktor yang menyebabkan tarif angkutan udara mengalami deflasi pada Maret 2024 sebesar 0,97 persen menjelang musim mudik Lebaran 2024.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, faktor pertama yakni masyarakat yang menggunakan angkutan udara masih sedikit. Padahal beberapa maskapai tercatat memberikan tarif angkutan udara yang lebih rendah pada Maret dibandingkan dengan bulan sebelumnya.Â
Baca Juga
"Pertama, masih sedikit masyarakat yang belum menggunakan moda angkutan udara dari sisi permintaan dan dari sisi supply memang banyak maskapai yang tidak menaikkan tarifnya," kata Amalia dalam konferensi pers BPS, Senin (1/4/2024).
Advertisement
Faktor kedua, yakni banyak provinsi yang menambah rute penerbangan, sehingga berdampak terhadap tarif angkutan udara. Contohnya Bangka Belitung dan di Pangkal Pinang, juga penerbangan JakartaâBali yang frekuensi dan jenisnya makin banyak. Selanjutnya, faktor ketiga, yakni adanya kebijakan pemerintah menurunkan tarif ke destinasi wisata superprioritas seperti Bali, Labuan Bajo dan Lombok.
Amalia mengakui, laju inflasi pada bulan suci ramadan tahun ini memang sedikit berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, berdasarkan data historis BPS, pada momen ramadan dan Lebaran 2022 dan 2023 kelompok yang biasanya paling dominan memberikan sumbangan andil inflasi adalah kelompok makanan minuman dan tembakau, serta transportasi.
"Namun demikian berbeda dengan kondisi historis tersebut pada periode ramadhan tahun ini, kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi selain makanan minuman dan tembakau, yang terbesar kedua adalah perawatan pribadi dan lainnya dengan andil inflasi 0,04 persen," ujarnya.
Sementara itu, kelompok transportasi memberikan andil inflasi yang lebih rendah yaitu sebesar 0,01 persen pada bulan Maret 2024. Hal ini didorong oleh tarif angkutan udara yang pada bulan Ramadan tahun ini ternyata mengalami deflasi sebesar 0,97 persen.
"Jika dirinci terdapat 20 provinsi yang mengalami deflasi tarif angkutan udara dan 17 provinsi mengalami inflasi tarif angkutan udara, sedangkan 1 provinsi lainnya stabil," pungkasnya.
Â
Inflasi pada Maret 2024
Sebelumnya diberitakan, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Indonesia mencapai 0,52 persen pada Maret 2024 secara bulanan atau secara month to month (mtm). Angka inflasi ini lebih tinggi dari Februari 2024 sebesar 0,37 persen. Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti mengatakan, sementara inflasi pada Maret 2024 mencapai 3,05 persen secara tahunan atau year on year, dan secara tahun kalender year to date terjadi inflasi sebesar 0,93 persen.
"Pada Maret 2024 terjadi inflasi sebesar 0,52 persen secara bulanan atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen IHK dari 105,58 pada Februari 2024 menjadi 106,13 pada Maret 2024," kata Amalia dalam konferensi pers BPS, Senin (1/4/2024).
BPS mencatat, tingkat inflasi bulanan Maret 2024 relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu.
Adapun kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari makanan minuman dan tembakau dengan laju inflasi sebesar 1,42 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,41 persen, dengan komoditas penyumbang utama inflasi adalah telur ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,09 persen, daging ayam ras dengan adil inflasi sebesar 0,09 persen, beras dengan adil inflasi sebesar 0,09 persen, cabai rawit dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen, serta bawang putih dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen.
"Pada kelompok makanan minuman dan tembakau juga terdapat komoditas yang memberikan andil deflasi, di antaranya adalah cabai merah dan tomat yang memberikan andil deflasi masing-masing sebesar minus 0,02 persen," ujarnya.
Selanjutnya, secara sebaran inflasi bulanan menurut wilayah, tercatat sebanyak 34 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi, sedangkan 4 lainnya mengalami deflasi. "Inflasi tertinggi sebesar 1,07 persen terjadi di provinsi Sulawesi Utara, deflasi terdalam terjadi di Provinsi Maluku sebesar 0,46 persen," pungkasnya.
Advertisement
Rupiah Tertekan ke 15.880 per Dolar AS di Tengah Penantian Inflasi Maret 2024
Sebelumnya diberitakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami tekanan pada pada perdagangan di awal pekan dan awal bulan ini. Rupiah mengalami penurunan di tengah penantian rilis angka inflasi Indonesia pada hari ini.
Pada Senin (1/4/2024), nilai tukar rupiah turun 23 poin atau 0,15 persen menjadi 15.880 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 15.857 per dolar AS.
"Hari ini Badan Pusat Statistik akan merilis data inflasi pada Maret 2024," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, dikutip dari Antara.
Inflasi Maret 2024 diperkirakan berkisar 0,58 persen month on month (mom) atau 3,11 persen year on year (yoy), terutama disebabkan oleh inflasi bahan makanan sejalan dengan peningkatan permintaan pada masa Ramadhan.
Meskipun rupiah diperdagangkan sideways dan dalam rentang yang terbatas, kinerja pasar obligasi domestik cenderung membaik pada Kamis (28/3).
Imbal hasil (yield) surat berharga negara (SBN) benchmark turun 3-5 basis poin (bps). Pekan lalu, yield obligasi Pemerintah Indonesia tenor 10 tahun meningkat sebesar 4 bps di tengah depresiasi rupiah.
Pekan lalu, rata-rata harian volume perdagangan obligasi pemerintah tercatat Rp24,11 triliun, lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya, yang mencatat rata-rata Rp19,43 triliun.
Â
Kepemilikan Asing pada Obligasi
Kepemilikan asing pada obligasi Pemerintah Indonesia turun Rp1,2 triliun menjadi Rp809 triliun atau sebesar 14,22 persen dari total beredar pada 27 Maret 2024.
Sementara itu, angka produk domestik bruto (PDB) AS kuartal IV-2023 direvisi. PDB AS direvisi naik menjadi 3,4 persen secara kuartalan (quarter over quarter) dibandingkan 3,2 persen pada kuartal yang sama tahun sebelumnya, mengindikasikan bahwa kondisi perekonomian AS yang lebih solid dari perkiraan sebelumnya.
Apresiasi dolar AS juga didukung oleh kepercayaan konsumen yang lebih kuat. U Mich Sentiment pada Maret 2024 naik menjadi 79,4, tertinggi dalam tiga tahun terakhir, mencerminkan permintaan konsumen yang kuat.
Josua memperkirakan kurs rupiah bergerak di rentang 15.850 per dolar AS sampai dengan 15.950 per dolar AS.
Advertisement