Liputan6.com, Jakarta - Seorang warganet atau netizen meluapkan kekecewaannya terhadap kinerja Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya yang dinilai kurang profesional dalam melayani masyarakat. Adalah Lachlan Gibson yang menyampaikan keluh kesahnya lewat rekaman video hingga viral di media sosial.
Terkait hal ini, Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Pol Latif Usman pun bertindak cepat. Lachlan Gibson langsung diundang ke Polda Metro Jaya untuk berdialog pada Senin (18/11/2024) kemarin.
Advertisement
Baca Juga
"Ya, jadi tadi saya sudah bertemu di ruangan dengan yang bersangkutan," kata Latif kepada wartawan, Senin.
Advertisement
Latif mengakui, ada pelanggaran standar operasional prosedur (SOP) yang dilakukan oleh anak buahnya saat menangani laporan yang dilayangkan pria tersebut. Terlepas dari itu, Latif berjanji akan menindaklanjuti laporannya.
"Dan saya tentunya di depannya juga sekali lagi ada prosedur yang salah di saya, saya akui. Jadi pada saat menerima laporan, ada yang salah di saya dan sehingga ini akan segera kita tindak lanjuti," ujar Dirlantas.
Perwira menengah Polri ini mengapresiasi sikap Lachlan Gibson yang lantang menyampaikan kritik terhadap Korps Bhayangkara. Sehingga kejadian itu akan dijadikan pembelajaran agar tak terulang kembali di kemudian hari.
"Saya sangat mengapresiasi dia, dan saya sangat berterima kepada dia yang telah berani mengoreksi kelakuan daripada oknum. Ini yang saya apresiasi," ujar Latif.
"Makanya saya langsung panggil ke ruangan, saya mengapresiasi tindakan dia, nah ini kan menjadi koreksi saya," katanya menambahkan.
Lebih lanjut, Dirlantas Polda Metro Jaya juga menyampaikan permohonan maaf khususnya kepada Lachlan Gibson. Dia sekaligus mengajak masyarakat untuk berani bersuara ketika menemukan suatu pelanggaran.
"Saya juga meminta maaf kepada yang bersangkutan dan kepada seluruh masyarakat, dan saya menyampaikan kepada masyarakat jangan takut untuk menyampaikan hal yang benar. gitu intinya. Saya sangat mengapresiasi dan dia berani mengkritik, dan ini suatu untuk membuat institusi saya akan lebih baik," ujar Latif Usman.
Tindak Lanjuti Laporan Dugaan Tabrak Lari
Sementara itu, Latif mengatakan, pihaknya masih mendalami laporan dari Lachlan Gibson atas kasus dugaan tabrak lari. Dari keterangan sementara, antara korban dan terduga pelaku saat itu sempat terlibat cek-cok.
"Jadi dia terjadi selisih pendapat dengan orang, setelah terjadi perdebatan dia jalan 10 meter dia dikejar, ditabrak. gitu loh. jadi bukan tabrak lari. ini kan bukan tabrak lari, berarti ada kesengajaan orang itu mau mencelakai orang ini. kan gitu," ujar dia.
Latif mengatakan, akan berkoordinasi dengan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya untuk menyelidiki kasus ini. Karena, indikasinya bukan tabrak lari tapi penganiayaan menggunakan mobil.
"Dia ditabrak gitu kan, jadi bukan tabrak. Kalau kecelakaan kan ada kealpaannya. kalau ini kan tidak ada kealpaannya. Nah ini sedang kita periksa. nanti kalau itu memang bukan laka lantas, akan kita serahkan ke Reskrim. Karena kan sengaja berarti. dihantam. nah gitu," ucap dia.
Sebelumnya, Lachlan Gibson mencurahkan kekecewaannya kepada kepolisian hingga viral di media sosial. Dia bicara panjang lebar mengenai persoalan yang dihadapinya.
"Kepada, bapak dan ibu kepolisian RI. Saya ingin mengutarakan kekecewaan saya kepada kepolisian," kata dia seperti dikutip Senin.
Advertisement
Lapor Tabrak Lari tapi Tak Ditindaklanjuti
Lachlan mengungkapkan, hal tak mengenakkan dialami saat dia membuat laporan polisi di Subdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya yang ada di Tebet, Jakarta Selatan.
Lachlan menjadi korban kecelakaan di kawasan Sudirman pada 21 Januari 2023, di mana ia terlindas mobil, tulang tangannya sampai keluar. Laporan polisi baru dibuat dua bulan pascakejadian setelah selesai perawatan medis.
"Saya ke Gakkum Lantas Gatot Subroto, dan membuat laporan dan membawa barang bukti yang copot ketika contact terjadi. Dan responnya, 'wah, enggak bisa mas. Karena kamera ETLE atau kamera jalanan itu datanya di-reset setiap 6 jam'," ujar Lachlan.
Lachlan merasa ada yang janggal dengan pernyataan itu. Padahal, dia ingin meminta kepolisian untuk menyelidiki pelaku, tapi justru tak digubris.
"Akhirnya, sampai detik ini, enggak ada bentuk tanggung jawab sama sekali, orangnya enggak ketangkap yang nyetir mobil itu. Saya masih ingat mukanya, saya masih ingat ciri-cirinya. Tapi memang saya enggak didengar. Sampai hari ini, uang nominal lebih dari Rp100 juta sudah hilang kayak begitu saja, karena dia enggak tanggung jawab," tandas dia.
View this post on Instagram