Profil Jim Simons, Investor Legendaris dan Miliarder Pelopor Investasi Kuantatif

Investor dan ahli matematika Jim Simmons tutup usia pada 10 Mei 2024. Berikut profil investor dan pendiri dana lindung nilai tersukses sepanjang masa.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Mei 2024, 10:31 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2024, 10:31 WIB
Pendiri Simons Foundation sekaligus, investor dan ahli matematika yang mendirikan dana lindung nilai kuantatif paling sukses sepanjang masa yakni James Harris Simons atau Jim Simons. (Foto: simonsfoundation.org)
Pendiri Simons Foundation sekaligus, investor dan ahli matematika yang mendirikan dana lindung nilai kuantatif paling sukses sepanjang masa yakni James Harris Simons atau Jim Simons. (Foto: simonsfoundation.org)

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Simons Foundation sekaligus investor dan ahli matematika yang mendirikan dana lindung nilai kuantatif paling sukses sepanjang masa yakni James Harris Simons atau Jim Simons meninggal dunia pada Jumat, 10 Mei 2024. Ia meninggal dunia pada usia 86 tahun di New York City.

Kabar duka cita tersebut diumumkan di situs yayasan Simon Foundation yang dikutip Minggu (12/5/2024).

Jim Simmons dikenal seorang ahli matematika, legenda dalam investasi kuantatif dan seorang dermawan yang menginspirasi. Bersama istrinya, Chairman Simon Foundation, Marilyn Simons telah sumbangkan miliaran dolar Amerika Serikat untuk ratusan kegiatan filantrofi terutama yang mendukung penelitian dan pendidikan matematika serta sains, demikian dikutip dari simonsfoundation.org.

Pada 1994, pasangan ini mendirikan Simons Foundation yang mendukung ilmuwan dan organisasi di seluruh dunia dalam memajukan penelitian di bidang matematika dan ilmu-ilmu dasar.

Jim aktif dalam pekerjaan di Simons Foundation hingga akhir hayatnya. Keingintahuan dan Hasrat seumur hidup terhadap matematika dan sains dasar menjadi inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya. Ia bertekad untuk membuat perbedaan yang berarti dalam tingkat dukungan yang diterima matematika dan ilmu-ilmu dasar di Amerika Serikat, terutama dengan mensponsori proyek-proyek yang penting tetapi tidak mungkin mendapatkan pendanaan di tempat lain.

"Jim adalah pemimpin luar biasa yang melakukan pekerjaan transformatif dalam bidang matematika dan mengembangkan perusahaan investasi terkemuka dunia,” ujar Presiden Simons Foundation David Spergel.

Ia menambahkan, bersama Marilyn Simons, Jim menciptakan sebuah organisasi yang telah berdampak besar dalam matematika, sains dasar, dan pemahaman tentang autisme.

Jim seiring menuturkan, kalau dirinya melewati tiga fase dalam kehidupan profesionalnya yakni matematikawan, investor dan dermawan. Adapun Jim Simmons meninggalkan seorang istri, tiga anak, lima cucu dan seorang cicit.

Menarik untuk diketahui profil investor legendaris Jim Simons yang dikutip dari New York Times:

Profil Jim Simons

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

James Harris Simons lahir pada 25 April 1938 di Cambridge, Mass. Ia anak tunggal dari Matthew Simons, manajer umum sebuah pabrik sepatu dan Marcia.

Ia seorang yang berbakat dalam matematika, dan menyelesaikan pendidikan sarjananya di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan baru berusia 23 tahun saat menerima gelar doktor dari University of California, Berkeley.

Mulai 1964, Simons mengajar di MIT dan Harvard University sekaligus bekerja sebagai pemecah kode Soviet di Institute for Defense Analyses, sebuah kelompok nirlaba yang didanai pemerintah federal. Namun, ia diberhentikan dari institute tersebut pada 1968 karena secara terbuka mengungkapkan pandangan kuat anti-perang Vietnam.

Selama dekade berikutnya, ia mengajar matematika di Universitas Stony Brook di Long Island, bagian dari University of New York dan menjadi ketua departemen matematiknya. Saat menjalankan departemen itu, ia memenangkan hadiah tertinggi nasional dalam bidang geometri pada 1975.

Kemudian pada 1978, ia meninggalkan karier ilmiahnya dan mendirikan Monemetrics, sebuah perusahaan investasi yang berkantor di pusat perbelanjaan kecil di Setauket, sebelah timur Stony Brook di North Shore of Long Island.

Mengutip Investopedia, Simons menyadari pengenalan pola dapat diterapkan pada perdagangan di pasar keuangan dan mengembangkan sistem dengan model kuantatif.  Bahkan ia pun akhirnya dikenal sebagai Raja Quant.

 

Terjun ke Pasar Saham

Wall Street
Pedagang bekerja di New York Stock Exchange, New York, 10 Agustus 2022. (AP Photo/Seth Wenig, file)

Ia belum pernah mengambil kursus keuangan dan menunjukkan minat yang lebih dari sekadar minat terhadap pasar.

Namun, ia yakin dia dan tim kecilnya yang terdiri dari ahli matematika, fisikawan, dan ahli statistic terutama mantan rekan universitas dapat menganalisis data keuangan, identifikasi tren pasar dan melakukan perdagangan yang menguntungkan.

Usai empat tahun, Monemetrics berganti nama menjadi Renaissance Technolgies Pada 1982, Renaissance Technologies dan Medallion Fund berdiri. Simons dan staf-nya yang terdiri dari mantan sarjana awalnya fokus pada mata uang dan komoditas.

Setiap jenis data yang ada, laporan berita tentang kerusuhan politik di Afrika, statistic bank dari negara-negara kecil di Asia, kenaikan harga kentang di Peru, dimasukkan ke dalam komputer canggih untuk mengumpulkan pola-pola yang memungkinkan Renaissance secara konsisten hasilkan keuntungan tahunan yang sangat besar.

Namun, keuntungan sesungguhnya datang ketika Renaissance terjun ke pasar saham, pasar yang jauh lebih besar dibandingkan mata uang dan komoditas.

Sebelumnya kutu buku matematika di Renaissance dan metode kuantatifnya mendapatkan cemoohan dari manajer kekayaan di wall street. Beberapa kali metodologi Simon menyebabkan kesalahan yang merugikan. Perusahaannya memakai program komputer untuk membeli begitu banyak kentang berjangka Maine sehingga hampir menguasai pasar.

 

Hindari Pembayaran Pajak

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Hal ini mendapatkan tentangan dari Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi, badan pengatur yang bertanggung jawab atas perdagangan berjangka. Akibatnya Simons harus menjual investasinya dan kehilangan potensi keuntungan yang besar.

Namun, sering kali dia sukses sehingga masalah terbesarnya adalah menyembunyikan perdaganan dan teknik penelitian dari pesaing.

Namun, Renaissance Technologies juga mendapatkan sorotan oleh the Senate Permanent Subcommittee on Investigations karena memakai derivatif keuangan untuk menyamarkan perdagangan sehari-hari sebagai keuntungan modal jangka panjang.

“Renaissance Technolgies mampu hindari pembayaran pajak lebih dari USD 6 miliar,” ujar Senator dari Partai Republik, John McCain.

Dana Kelolaan

Mengutip Investopedia, Renaissance Technolies mengelola dana USD 55 miliar pada 2022. Medallion-fund, sebuah strategi black box yang hanya terbuka bagi pemilik dan karyawan Renaissance bernilai USD 10 miliar. Jim Simons menjabat sebagai Chairman dan CEO Renaissance Technologies hingga pensiun pada 2010.

Pada 2011, yayasannya memberikan USD 150 juta kepada Stony Brook University, dengan sebagian besar dana dipakai untuk penelitian di bidang ilmu kedokteran. Pada saat itu, itu adalah hadiah terbesar yang pernah diberikan dalam sejarah Stony Brook University.

Tahun lalu, yayasan itu mengungguli pemberian tersebut dengan sumbangan USD 500 juta, kepada Stony Book yang menyebutnya sebagai sumbangan dana abadi tak terbatas terbesar kepada lembaga pendidikan tinggi dalam sejarah Amerika Serikat.

Mengutip CNBC, merintis model matematika dan algoritma untuk membuat keputusan investasi, Simons meninggalkan rekam jejak di Renaissance Technologies yang saingi legenda Warren Buffett dan George Soros. Medallion Fund andalannya menikmati pengembalian tahunan sebesar 66 persen antara 1988-2018, menurut buku Gregory Zuckerman “The Man Who Solved the Market”.

Total Kekayaan

Berdasarkan data Forbes, pada 2022, Jim Simons berada di peringkat ke-48 dalam daftar miliarder Amerika Serikat dengan nilai kekayaan USD 29 miliar atau sekitar Rp 465,49 triliun.

Seiring bertambahnya usia dan kekayaan, Simons menikmati gaya hidup mewah. Ia membeli kapal pesiar senilai USD 100 juta, membeli apartemen di Fifth Avenue di Manhattan dan memiliki Perkebunan seluas 14 hektar di East Setauket. Sebagai seorang perokok berat, ia menolak mematikan rokoknya di kantor dan di konferensi, bahkan rela bayar denda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya